syafrianti

Tinggal di Payakumbuh, mengajar di MTsN 5 Lima Puluh Kota, mengampu Mata Pelajaran IPA...

Selengkapnya
Navigasi Web

Hikmah dari sebuah Kenekatan

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya menulis sebuah buku. Jangankan menulis sebuah naskah buku, mengarah singkat saja merupakan hal yang paling memuakkan waktu di bangku sekolah.

Sebagai seorang guru dan juga seorang ASN, menulis merupakan hal yang wajib apabila menginginkan pangkat dan golongan akan bergerak naik terus. Oleh karena itu saya harus nekat untuk memulai, tetapi entah kapan.

Kenekatan ini berawal dari salah seorang teman sejawat yang memotivasi agar mengikuti pelatihan bersama MWC. Semangat dan motivasi dari sang motivator ini menjadi kenangan saat ini karena Beliau telah berpulang kerahmatullah. Beliau bernama Afriyaldi, S. Pd. Beliau merupakan alumni MWC di kota Padang, dan telah meninggalkan sebuah karya yang berjudul “Bisikan Cinta Tanah Kelahiran”. Beliau terus menyemangati sampai mendaftarkan saya untuk ikut di MWC ke 18 di kota Padang yang dilaksanakan pada tanggal 22-24 Maret 2019.

***

Hari yang ditunggupun tiba. Saya beserta empat orang lainnya menggunakan mobil cateran untuk berangkat ke kota Padang. Kami berjumlah 5 orang, yang hanya bermodal kenekatan mau belajar dan ingin berkarya. Yang jelas sekarang berangkat, ikuti pelatihan dengan ikhlas dan senang hati. Semangatpun muncul dalam diri, walau belum 100 %.

Nekat mengikut pelatihan dan juga nekat meninggalkan keluarga. Pagi itu, Anak saya yang berumur tiga tahun tidak mau lepas dari saya. Gadis kecilku mengikuti setiap langkah, dan menyanyai isi hati ini. Air matapun jatuh ke dalam, sesak di dada membuat diri saya tidak sanggup meninggalkannya. Namun, saya tidak mau menyerah dengan rasa seperti ini, saya pergi bukan untuk main-main, tetapi untuk belajar. Saya harus nekat membuang rasa yang berkecamuk dalam dada.

Mobil yang menjemputpun datang. Untung adikku ada dirumah dan membawa gadis kecilku untuk pergi jajan sehingga perhatiannya teralihkan dariku. Langkah kaki inipun mulai sedikit ringan melangkah masuk ke mobil yang di dalamnya sudah lengkap teman-teman sejawat yang mau berjuang menuntut ilmu belajar menulis dan bermimpi bisa menghasilkan sebuah karya.

Sumatera Barat terkenal dengan daerah penuh perbukitan dan pegunungan. Perjalanan dari Payakumbuh menuju kota Padang melewati lembah, kaki bukit dan pegunungan. Perjalanan yang cukup menyenangkan serta menyejukkan hati dan mata memandang.

Perjalanan kami melewati kab. Agam, Kota Bukittinggi yang adanya pemandangan gunung Merapi dan gunung Singgalang, melewati kota Padang Panjang, lembah anai yang ada air terjunnya disebelah kanan.

Lembah anai merupakan salah satu tempat Wisata di Sumatera Barat. Daerahnya sangat dingin karena berada diantara dua perbukitan. Gemercik air terjun bisa dirasakan oleh pengendara yang meleati tempat itu. Disana ada wisata pemandian untuk keluarga, deretan penjual oleh-oleh dan rumah makan. Sangat mengasyikkan. Namun disana kita harus hati-hati, karena daerah ini juga tergolong rawan.

Setelah melewati lembah anai kita terus menuju kab. Padang Pariaman yang disana banyak makanan khas mereka yang dijajakan di pinggir jalan. Sala, kerupuk balado, pisang rebus, telur asin. Mobil terus merangkak menjauh dan sampailah kami di kota Padang.

***

Ryat Bumi Minang Hotel disanalah saya dan rekan yang lain berkumpul selama tiga hari dua malam. Hotel berbintang ini dipilih oleh panitia untuk kami menuntut ilmu dari orang-orang hebat. Kami mengikuti acara pembukaan di aula hotel berbintang itu. Acara ini di hadiri oleh bapak Kakanwil Kemenag Sumatera Barat sekaligus memberikan materi Gerakan Literasi Bundo Kanduang di Ranah Minang. Senang sekali rasa hati karena disambut positif oleh Bapak Kakanwil.

Setelah Ashar, pemateri dari Tim Media Guru tampil dengan senyumannya. Febry Suprapto itulah namanya. Kami memanggilnya dengan sebutan Mas Febry. Kata-kata semangatpun muncul dari mulut sang motivator kami ini. Berbagai trik and trik diberikan kepada kami. Kata-kata semangatpun muncul, “sumangat” itulah yang ucapkan terus mengiang di telinga yang bisa menggerakkan hati dan jiwa. Asyiknya bersama pemateri, tidak terasa Magribpun sudah meminta kami berhenti diskusi sejenak dalam ruangan ini.

Lepas Isya, kami berkumpul kembali. Tidak kalah semangtkan pemateri kami yang kedua, beliau adalah Ceo Media Guru. Waw ternyata bapak inilah yang telah menyemangati para guru selama ini. Bapak Muhammad Ihsan menayangkan berbagai Vidio penyemangat untuk kami. Rasa haru birupun meruak dalam hatiku.

Vidio orang yang cacat fisik yang menghasilkan karya, bagaimana dengan kita yang diciptakan sempurna, mana karya kita yang bisa dibanggakan?. Vidio para senior di media guru. Perjuangan para gurupun ditayangkan. Guru-guru yang pesimis dalam menulis bisa menghasilkan suatu karya dari sebuah kenekatan dan kesungguhan. Termasuk waktu itu sebuah buku dari seorang guru dari daerah Riau.

Bapak Ihsan menjelaskan bagaiman perjuangan ibu guru cantik ini menyelesaikan bukunya. Hatiku berdesir, seperti kakak tingkat ku. Hal ini saya utarakan kepada teman sejawat saya.

“Uni, sepertinya pengarang itu kakak tingkat Ri” ucap saya

“mungkin saja, Beliaukan dari Riau” ucap Ni Yet.

“Ri sudah lama tidak berjumpa dengan kakak tersebut, Cuma wajahnya sedikit terbayang” ucap saya sambil mengingat memori kakak tingkat angkatan ’97 itu. Yossilia itu lah namanya.

Berbagai karya guru hebat terus bermunculan dihadapan kami. Semangat itupun terus meyakinkan diri ini bahwa saya harus bisa.

Kerangka dalam menulispun terus disampaikan oleh Mas Febry. Beliau mengingatkan kami terus, apa yang kami ingat tulis terus tanpa diedit. Karena menariknya materi yang disampaikan tidak terasa tiga haripun saya lewati. Dengan modal judul, out line yang harus saya kembangkan dalam waktu satu bulan ini.

Alhamdulillah target pengiriman naskah satu bulan bisa tercapai, walau banyak hambatan dalam proses pembuatan naskah. Saya tidak menyangka sedikitpun, ternyata saya bisa membuat karangan sampai beribu kata. Dengan bermodal nekat, keyakinan, senang hati, kata demi kata terus bermunculan. Apabila buntu, saya berhenti dan mengerjakan pekerjaan saya yang lain. Muncul ide lain, maka saya ambil pena dan coret-coret sedikit di buku khusus saya, sesuai dengan ide dan masukan dari sang Motivator.

Saya merasa bersyukur bisa bergabung dengan Media Guru, melalui semangat dan perjuangan dari Tim Fuso KPPL Sumbar. Tanpa mereka, saya tidak akan seperti ini. Terimakasi buat semua.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semangat yang luar biasa Bu Syafri....

20 Jun
Balas

ya bu, aku sendiri awalnya tak yakin bisa. Alhamdulillah setelah dijalani dibawah bimbingan orang-orang hebat di Media Guru jadi juga sebuah karya

01 Aug



search

New Post