SYAFRINEL FITRA

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Peningkatan Proses Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan Model Discovery Learning Di Kelas IV SD

[email protected], [email protected]

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembelajaran tematik terpadu yang belum terlaksana dengan baik, masih dalam proses menuju penyempurnaan. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran tematik terpadu kurang terlaksana dengan maksimal. Tujuan dari penelitian ini, untuk peningkatan proses pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Discovery Learning. Jenis penelitian ini penelitian tindakan kelas menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2018/2019. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan dalam: (1) rencana pembelajaran yaitu siklus I diperoleh persentase 89% (Baik), siklus II diperoleh persentase 100% ( Sangat Baik). (2) pelaksanaan pembelajaran siklus I diperoleh persentase 84,4% (Baik), siklus II diperoleh persentase 97% (Sangat Baik). Dapat disimpulkan bahwa model Discovery Learning dapat meningkatkan proses pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar.

Kata kunci: Proses Pembelajaran Tematik Terpadu, Model Discovery Learning

IMPROVING THE INTEGRATED LEARNING PROCESS USING DISCOVERY LEARNING MODELS IN GRADE IV OF ELEMENTARY SCHOOL

Abstract

This research is motivated by integrated thematic learning that has not been well implemented, is still in the process of improving. This causes the integrated thematic learning process to be carried out to the maximum. The purpose of this study, to improve the integrated thematic learning process using the Discovery Learning model. This type of research is classroom action research using qualitative and quantitative approaches. This research was conducted in the second semester of the 2018/2019 academic year. The results of the study showed an increase in: (1) the learning plan, namely cycle I obtained a percentage of 84% (good), cycle II obtained a percentage of 100% (Very Good). (2) the implementation of learning cycle I obtained a percentage of 84,4% (good), cycle II obtained a percentage of 97% (Very Good). It can be concluded that the Discovery Learning model can improve the integrated thematic learning process in elementary schools.

Keywords: Learning Process Integrated Thematic, Model Discovery Learning

Pendahuluan

Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang dilaksankan dengan mengaitkan beberapa mata pelajaran dengan satu tema sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa

Pembelajaran tematik terpadu menurut Majid (2014:89) yaitu:

pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran terpadu yang mengguanakan tema untuk mengaitkan berbagai mata pelajaran sehingga dapa memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

Berdasarkan hasil observasi yang Peneliti lakukan pada hari Rabu , 16 Januari 2019, hari Kamis, 17 Januari 2019 di kelas IV SD Negeri 10 Bandar Buat dalam proses pembelajarannya belum memenuhi standar proses, karena masih terdapat beberapa permasalahan yang dialami oleh guru dan siswa. Dikatakan belum memenuhi standar proses karena terlihat dari segi guru bahwa: (1) dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan RPP yang ada pada buku guru, sehingga persiapan guru saat mengajar dikelas kurang maksimal seperti persiapan media, alat dan bahan ataupun model pembelajaran yang akan digunakan saat menyampaikan pembelajaran. (2) pada awal pembelajaran, guru langsung menjelaskan materi pembelajaran sehingga pelaksanaan pembelajran tidak terlihat. (3) dalam kegiatan pembelajran guru tidak memberikan pengalaman langsung dan membawa siswa langsung kesituasi nyata.

Kenyataan-kenyataan di atas berdampak terhadap siswa, diantaranya yaitu: (1) ) siswa tidak berminat untuk menyelidiki atau mengidentifikasi masalah-masalah yang akan diselesaikannya, karena minat siswa untuk belajar masih kurang. Akibatnya siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.,(2) pembelajaran menjadi kurang bermakna, karena siswa belum mengalami langsung situasi nyata tentang apa yang dipelajarinya. Siswa juga sulit menemukan prinsip, konsep atau pengetahuan yang baru, (3) materi pembelajaran yang diperoleh tidak akan tahan lama dalam ingatan dan mudah dilupakan oleh siswa karena siswa tidak diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri jawaban-jawaban atas permasalahan yang diberikannya dengan terlibat langsung saat proses pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa menjadi rendah.Cara untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan membawa siswa langsung kesituasi nyata agar tercipta proses pembelajaran yang lebih bermakna, sehingga permasalahan dalam pembelajaran dapat diatasi dengan baik dan tujuan dari kurikulum dapat tercapai. Solusinya yaitu dengan memilih dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai. Salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk mengatasi masalah tersebut adalah model Discovery Learning. Model Discovery Learning atau belajar penemuan merupakan suatu model pembelajaran yang mendorong siswa terlibat secara aktif dan memberikan kesempatan langsung kepada siswa untuk menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, dan membuktikan sendiri serta siswa mampu menemukan suatu konsep-konsep dan prinsip-prinsip baru sehingga pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa.

Menurut Hanafiah (2012:79) keunggulan model pembelajaran Discovery Learning adalah:

1) Membantu siswa untuk mengembangkan kesiapan belajar serta meningkatkan keterampilan dalam proses kognitif. 2) siswa memperoleh pengetahuan secara individual sehingga siswa dapat mengerti dan mengendap pembelajaran dalam pikirannya. 3) dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar siswa untuk belajar lebih giat lagi. 4) memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan siswa dan minat masing-masing. 5) memperkuat dan menambah kepercayaan diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada siswa dengan peran guru yang sangat terbatas.

Selanjutnya Menurut imas (2014:66) keuntungan model pembelajaran Discovery Learning adalah:

(1) pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer, (2) menimbulkan rasa senang pada siswa, (3) menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajar sendiri dalam melinatkan akalnya dan motivasi sendiri, (4) metode ini dapat membantu siswa membuat konsep dirinya,karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya, (5) berpusat pada siswa dan guru perperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan, (6) membantu siswa menghilangkan skeptisme (keraguan-karaguan

Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa model Discovery Learning dapat digunakan sebagai salah satu model pembelajaran untuk meningkatkan proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Muhammadi (2017) yang berjudul penggunaan model pembelajaran Discovery Learning untuk meningkatkan proses pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model Discovery Leraning bisa membuat proses pembelajaran siswa menjadi meningkat.

METODE

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif.

Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester II Januari-Juni tahun ajaran 2018/2019. Terdiri dari II siklus yaitu: siklus I pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 8 April 2019, dan siklus I pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019. Sedangkan siklus II dilaksanakana pada tanggal 22 April 2019. Adapun tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri 10 Bandar Buat.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri 10 Bandar buat kota Padang yang berjumlah 25 orang siswa yang terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan. Adapun yang terlibat dalam penelitian ini adalah:Penulis sebagai praktisi di kelas IV SD Negeri 10 Bandar buat kota Padang Teman sejawat sebagai pengamat dalam proses pembelajaran di kelas.

Prosedur

Prosedur penelitian ini terdiri dari 4 tahapan, yaitu: (1) tahap perencanaan terdiri dari menetapkan jadwal selama penelitian, mengkaji kurikulum 2013, mengkaji buku guru dan buku siswa,menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran . (2) tahap pelaksanaan penelitian ini berdasarkan perencanaan yang telah disusun, peneliti sebagai praktisi, guru sebagai observer, peneliti dan guru melakukan diskusi. (3) tahap pengamatan, Pengamatan dilakukan oleh guru kelas pada waktu peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran. Pengamatan dilakukan secara terus menerus dari siklus I sampai siklus II. Hasil pengamatan ini kemudian didiskusikan dengan guru kelas dan diadakan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. (4)tahap refleksi dilakukan setiap satu tindakan berakhir. Refleksi yang dilakukan meliputi: Refleksi RPP berkenaan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Discovery Learning dan refleksi aktivitas guru serta siswa dalam pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Discovery Learning.

Data, Instrument Dan Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini berupa hasil pengamatan dari setiap tindakan dalam pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Discovery Learning data tersebut berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan.

Intstrumen yang digunakan dalam penelitian ini lembar observasi .

Teknik pengumpulan data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi.

Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan data kualitatif dan kuantitatif, data yang didapat di lapangan didiskusikan dengan guru kelas kemudian di tulis dengan rapi. Model analisis data kuantitatif yaitu, data yang diperoleh dari proses belajar siswa dengan menggunakan presentasi yang dikemukakan dalam kemendikbud (2014:107)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

hasil penelitian tentang peningkatan proses pembelajaran tematik terpadu dengan model discovery learning di kelas IV SD Negeri 10 Bandar Buat Kota Padang. Bagian ini merupakan temuan hasil penelitian proses pembelajaran tematik terpadu di kelas IV semester II tahun ajaran 2018/2019 dengan menggunakan model discovery learning. Tindakan diberikan pada siswa kelas IV SD Negeri 10 Bandar Buat Kota Padang. Pelaksanaan tindakan ini terdiri dari dua siklus, dengan Tema 8 (Tempat Tinggalku), siklus I Subtema 1 (Manusia dan lingkungan) sedangkan pertemuan II siklus I subtema 2 (keunikan daerah tempat tinggalku), siklus II Subtema 3 (Aku Banggadengan DaerahTempat Tinggalku).

Siklus I Pertemuan I

Pelaksanaan siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 8 April 2019 mulai pukul 07.30-12:30 WIB, dan pertemuan II pada hari Rabu tanggal 17 April 2019 mulai pukul 07.30-12:30 WIB.

Perencanaan

Peneliti menganalisis setiap Kompetensi dasar yang akan dikembangkan dalam buku guru dan buku siswa kurikulum 2013 kelas IV tema 8 semester II. Kompetensi dasar yang akan dicapai dalam pelaksanaan penelitian ini memuat 2 mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia dan IPA. Kompetensi dasar yang akan dicapai pada pembelajaran Bahasa Indonesia adalah 3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi. 4.9 Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara lisan, tulis, dan visual. Kompetensi dasar yang akan dicapai pada pembelajaran IPA adalah 3.4 menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa dilingkungan sekitar 4.4 menyajikan hasil percobaan tentang hubungan antara gaya dengan gerak.

Pelaksanaan

Pembelajaran pada penelitian ini dilakukan melalui tiga langkah, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir dengan model Discovery Learning

Pengamatan

Penilaian RPP

Penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Discovery Learning sebagai berikut: a) Pada aspek identitas mata pelajaran, ada 4 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi sangat baik (SB). b) Pada aspek perumusan indikator pembelajaran, ada 4 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi baik (B). c) Pada aspek tujuan pembelajaran, ada 4 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi sangat baik (SB). d) pada aspek materi pembelajaran, ada 3 deskriptor yang munculdengan kualifikasi baik (B). e) pada aspek pembuktian, ada 3 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi baik (B). f) Pada aspek pemilihan media pembelajaran, ada 3 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi baik (B). g) Pada aspek metode pembelajaran, ada 2 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi cukup (C). h) Pada aspek skenario pembelajaran, ada 2 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi cukup (C). i) pada aspek penilaian auntentik ada 2deskriptor yang muncul dengan kualifikasi cukup (C) berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh observer pada pengamatan RPP siklus I pertemuan I persentase 75% dengan kriteria cukup (C).

Pengamatan Aktivitas Guru

Pengamatan proses pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Discovery Learningpada aktivitas guru sebagai berikut: (a) stimulation/pemberian rangsangan, 3 deskriptor yang munculkualifikasi baik (B). (b) problem statement/ identifikasi masalah, 4 deskriptor yang muncul kualifikasi sangat baik (SB). (c) Colecction/ pengumpulan data, 3 deskriptor yang muncul kualifikasi baik (B). (d) Data Processing/ pengolahan data, 2 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi cukup (C). (e) Verification/ pembuktian, 3 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi baik (B). (f) Generalization/ menarik kesimpulan, 3 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi baik (B). Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat terhadap aktivitas yang dilakukan peneliti dalam pembelajaran siklus 1 pertemuan 1presentase nilai aktivitas guru ini adalah 78%.

Pengamatan Aktivitas Siswa

Pengamatan proses pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Discovery Learningpada aktivitas sebagai berikut: (a) stimulation/ pemberian rangsangan, 3 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi baik (B). (b) problem statement/ identifikasi masalah, 4 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi sangat baik (SB). (c) Data Collection/ pengumpulan data, 3 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi baik(B). (d) Data Processing/ pengolahan data, 2 deskiptor yang muncul dengan kualifikasi cukup (C). (e) Verification/ pembuktian, 3 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi baik (B). Generalization/ menarik kesimpulan, 3 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi baik (B). Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran siklus 1 pertemuan 1presentase nilai aktivitas siswa ini adalah 78%.

Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan observer tentang perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran tematik terpadu tujuan yang diharapkan pada pembelajaran siklus I pertemuan I belum tercapai. Dengan demikian, upaya dalam peningkatan proses pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Discovery Learning dapat dilakukan pada langkah-langkah proses pelaksanaan pembelajaran yang akan ditargetkan pada siklus I pertemuan II. Artinya, rencana perbaikan pada siklus I pertemuan I akan diperbaiki pada siklus I pertemuan II berikutnya.

Siklus I Pertemuan II

Perencanaan

Peneliti menganalisis setiap Kompetensi dasar yang akan dikembangkan dalam buku guru dan buku siswa kurikulum 2013 kelas IV tema 8 semester 2. Kompetensi dasar yang akan dicapai pada pembelajaran Bahasa Indonesia adalah 3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi. 4.9 Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara lisan, tulis, dan visual. Kompetensi dasar yang akan dicapai pada pembelajaran IPA adalah 3.4 menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa dilingkungan sekitar 4.4 menyajikan hasil percobaan tentang hubungan antara gaya dengan gerak.

Pelaksanaan

Pelaksanaan pada penelitian ini dilakukan melalui tiga langkah, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir dengan menggunakan model Discovery Learning.

Pengamatan

Penilaian RPP

Penilaian RPP tematik terpadu menggunakan model Discovery Learning sebagai berikut: (a) identitas mata pelajaran, ada 4 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi sangat baik (SB). (b) merumuskan indikator pembelajaran, ada 4 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi sangat baik (SB). (c) menetapkan tujuan pembelajaran, ada 4 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi sangat baik (SB). (d) materi pembelajaran, ada 3 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi baik (B). (e) Pada aspek pembuktian, ada 3 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi baik (B). (f) pemilihan media pembelajaran, ada 3 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi baik (B). (g) metode pembelajaran, ada 3 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi baik (B). (h) skenario pembelajaran, ada 3 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi cukup (B) i) rencana penilaian auntentik ada 3 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi cukup (B). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh observer, pada pengamatan RPP siklus I pertemuan II persentase siklus I pertemuan II adalah 83% dengan kriteria B (baik).

Pengamatan Aktivitas Guru

Pengamatan pembelajaran tematik terpadu dengan model Discovery Learning pada aktivitas guru sebagai berikut: a) stimulation/ pemberian rangsangan, 3 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi baik (B). b) problem statemen/ identifikasi masalah, 4 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi sangat baik (SB). c) Data Collection/ pengumpulan data, 4 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi sangat baik (SB). d) Data Processing/ pengolahan data, 3 deskiptor yang muncul dengan kualifikasi baik (B). e) Verification/ pembuktian, 3 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi baik (B). f) Generalization/ menarik kesimpulan, 3 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi baik (B). Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat terhadap aktivitas yang dilakukan peneliti dalam pembelajaran siklus I pertemuan II persentase nilai aktivitas guru ini adalah 84% kualifikasi baik (B).

Pengamatan Aktivitas Siswa

Pengamatan pembelajaran tematik terpadu dengan model Discovery Learning pada aktivitas siswa sebagai berikut: a) stimulation/ pemberian rangsangan, 3 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi baik (B). b) problem statemen/ identifikasi masalah, 4 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi sangat baik (SB). c) Data Colecction/ pengumpulan data, 4 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi sangat baik (SB). d) Data Processing/ pengolahan data, 3 deskiptor yang muncul dengan kualifikasi baik (B). e) Verification/ pembuktian, 3 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi baik (B). f) Generalization/ menarik kesimpulan, 3 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi baik (B). Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran siklus 1 pertemuan II presentase nilai aktivitas siswa ini adalah 84% kualifikasi baik (B).

Refleksi

Berdasarkan pengamatan perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dari aktivitas guru dan siswa serta hasil belajar siswa siklus I pertemuan II masih terdapat kekurangan-kekurangan . jadi penerapan model Discovery Learning pada proses pembelajaran tematik terpadu masih belum terlaksana dengan maksimal. Dengan demikian, penelitian proses pembelajaran dengan model Discovery Learning ke siklus II.

Siklus II

Perencanaan

Peneliti melakukan analisis setiap kompetensi dasar yang akan dikembangkan dalam buku guru dan siswa kurikulum 2013 kelas IV semester II. Kompetensi dasar yang akan dicapai pada pembelajaran Bahasa Indonesia adalah 3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi. 4.9 Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara lisan, tulis, dan visual, 3.10 membandingkan watak setiap tokoh pada teks fiksi, 4.10 menyajikan hasil membandingkan watak setiap tokoh pada teks fiksi secara lisan, tulisan dan visual. Kompetensi dasar yang akan dicapai pada pembelajaran IPA adalah 3.4 menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa dilingkungan sekitar 4.4 menyajikan hasil percobaan tentang hubungan antara gaya dengan gerak.

Pelaksanaan

Pelaksanaan pada penelitian ini dilakukan melalui tiga langkah, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir dengan menggunakan model Discovery Learning.

Pengamatan

Penilaian RPP

Penilaian RPP tematik terpadu menggunakan model Discovery Learning sebagai berikut: a) identitas mata pelajaran, 4 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi sangat baik (SB). b) merumuskan indikator pembelajaran, ada 4 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi sangat baik (SB). c) menetapan tujuan pembelajaran, ada 4 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi sangat baik (SB). d) materi pembelajaran, ada 4 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi sangat baik (SB). e) pemilihan sumber belajar, ada 4 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi sangat baik (SB). f) pemilihan media pembeljaran, ada 4 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi sangat baik (SB). g) metode pembelajaran, ada 4 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi sangat baik (SB). h) skenario pembelajaran, ada 4 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi sangat baik (SB) i) rencana penilaian auntentik ada 4 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi sangat baik (SB). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap peneliti, persentase nilai RPP siklus II adalah 100% dengan kriteria sangat baik (SB).

Pengamatan Aktivitas Guru

Pengamatan pembelajaran tematik terpadu dengan model Discovery Learning pada aktivitas guru sebagai berikut: a) stimulation/ pemberian rangsangan, 4 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi sangat baik (SB). b) problem statemen/ identifikasi masalah, 4 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi sangat baik (SB). c) Data Colecction/ pengumpulan data, 4 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi sangat baik (SB). d) Data Processing/ pengolahan data, 4 deskriptor yang muncul kualifikasi sangat baik (SB). e) Verification/ pembuktian, 3 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi baik (B). f) Generalization/ menarik kesimpulan, 4 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi sangat baik (SB). Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat terhadap aktivitas yang dilakukan peneliti dalam pembelajaran siklus II nilai aktivitas guru adalah 97% dengan kualifikasi sangat baik (SB).

Pengamatan Aktivitas Siswa

Pengamatan pembelajaran tematik terpadu dengan model Discovery Learning pada aktivitas siswa sebagai berikut: a) stimulation/ pemberian rangsangan, 4 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi sangat baik (SB). b) problem statemen/ identifikasi masalah, 4 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi sangat baik (SB). c) Data Colecction/ pengumpulan data, 4 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi sangat baik (SB). d) Data Processing/ pengolahan data, 4 deskiptor yang muncul dengan kualifikasi sangat baik (SB). e) Verification/ pembuktian, 3 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi baik (B). f) Generalization/ menarik kesimpulan, 4 deskriptor yang muncul dengan kualifikasi sangat baik (SB). hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran siklus II presentase nilai aktivitas siswa ini adalah 97% dengan kualifikasi sangat baik (SB).

Refleksi

Berdasarkan pengamatan pelaksanaan pembelajaran dari aktivitas guru dan siswa siklus II menunjukkan bahwa penerapan model Discovery Learning pada proses pembelajaran tematik terpadu sudah meningkat dan terlaksana dengan baik. Dengan demikian, penelitian proses pembelajaran model Discovery Learning tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.

PEMBAHASAN

Pembahasan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan I dan II sudah ada yang sesuai dengan RPP yang direncanakan. Namun masih belum sepenuhnya terlaksana secara maksimal. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan teori yang telah direncanakan. Hal ini sudah sesuai dengan langkah-langkah model discovery learningmenurut Kurinasih dan Sani (2014: 69): (1) stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan), (2) problem statement (pernyataan/identifikasi masalah), (3) data collection (pengumpulan data), (4) data processing (pengolahan data), (5) verification (pembuktian), (6) generalization (menarik kesimpulan/ generalisasi).

1) Data Collection (Pengumpulan Data). Pada langkah ini guru belum meminta siswa memberikan pendapatnya dengan memperhatikan gambar dengan saksama, sehingga siswa tidak memberikan pendapatnya dengan memperhatikan gambar dengan saksama.Hal ini menyebabkan langkah data collection(pengumpulan data) masih ada yang belum terlaksana dengan baik. Menurut Syah (dalam Kemendikbud, 2014: 32) bahwa “Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis”. Untuk pelaksanaan pembelajaran pertemuan selanjutnya guru sebaiknya jangan melawati setiap langkah demi langkah agar siswa juga belajar dengan baik dibawah bimbingan guru.

2)Data Processing (Pengolahan Data) pada langkah ini guru belum meminta siswa mengolah data tentang permasalahan yang ada dan guru tidak memberikan motivasi untuk bekerja sama dalam dikusi dengan teman sebangku sehingga siswa kurang bersemangat dalam diskusi kelompok. Hal ini menyebabkan langkah data processing (pengolahan data) masih ada yang belum terlaksana dengan baik. Menurut Djamarah(dalam Kemendikbud, 2014: 32) bahwa “Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu”. Untuk itu sebaiknya pada pertemuan berikutnya guru melaksanakan semua langkah agar siswa bersemangat dalam pembelajaran.

3) Verification (Pembuktian) pada langkah ini guru belum meminta siswa untuk menyempurnakan hasil kerja berdasarkan tanggapan dan saran untuk yang tampil sehingga siswa tidak menyempurnakan hasil kerjanya. Hal ini menyebabkan pada langkah verification (pembuktian) masih ada yang belum terlaksana dengan baik. Menurut Syah(dalam Kemendikbud, 2014: 33) bahwa “Pada tahap verification siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing”.Sebaiknya pada pertemuan selanjutnya guru jangan melawati setiap langkah demi langkah agar siswa juga belajar dengan baik dibawah bimbingan guru.

4 Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi) pada langkah ini guru tidak memberikan penguatan kepada siswa sehingga motivasi siswa untuk belajar masih kurang. Menurut Usman (2015 : 80) “Penguatan dalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi sipenerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu dorongan ataupun koreksi”. Untuk pertemuan selanjutnya sebaiknya guru memberikan penguatan kepada siswa agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 dan 2 sudah sesuai dengan RPP yang direncanakan. Namun masih belum sepenuhnya terlaksana secara maksimal. Adapun kekurangan-kekurangan yang terdapat padak siklus I sebagai berikut: 1) Kemendikbud, (2014: 32) menjelaskan “pada tahap stimulation siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan tanda tanya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah”. Untuk pelaksanaan pembelajaran pertemuan selanjutnya guru sebaiknya jangan melawati setiap langkah demi langkah agar siswa juga belajar dengan baikdi bawah bimbingan guru.

2) Data Processing (Pengolahan Data) pada langkah ini guru belum memberikan motivasi untuk bekerja sama sehingga siswa kurang bersemangat dalam diskusi kelompok. Hal ini menyebabkan langkah data processing (pengolahan data) masih ada yang belum terlaksana dengan baik. Menurut Djamarah(dalam Kemendikbud, 2014: 32) bahwa “Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu”. Sebaiknya pada pertemuan berikutnya guru melaksanakan semua langkah agar siswa bersemangat dalam pembelajaran.

3) Verification (Pembuktian) pada karakteristik ini guru menginformasikan bahwa pada saat tampil masing-masing memperhatikan apa yang disampaikan yang sedang presentasi sehingga masih siswa lain yang tidak memperhatiakan yank tampil. Hal ini menyebabkan pada langkah verification (pembuktian) masih ada yang belum terlaksana dengan baik. Menurut Syah(dalam Kemendikbud, 2014: 33) bahwa “Pada tahap verification siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing”.Sebaiknya pada pertemuan selanjutnya guru jangan melawati setiap langkah demi langkah agar siswa juga belajar dengan baik di bawah bimbingan guru.

4) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi) pada langkah ini guru masih belum memberikan penguatan kepada siswa. Menurut Winataputra (2004:7.30) penguatan bertujuan untuk “(1)meningkatkan perhatian siswa dan membangkitkan motivasi siswa, (2)memudahkan siswa belajar, (3) Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa, (4) menumbuhkan rasa percaya diri pada diri siswa (5)memelihara iklim kelas yang kondusif ”. Untuk pertemuan selanjutnya sebaiknya guru memberikan penguatan kepada siswa agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

Pembahasan pelaksanaan pembelajaran Siklus II

Sedangkan Proses pembelajaran pada siklus II pembelajaran tematik terpadu tema 8 dengan menggunakan model Discovery Learning sudah terlaksana dengan baik. Dapat dilihat dari:

Guru sudah mampu memberikan masalah yang dekat dengan kehidupan peserta didik sehingga peserta didik dapat dengan mudah menemukan solusi dari masalah tersebut. Dan peserta didik sudah mampu menyimpulkan pembelajarannya.

Guru sudah mampu memotivasi peserta didik dalam belajar. Dan guru sudah mampu membangkitkan keercayaan diri sehingga hampir semua peserta didik sudah berani untuk maju kedepan kelas untuk menjelaskan isi yang telah dikerjakan.

Guru sudah mampu membangkitkan keercayaan diri sehingga hampir semua peserta didik sudah berani untuk maju kedepan kelas untuk menjelaskan isi yang telah dikerjakan.

Guru sudah mampu untuk memanajemen waktu dengan baik sehingga semua langkah pembelajaran yang terdapat pada RPP sudah terlaksana pada proses pembelajaran.

Berdasarkan data hasil pelaksanaan proses pembelajaran, maka hasil pengamatan aktifitas guru pada siklus I pertemuan 1 adalah 78% dengan kriteria cukup meningkat pada siklus I pertemuan 2 menjadi 84% dengan kriteria baik dan pada siklus II meningkat menjadi 97% dengan kategori sangat baik. Sedangkan pengamatan aspek siswa siklus I pertemuan 1 adalah 78% dengan kriteria cukup meningkat pada siklus I pertemuan 2 menjadi 84% kategori baik dan pada siklus II meningkat menjadi 97% kriteria sangat baik.

KESIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.

112

Rencana pelaksanaa pembelajaran tematik terpadu dikelas IV SD menggunakan model discovery learning yang komponen penyusunannya terdiri dari komponen inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, metode pembelajaran, media/alat dan sumber pembelajaran, serta penilaian pembelajara. Rencana pelaksanaan pembelajaran dirancang oleh peneliti yang berperan sebagai guru di kelas IV SD Negeri 10 Bandar Buat Padang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian RPP siklus I pertemuan I diperoleh nilai 75% dengan kwalifikasi cukup (C), meningkat pada siklus I pertemuan II yang diperoleh dengan nilai 83% dengan kwalifikasi baik (B) karena perumusan indikator sudah mengandung kata kerja operasional, pemilihan media sudah sesuai dengan materi pembelajaran dan sudah sesuai dengan model discovery learning. Peningkatanpun terjadi pada siklus II menjadi 100% denga kwalifikasi sangat baik (SB) karena pemilihan materi sudah sesuai dengan karakteristik siswa, pemilihan sumber belajar sudah sesuai dengan model discovery learning, pemilihan sumber belajar sudah sesuai dengan karakteristik siswadan dalam RPP sudah terdapat alokasi waktu pada setiap kegiatan pembelajaran

2. Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu menggunakan model discovey learning terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti pembelajaran dan kegiatan penutup. Pelaksanaan proses pembelajaran dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah model didcovery learning. berdasarkan pengamatan yang dilakukan menggunakan lembar pengamatan aspek guru dan aspek siswa menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran belum maksimal. Hal ini terlihat dari lembar pengamatan aktivitas guru pada siklus I pertemuan I memperoleh presentase 78% dengan kualifikasi cukup (C), dan aktivitas siswa memperoleh presentase 78% dengan kualifikasi cukup (C). Meningkat pada siklus I pertemuan II yaitu lembar pengamatan aktivitas guru memperoleh presentase 84,4% dengan kualifikasi baik (B), dan aktivitas siswa mendapat presentase 84,4% dengan kualifikasi baik (B). Peningkatan terjadi pada siklus II yaitu lembar pengmatan pada aktivitas guru memperoleh presentase 97% dengan kualifikasi sangat baik (SB), dan lembar pengamatan aktifitas siswa memperoleh presentase 97% dengan kualifikasi sangat baik (SB). Berdasarkan hal ini dapat terlihat proses pembelajaran tematik terpadu menggunakan model discovery leraning mengalami peningkatan dimulai dari siklus I sampai Siklus II.

Saran

Berdasarkan hasil penelitiian dan pembahasan serta simpulan yang diperoleh, dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Perencanaan, guru diharapkan dapat merancang pelaksanaan proses pembelajaran tematik terpadu denga model discovery leraning, karena pemilihan model discovery leraning merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan proses pembelajaran tematik terpadu.

2. Pelaksanaan, diharapkan guru dapa melaksanakan pembelajaran tematik terpadu dengan model dicovery leraning, selain itu guru diharapkan mampu membimbing siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berlangsung secara menyeluruh dan terarah sesuai dengan RPP yang dirancang.

DAFTAR RUJUKAN

Nanang, Hanafiah. 2012. Konsep strategi pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama

Abdul, Majid. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya

Imas, Kurniasih dan Berlin Sani. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena

Reinita, dkk. (2018). Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran PKN Menggunakan Model Picture And Picture di Kelas IV SD, diakses tanggal 10 Januari 2019

Machali, Imam. (2014). Kebijakan perubahan kurikulum 2013 dalam menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045. Jurnal pendidikan islam fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan Uin sunan kalijaga Yogyakarta. Vol.3, No.1, hal. 71-92, diakses tanggal 10 januari 2019

Arikunto, Suharsimi . 2012 .Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post