Kegiatan menulis di hari kedua berjalan lancar, dua kover sebelum sholat zhuhur sudah keluar. Rasa bahagia dan haru melihat kover yang telah bermunculan. Setelah sholat zhuhur dilanjutkan kembali, satu persatu kover buku peserta muncul kembali.

Suasana seperti ini membuat air mata bahagia tidak bisa terbendung lagi baik dari peserta maupun dari para panitia.

“nggak kuat saya sama sesi ini, air mata ikutan keluar” ucap buk Nia yang memandang rekan sesama panitia yang ikutan terharu dan menghapus air mata mereka.

Peserta termuda kala itu seorang siswa yang sangat cantik. Adik kecil ini masih duduk di kelas 5 SD. Salah satu SD swasta di daerah buk Nia. Gadis kecil ini tidak bisa menahan air mata kala kovernya keluar saat itu.

Kover yang bermuncul berasal dari berbagai kalangan, ada dari siswa, kasi, dari guru yang berada dari daerah terjauh dari tempat buk Nia, sehingga peserta tersebut menginap di lokasi. Dan kover penutup muncul berasal dari sang motivator kementerian tempat buk Nia bertugas, yaitu Bapak kemenagnya buk Nia. Bahagia rasanya menyaksikan ini semua.

Setelah acara penutupan, narasumber diajak berwisata melihat keelokan tempat wisata Harau. Dan yang lain beres-beres dan pulang kerumah masing-masing. Sesampai dirumah, buk Nia mandi dan melaksanakan sholat magrib bersama keluarga kecilnya.

Sidbungsu sudah terlelap, buk Nia ikutan merebahkan dirinya disamping sikecil. Entah kenapa malam ini mata Buk Nia tak mau terbuka. Rasa lelahnya betul-betul tingkat tinggi.

Begini rasanya kalau menjadi panitia dalam kegiatan sebesar ini. Setiap malam lembur untuk menyelesaikan segala keperluan, kadang air mata keluar karenanya, namun sekarang air mata itu berubah menjadi air mata bahagia dan haru melihat kesuksesan acara dan kebahagiaan para peserta. Subhanallah, semoga Allah meridhoi setiap langkahku dan teman-teman penulis yang lain... Aamiin.