Payakumbuh merupakan salah satu Kota kecil yang terdapat di Sumatera Barat. Beberapa sungai melintas dan membelah daratan Payakumbuh. Salah satunya bernama Batang Agam. Sepanjang batang agam dulunya ditumbuhan pohon banbu dan pohon beringin yang sangat rindang, hal ini membuat kesan yang sangat menyeramkan dan ditakuti oleh masyarakat serta berbagai mitospun sering menyebar disana.

Kemajuan zaman sudah merubah sungai di kota ku ini. Dengan kepiawaian dan perhatian Bapak Walikota, sekarang batang agam memjadi pesona tersendiri bagi masyarakat Payakumbuh. Sepanjang batang agam yang melintas di kota Payakumbuh ini dikembangkan menjadi tempat wisata, joging, panahan, area bersepeda dan masih banyak lagi .

Masyarakat sekitarpun membawa buah hati mereka untuk bermain santai disana. Termasuk juga diri saya sendiri. Kamis sore, saya dan suami mengabulkan rengekan anak-anak untuk bermain disana. Batang agam ini hanya berjarak lebih kurang 300 m dari rumah. Tidak begitu jauh, namun bagi kami baru kali pertama mengunjungi tempat ini. Sesampai di jembatan utama kami menuju ke arah utara. Sepanjang jalan sudah dibangun taman bunga, tempat duduk untuk santai dan pohon lindung. Sekitar 150 meter dari jembatan utama kami disuguhkan oleh sebuah jembatan gantung yang menuju sebuah pulau yang sudah ditata dengan rapi. Dua buah kolam yang kemungkinan nanti menjadi pesona air mancur, ada tugu bambu runcing, tempat duduk santai yang dibuat balok-balok dengan berbagai warna. Tidak terbayangkan bagusnya area batang agam ini apabila proyek pembangunan batang agam sudah rampung.

Puas disana, kamipun mengajak anak-anak menuju kearah selatan, disana juga ada jembatan gantung yang membelah sungai tersebut. Disebrang sana berbagai macam karakter kartun dilukis dengan begitu rapinya. Area ini dimanfaatkan menjadi latar para selfi mania. Ada sebuah lapangan yang cukup luas dengan arena yang cukup menarik. Sepertinya disana merupakan arena skateboard. Betul-betul mempesona.

Terbukanya area Batang agam ini juga membuka peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Berbagai pedagang kaki limapun membuka lapaknya. Yang paling dominan dan diminati oleh para pengunjung adalah bakso bakar. Kepulan asapnya yang menggoda sangat menarik hidung dan lidah kami untuk memesannya. Lima belas tusuk bakso saja. Siap menggolah lidah kami berempat. Senjapun sudah menjelang, kamipun berangkat pulang kembali kerumah. Dengan harapan Payakumbuh menjadi lebih baik lagi. Insyaallah.