syafrianti

Tinggal di Payakumbuh, mengajar di MTsN 5 Lima Puluh Kota, mengampu Mata Pelajaran IPA...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tangisan yang dirindukan

Tangisan yang dirindukan

Pagi yang sedikit mendung, namun tamu sudah berkunjung. 

 

"Assalamu'alaikum" ucap tamu 

"Wa'laikumsalam" ucapku dan ibu 

"Siapa pula yang datang pagi-pagi begini" gumamku menuju pintu untuk membukanya 

Tamu tak terduga, menyampaikan kalau kabar kalau paman kusudah dipanggil sang khalik.

Akupun bergegas meneguk teh panas, berkemas membawa sulung yang baru berusia 2 tahun. 

Sampai dirumah duka, tetangga sudah berdatangan, penuh halaman rumah gadang itu. Ya, pamanku memang tinggal di rumah gadang khas Minang kabau. Anak ku yang cukup aktif, asyik naik turun tanggal. Karena takut dia terjatuh, aku terus mengikutinya. Cukup kesusahan diriku mengikuti langkahnya, dengan kondisi badan hamil tua yang mau menunggu hari saja.

Ba'da Zuhur, paman sudah terkubur. Akupun pulang. Sampai di rumah aku beristirahat bersama si sulung.  Lelah ku dan anak ku membuat kami terlelap. Ketika ashar aku terbangun, mandi dan sholat ashar. Menyiapkan masakan untuk suamiku. Karena biasanya lepas ashar beliau sampai di rumah. Namun setiap aku melangkah, aku merasakan sesuatu. Seperti orang buang air kecil, hal ini bertepatan dengan pulangnya suami ku. 

Sedikit cemas, akupun dilarikan ke rumah sakit ibu dan anak. Rasa sakit tidak terasa sedikitpun. Dalam antrian, cairan itu keluar terus. Apa ini? Pikiran mau melahirkan sedikitpun tidak terlintas. Aku masuk ruang periksa, dan dinyatakan aku mau melahirkan. Akhirnya infus untuk perangsang rasa sakitpun dipasang. Pengalaman pertama seumur hidup dipasang infus. Akupun iseng bertanya pada perawat yang bertugas, berapa lama reaksinya. Aku terkejut mendengar jawabannya. Sekitar jam 12 malam reaksinya.

"Ya Allah lamanyaa" ucap ku.

Namun tiba-tiba ketika suara azan Magrib berkumandang, rasa sakit yang sangat hebat terjadi. Semua heran, bahkan menyangka kami mempercepat jalannya infus. 

"Ibu percepat jalan infusnya" ucap perawat ketika itu 

"Haaa... Enggah lah" ucapku sambil menahan rasa sakit 

Suamiku setia menemani ku, dan memberi semangat. Dan seolah-olah menyranfer energi padaku. Selesai azan, suara tangisnya sangat memecahkan keheningan. Rasa sakit itu hilang. Aku dan suami tersenyum melihat kehadirannya. Selat selalu Sholehah... Ayah bunda sayang padamu .

 

 

Payakumbuh, 10 February 2021

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah.. selamat ya Bu Syafrianti semoga jadi anak penyejuk mata orang tua...aamiin

12 Feb
Balas

Aamiin... Terimakasih ya Bu

12 Feb



search

New Post