syafrianti

Tinggal di Payakumbuh, mengajar di MTsN 5 Lima Puluh Kota, mengampu Mata Pelajaran IPA...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ikhlas Pembawa Ketenangan Hati (Tantangan Hari Ke- 17)

Ikhlas Pembawa Ketenangan Hati (Tantangan Hari Ke- 17)

Setiap hari Buk Nia mengerjakan aktifikatas seperti biasanya. Setiap pagi berangkat ke Madrasah tempatnya bertugas. Kali ini buk Nia mengajar di kelas IX. Topik yang dibahas kali ini kerja kelompok untuk membuat sebuah produk bioteknologi. Kegiatan murah meriah dengan perlengkapan yang sederhana. Program pembuatan tapai ubi. Ubi kayu merupakan salah satu jenis karbohidrat yang tumbuh subur di daerah tempat buk Nia mengajar. Hampir setiap pojok desa memiliki hamparan perkebunan singkong ini.

Para siswa dibagi berkelompok, sesuai jenis kelamin mereka. Hal ini sengaja dibuat buk Nia karena kebiasan siswa buk Nia, apabila digabungkan antara perempuan dengan laki-laki, maka beban tertumpu pada siswa yang perempuan. Mereka sangat semangat membagi tugas kerja dalam kelompoknya.

Setelah jam pelajaran habis, buk Nia beserta 2 temannya berangkat ketempat pelatihan yang akan diadakan besok hari. Sesuai dengan janji teman-teman yang lainnya, semua panitia bergerak menuju lokasi.

Di lokasi pelatihan, sudah berapa tiga rekan mereka. Mereka mengerjakan sholat zhuhur terlebih dahulu, baru melaksanakan diskusi dan mengerjakan beberapa tugas yang bisa dikerjakan, karena sebagian besar persiapan ruangan sudah du handel pihak hotel.

Jam sudah menunjukkan jam setengah lima sore, buk Nia pamit kepada teman-teman karena mendapat tugas dari ketua dan mengunjungi kerapat yang lahiran beberapa waktu lalu yang belum sempat di jenguk Buk Nia.

Sesampai di rumah, kedua buah hati buk Nia sudah rapi dan wangi. “Memang ayah yang tangguh” gumam buk Nia dalam hati. Mereka pun pamit ke buk Nia mau jalan-jalan sore katanya. Buk Nia mengizinkan suami dan anak-anak pergi jalan sore. Buk nia Masuk dan langsung berwuduk dan sholat Ashar. Setelah itu langsung membuka notebooknya, mulai mengutak atik membuat rekapan peserta berdasarkan tempat tugas peserta. Selesai sudah tugas, buk Nia langsung share ke ketua pelaksana. Lega satu tugas selesai, walau banyak yang masih mengantri.

Langkah kaki buk Nia berikutnya menuju rumah kerabat yang baru lahiran. Sekitar lima belas menit saja, buk Nia pulang dan mandi sore. Lima menit azan magrib pun berkumandang. Buk Nia bersama suami dan anak-anak langsung sholat berjamaah.

Tinggal satu lagi yang belum dikunjungi, teman ayah buk Nia yang suaminya meninggal pada malam sebelumnya, kebetulan teman ayah buk Nia satu kator dengan suami buk Nia sebelum suami di pindah tugaskan ke tempat sekarang ini. Hari makin larut, jam didintingpun sudah berdekak sepuluh kali. Buk Nia ingat tugasnya belum selesai. Absen peserta untuk esok ahri belum di print out. Tantangan guru sianan pun belum terangkai kata-katanya. Akhirnya buk Nia duduk manis di depan notebooknya. Pencet setiap hurup yang ada sehingga terangkai sebuah kata, kata menjadi rangkaian kaliat, dengan harapan menjadi tulisan yang memotivasi.

Hidung buk Nia ternyata tidak bisa diajak kompromi, terus meleleh tak menentu. Namun rasa capek dan lelah, alhamdulillah tidak begitu terasa. Jadwal yang cukup padat hari dijalani dengan keikhlasan dan enjoy saja, hati kita akan menjadi tenang dalam mengerjakannya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post