SYAFRUDDIN, S.Pd,MM

Syafruddin, S.Pd, MM., lahir pada tanggal 8 April 1970 di Rao Kab...

Selengkapnya
Navigasi Web
BEGINILAH RASANYA JADI KEPALA SEKOLAH

BEGINILAH RASANYA JADI KEPALA SEKOLAH

“Ini Nez Academy. Aku yang buat kurikulumnya, aku kepala sekolahnya,” papar Agnes Monica. Begitulah, menjadi kepala sekolah sesuatu yang luar biasa bagi seorang Agnes Monica, artis kondang Indonesia. Dia rela meninggalkan banyak aktifitas demi menjadi kepala sekolah. Karena menurutnya, kepala sekolah pekerjaan yang prestisius dan menantang.

Seorang ahli pendidikan, De Roche, misalnya me­nge­mu­ka­kan bahwa tidak ada sekolah yang baik tanpa kepala sekolah yang baik. Kepala sekolah baik itu harus paham psikologi anak, kurikulum, manajemen, dan pengembangan SDM untuk membuat sekolahnya menjadi berkualitas. Dia baik hati, tidak sombong, ramah namun berwibawa, luwes tapi tegas. Juga transparan mengelola keuangan agar tidak terjadi korupsi. Pemerintah telah mengeluarkan dua aturan main tentang kepala sekolah yaitu Permendiknas No. 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah dan Permendiknas No. 28 tahun 2010 tentang Pe­nugasan Guru sebagai Kepala Se­ko­lah.

Lantas, bagaimana pula jabatan kepala sekolah di mata orang banyak? Jawabannya beragam. Kalau berpandangan positif, maka jabatan kepala sekolah itu hanya mampu disandang oleh orang yang memiliki standar sesuai dengan permendiknas di atas, baik dari segi kualifikasi akademik, masa dinas, kepangkatan dan kompetensi. Ini pandangan prestisius.

Tetapi bila memandang dari segi negatif, yang dilihat justru sisi buruknya perilaku dari oknum. Penilaiannya menggeneralisir, menyamaratakan. Sorotan utama terletak pada sepak terjang kepala sekolah dalam bermain anggaran sekolah, misalnya pungutan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Pengelolaan Dana Komite, Dana BOS ataupun Bansos. Sorotan lainnya pada prilaku hidup mewah, ekslusif, ongeh (sombong) dan membatasi pergaulan.

Mungkin sering orang bertanya, bagaimanakah rasanya jadi kepala sekolah itu? Jawabannya manis-manis pahit, kecut bahasa lainnya. Ibarat sebuah konfigurasi rasa, rasa itulah yang dominan. Mendominasi rasa lainnya. Misalnya, bila kita membuat suatu program sekolah, bukannya didukung malah dihajar. Kita bikin sate dikira buat miso, kalau ini sih lumayan bisa dimakan. Tapi sering, kita buat sate dikira sedang bikin racun.

Terkadang kita seperti bika (kue panggang), api membakar dari atas sementara bara memanggang dari bawah. Kita terjepit ditengahnya. Aturan main harus ditegakkan sementara di lapangan, kalau itu dilakukan juga bisa buncah urang kasado e (bikin heboh dan gaduh).

Kalau tahun pelajaran baru tiba, masa PPDB, maka telepon tak putus berdering. Tamu datang tak ada putusnya. Memo sudah saungguak gadang (bertumpuk-tumpuk) di atas meja. Semua datang dengan berbagai ekspresi dan pressure, mulai dari memelas, mengancam, memaki sampai dengan menggebrak meja.

Bila ujian nasional (UN) dilaksanakan semua orang angkat bicara, kebanyakan menuding. Saat UN diumumkan, kepala sekolah dag dig dug. Kalau banyak yang tak lulus, maka hukuman sudah menanti. Biasanya dihajar di forum-forum, dibabat di media massa dan diminta laporan khusus oleh atasan.

Tatkala tim pemeriksa kegiatan ataupun keuangan datang, dingin pula telapak tangan. Sekalipun kegiatan sudah kita laksanakan sesuai prosedur, cemas juga kita. Dalam hati bertanya-tanya, pada bagian mana kegiatan ini yang salah?

Kalau ada kejadian luar biasa di sekolah, seperti siswa berkelahi, kesurupan massal, kamalingan damam (demam) pula kita dibikinnya. Semua orang datang, mulai penegak hukum, wartawan, LSM ataupun tokoh minta keterangan dan pertanggungjawaban.

Bagaimana kalau musim mutasi datang? Kalau yang ini, kita tenang-tenang saja. Menunggu sekolah baru, atau kembali jadi guru. Karena mutasi itu memang sudah tunangannya kepala sekolah.

Tapi, walaupun manis atau pahit, jabatan itu mesti disandang, karena kita telah memilihnya. Pahit itu bukan selalu racun. Kalaulah datang rasa manis kita pun tahu betapa berharga rasa itu, walau sekejap.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terimakasih Bu Elfi Suksesi

25 Feb
Balas

Alhamdulillah. Terimakasih bu despryhati Ningsih

27 Mar
Balas

Sebuah amanah yang mulia, namun penuh tantangan

27 Feb
Balas

Sebuah amanah yang mulia, namun penuh tantangan

27 Feb
Balas

Mantap

25 Feb
Balas

Mantap

25 Feb
Balas

semangat pak,,mudah2an menjadi amal ibadah...

27 Mar
Balas

semangat pak,,mudah2an menjadi amal ibadah...

27 Mar
Balas

semangat pak,,mudah2an menjadi amal ibadah...

27 Mar
Balas



search

New Post