syafrianti

Tinggal di Payakumbuh, mengajar di MTsN 5 Lima Puluh Kota, mengampu Mata Pelajaran IPA...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bersabarlah Wahai Yang Berprediket Orang Tua (Tantangan Gurusiana, Tantangan Hari Ke- 29)

Bersabarlah Wahai Yang Berprediket Orang Tua (Tantangan Gurusiana, Tantangan Hari Ke- 29)

Topik ini sengaja saya angkat, karena saya prihatin melihat prilaku anak-anak sekarang. Setelah ditanya dari hati ke hati ternyata masalah mereka berawal dari rumahnya. Keharmonisan dalam rumah tangga sangat menentukan kestabilan kejiwaan mereka. Seperti cerita dari beberapa teman tentang perilaku mereka.

Cerita ini berasal dari teman yang mengatakan bahwa ada seorang anak yang sering berangkat ke sekolah dengan angkot yang sama dengan dirinya menuju sekolah masing-masing. namun disuatu pagi terlihat rumah si anak digembok dari luar, dan tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Hatinya bertanya-tanya kenapa rumah tersebut digembok. Sekitar 5 km perjalanan, naiklah seorang anak yang dikenal oleh teman saya tersebut. Dengan menunduk, dia masuk ke angkot tersebut. Teman saya terus memperhatikan si anak, baju yang lusuh dan kusut dan terus tertunduk. Teman saya bertanya kepada anak tersebut, apakah dia tinggal di tempat baru itu atau bagaimana. Dan dia menjawab iya. Sebetulnya teman saya tersebut penasaran, tetapi karena angkot penuh, maka niatnya diurungkan oleh teman saya tersebut.

Ibuk guru ini terus mencari kesempatan agar bisa berbicara dengan si anak. Beberapa waku setelah itu, ada kesempatan teman saya untuk berbicara dengan si anak, ternyata dia memang tidak tinggal di rumah lamanya. Katanya ibunya di usir oleh ayahnya. Dan dia tidak tau apa masalah kedua orang tuanya itu. Kemudian dia menceritakan bahwa ibunya tinggal dirumah orang tanya untuk sementara, dan dalam waktu singkat ibunya akan mengontrak di daerah yang cukup jauh dari rumah dan sekolahnya.

Kekhawatiran tersebut membuat teman saya terus bertanya apa yang akan dia lakukan. Sesuatu hal yang mengejutkan, si anak mengatakan bahwa dia tetap tinggal di rumah keluarga sang ibu dan ibunya mengontrak bersama adiknya. Kemudian si anak mengatakan lagi bahwa dia sudah dapat pekerjaan. Jadi sepulang sekolah dia akan berkerja. Sungguh suatu hal yang mengagetkan. Entahlah, apa itu semua akan terjadi? Semoga saja tidak, teman saya berharap kedua orang tuanya bisa bersama lagi dan anak-anaknya tidak terlantar.

Ya ampun, bagaimana hati orang tua bisa berprilaku seperti ini. Seharusnya mereka memiliki rasa kesabaran yang tinggi. Perpisahan antara kedua orang tua membuat anak menjadi tidak stabil emosinya. Kasihan mereka, baru segitu seusianya harus menanggung beban hidup seperti itu. Kadang ada juga rasa salut melihat mereka bisa menghadapi semua itu. Terbukti ketika beberapa tahun yang lalu, saya memiliki seorang anak didik yang cukup pintar, ceria. Karena keceriaannya itu membuat kami majelis guru tidak mampu mendeteksi masalah sampai kondisi di rumah. Hal ini sampai ke saya karena cerita wali murid yang mengatakan bahwa mereka hidup bersama, anak-anak mereka tidak mampu belajar dengan baik, sedangkan anak tersebut hidup bersama neneknya, karena orang tuanya terpisah, bisa menjadi anak yang pintar dan ceria dalam menjalani kehidupannya.

Tidak semua anak yang mampu menerima kondisi kedua orang tuamya. Bagi mereka yang sudah mampu berpikir dewasa sebelum waktunya, akan menganggap itu masalah orang tuanya, sedangkan tugas dia hanya belajar. Itupun biasanya terjadi kepada anak yang orang tuanya masih bertanggung jawab kepada pendidikan anaknya walaupun mereka sudah hidup terpisah.

Lain halnya dengan anak yang orang tuanya hidup berpisah dan mereka tidak peduli kepada anaknya, atau hanya salah satu yang mempedulokan anaknya. anak korban keegoisan orang tua ini sering berprilaku negatif di lingkungannya. sekolah mereka bermasalah, sering berkelahi dengan teman sebaya, tidak mau kompromi, harus menuruti kemauan dirinya saja. Hal ini harus diperhatikan oleh orang tua, apa salahnya mengalah demi anak-anak mereka. Kalau masih bisa diperbaiki ya perbaiki terlebih dahulu, atau jangan bertengkar dekat anak. Itu seharusnya dilakukan oleh orang tua.

Semoga kejadian yang dialami kedua anak ini bisa berakhir dengan manis. Tidak ada lagi anak yang menjadi korban akibat ketidak sabaran orang tua dalam menjalani kehidupan ini. Semoga..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

sabar...., orang sabar badannya lebarheheh, becanda buk, orang sabar disayang Allah.....

12 Feb
Balas



search

New Post