M. Syafi'i Saragih, M.A

M. Syafi'i Saragih Guru di Pesantren Modern Al Barokah Kab. Simalungun dan Dosen di PT Di Simalungun Sumatera Utara. Buku yang sudah diterbitkan 1. Kon...

Selengkapnya
Navigasi Web
Semua Anak Hebat, Jangan Remehkan Kemampuannya

Semua Anak Hebat, Jangan Remehkan Kemampuannya

Sekali-kali jangan pernah merendahkan kemampuan anak. Sebelum kesitu, saya akan uraikan dulu kenapa terkadang orang merendahkan kemampuan orang lain. Sebetulnya banyak faktornya, tapi menurut saya yang paling utama itu ya karena hatinya belum bersih. Namun selain itu, ada faktor penentu lainnya, yaitu ketika mengukur kemampuan seseorang itu dengan kemampuan orang lain. Seharusnya, ukurlah kemampuan sesoorang itu dengan kemampuannya sendiri, lo kok begitu?.

Begini, mengukur kemampuan seseorang dengan kemampuan orang lain, menurut saya bukan jalan yang tepat. Karena bisa jadi, apa yang kita ukur itu tidak seimbang dan memang tidak layak untuk dibandingkan. Misal, anda mau mengukur kemampuan anda dalam bidang tertentu dengan anak orang lain. Katakan saja kemampuan pelajaran bahasa Inggrisnya. Nah, setelah anda ukur dan bandingkan anda benar-benar tidak puas karena anak anda ada jauh di bawahnya. Padahal, sadarkah anda, kalau bisa jadi bahwa bahasa Inggris itu bukan minat dan favoritnya?. Jangan-jangan kita yang kepingin anak kita pandai dan mahir dalam berbahasa Inggris?, sementara anak kita lebih pingin mahir dalam bahasa Indonesia, bidang sosial atau yang lainnya. Jadi, akhirnya kita membandingkan sesuatu yang sesungguhnya tidak berhubungan.

Alangkah baiknya kita mengukur kemampuannya dengan kemampuannya sendiri. Maka, akan terlihat signifikansi pergerakannya, apakah berkembangnya lambat, cepat, atau lebih cepat. Sehingga anak akan dapat berkembang dengan nyaman, tanpa ada unsur paksaan. Yakinlah bahwa kenyamanan anak kita harus menjadi prioritas utama.

Namun, saya tidak mengatakan bahwa tekanan itu tidak perlu. Tekanan itu bahkan sangat perlu agar muncul gerakan. Ini seperti teori stimulus respon. Namun, sekali lagi saya menekankan bahwa tekanan yang kita lakukan pada anak lebih pada apa yang menjadi kelebihan, motivasi, dan potensinya, bukan pada sesuatu yang di luar motivasinya.

Artikel Menarik Lainnya NENEK TUA DI UJUNG TANDUK

Lantas bagaimana kita menghargai kemampuan anak?. Yang pertama sekali adalah memantapkan cara berpikir kita bahwa semua anak memiliki kecerdasannya masing-masing, sehingga kita tidak akan pernah mengatakan anak bodoh, dan kita akan menghargai setiap kemampuan anak. Ketika anak telah melakukan sesuatu yang baik, maka berilah ia pujian, semangat dan dorongan untuk lebih maju, dan ketika ia gagal, jangan sekali-kali melemahkannya. Tetaplah beri ia semangat, dorongan, katakan padanya, “nak, kamu luar biasa, ayo kita coba lagi ya, kamu pasti bisa”. Dengan begitu, anak tidak merasa rendah dan ia merasa ada dengan kita, yang membuatnya akan berusaha melakukannya lagi. Karena, anak, dengan umurnya yang masih labil, harus terus didampingi, ia belum bisa dilepas secara mandiri seutuhnya. Karena, masanya, adalah masa dimana ia butuh pendamping yang mampu mengayominya, menodorongnya, membimbingnya, memberinya semangat, dan hal positif lainnya.

Terkadang, tanpa kita sadari dan perhatikan, sesungguhnya anak bisa melampui kemampuan apa yang kita tidak mampu. Apakah itu berupa pengetahuan atau perbuatan. Percaya?, atau anda tidak percaya?.

Baik, coba amati kehidupan anda dan anak anda sehari-hari. Terutama kehidupan yang berlangsung dalam rumah. Saya pernah mengalaminya sendiri. Suatu ketika sarapan pagi anak perempuan saya yang berumur enam tahun, Aya Shofia Saragih, bertanya kepada bundanya, isteri saya. Begini katanya;

“Oh nda kalo misalnya, ini misalnya ya bukan betulan, ada anak dia disuruh orang tuanya sholat tapi dia gak mau sholat, dinasehatin orang tuanya dia melawan, disuruh ngaji dia gak mau, itu yang berdosa anaknya apa orang tuanya nda ??? Itu misal nya ya nda ya, nggak betulan lo, abis tu kan nda kata ayah kalau anak-anak itu menjadi hafiz, artinya anak-anak nya membangun rumah di surga untuk orang tuanya, trus kalo misalnya anaknya nggak hafiz, berati orang tuanya jadi miskin dan gelandangan ya nda di surga? Karna nggak punya rumah, dah itu aja pertanyaannya sekarang nda… “

Artikel Menarik Lainnya SERVICE EXCELENT; (Pelayanan Prima)

Coba bayangkan?.. bagaimana anak seusia ini sesungguhnya sudah mampu menganalisis hal-hal yang abstrak. Itu menunjukkan bahwa anak kita itu cerdas. Dan saya yakin bahwa semua anak seperti itu. Bahkan terkadang kita sebagai orang tua tidak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan anak. Betulkan?.. hayoo ayah, bunda jujur.. hehehe.. kenapa? Ya karena sesungguhnya anak-anak kita itu cerdas apalagi ketika mereka merasa nyaman dan bahagia berada di samping kita selaku orang tuanya. Ia akan lebih bebas mengekspresikan segala kemampuan yang ada pada dirinya.

Coba sering amati kehidupan anak-anak kita di rumah. Pernah gak mendapatkan anak kita dengan senangnya datang dan menunjukkan hal-hal yang dianggapnya baru bagi dirinya?, misalnya ia datang kepada kita dan berkata,”yah.. coba lihat gambar yang ade buat?,” nah.. sesungguhnya ia sedang menunjukkan kemampuannya kepada orang tuanya. Dan ia berharap agar kita memperhatikannya. Apalagi kalau ia kita beri pujian, “ade hebat, luar biasa, ayah, bunda bangga sama kamu nak,”.. wah betapa tersanjungnya ia mendapat penghargaan terbesar dari orang tuanya. Yakinlah, penghargaan pertama yang diharapkan oleh seorang anak bukanlah dari orang lain, tapi dari ayah dan bundanya. Jangan sampai hanya karena kesibukan bekerja, momen-momen seperti ini terabaikan. Yakinlah, bahwa ketika anda memberi dukungan dan support pada anak, maka ia akan terus berusaha memberikan yang terbaik pada anda.

Sebaliknya, jika anda meremehkan kemampuan anak anda sendiri, tanpa sadar, sebenarnya anda sudah membunuh pelan-pelan kemampuan yang ada pada dirinya. Tanpa sadar pula sesungguhnya anda sudah meremehkan kemampuan anda sendiri, karena ia adalah darah daging anda, karena ia adalah potret masa kecil anda. So, ayah, bunda, jangan pernah remehkan kemampuan anak kita. Jadilah orang pertama yang melejitkan kemampuan yang ada pada anak-anak kita.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post