SYAFRUDDIN, S.Pd,MM

Syafruddin, S.Pd, MM., lahir pada tanggal 8 April 1970 di Rao Kab...

Selengkapnya
Navigasi Web
MESTIKA ZED, ‘SI MELAYU KOPI DAUN’ YANG MENGINSPRASI
Almarhum Prof. Dr. Mestika Zed dan Syafruddin, S.Pd, MM (penulis) di ruang Tunggu Bandara Internasional Minangkabau Tahun 2015 yang lalu

MESTIKA ZED, ‘SI MELAYU KOPI DAUN’ YANG MENGINSPRASI

Suatu ketika Profesor Mestika Zed menulis tesis tentang Melayu Kopi Daun. Dalam tesisnya diceritakan pada abad ke 19 masyarakat Minangkabau diperintahkan untuk menanam kopi. Bagi masyarakat Minang daun kopi lebih nikmat dari pada bijinya. Ketika itu, bila Belanda sudah kesal, dengan satu bentakan dia meneriakkan God verdomd zeg.... Melayu kopi-daun! Carut pungkang Belanda itu bunyinya kira-kira begini: “Sialan...lho, dasar Melayu kopi daun!”

Cuplikan pendek tesis Mestika Zed membuat saya terkagum-kagum. Bahasanya mengalir enak dibaca, bertutur dengan cara kekinian sehingga tidak terkesan kampusan yang kaku, dan yang lebih penting inspiratif. Menginspirasi saya menulis artikel Melayu Kopi Paste yang diterbitkan Koran Singgalang tahun 2014 yang lalu.

Ini bukan kali pertama saya tergerak hati oleh beliau. Dulu, 28 yang silam, saya terkatung-katung karena tesis. Malang bagi saya topik yang akan saya teliti yaitu Timor Timur (Timor Leste sekarang) tiba-tiba tidak bisa diakses karena pecah peristiwa Santa Cruz. Saat itu bacaan tentang Timor Timur terbatas. Berita dari surat kabar mendapat sensor yang ketat. Yang ada waktu itu Majalah Tempo pemberian bang Khairul Jasmi (wartawan Singgalang). Tokoh-tokoh penting Timor Timur tidak bisa diwawancarai. Akibatnya segala sesuatu informasi tentang perkembangan politik, ekonomi dan keamanan nyaris tidak ada.

Pening benar saya waktu itu. Untunglah bantuan datang. Pak Mestika yang baik hati ini menitip pesan kepada seorang teman agar saya menemui beliau. Singkat cerita beliau beri saya sejumlah alamat orang dan lembaga yang bisa membantu. Dan dalam waktu singkat ternyata benar bantuan datang banyak diluar perkiraan saya. Dan tesis siap lebih cepat karena pembimbingan yang mantap.

Sekarang, setelah beliau wafat pembicaraan tentang beliau tidak pernah berhenti. Masih banyak orang yang memajang fotonya di Facebook, di Instagram maupun di Grup WA. Berbagai buku mulai dirancang untuk diterbitkan. Bahkan termasuk tulisan saya ini dibuat untuk mengenang beliau. “Bapak ini begitu sulit dilupakan, beliau begitu menginspirasi”, begitulah ungkapan banyak orang.

Kita terinspirasi bukan hanya karena karyanya tapi juga karena ucapan, prinsip hidup dan kekuatan kepribadian. Kita seakan merasakan energi yang bisa menggerakkan hati dan pikiran kita untuk berbuat. Ucapan di dalam kelas ataupun percakapan biasa bisa menjadi penggerak untuk mencari solusi untuk hidup. Orang macam itu tidak hanya mengubah cara berpikir orang menghadapi sesuatu tapi juga mampu menghipnotis. Orang berubah tanpa disadarinya.

Orang yang menginspirasi mampu menularkan energi dan optimisme. Dia menjadi sumber kekuatan sehingga tumbuh rasa percaya diri dalam mengatasi berbagai masalah dan kesulitan. Ide dan pemikirannya dibawa dalam berbagai aspek kehidupan terutama pergaulan di dunia pendidikan.

Menginspirasi berarti pula hangat dan gaul. Menunjukkan sikap antusias ketika bertemu dan diajak ngobrol oleh mahasiswa. Bahkan mengenal nama kecil mereka (gelar dapek di kampus gai) dan tak segan memuji prestasi yang mereka raih. Selalu mencari informasi yang terkini (up to date) di kalangan mahasiswa dan menjadikan hal itu sebagai topik dalam pembelajaran di kelas.

Menginspirasi itu menyediakan waktu untuk membela kepentingan dan kemajuan mahasiswa. Berprinsip eat, sleep and dream all about my student (ketika makan, dalam tidur bahkan saat bermimpipun memikirkan mahasiswanya). Dimana pun berada ia tetaplah guru, sahabat dan orang tua bagi mahasiswa.

Sekarang pak Mestika sudah wafat. Bak petualang beliau sudah menapak jalan dari keramaian menuju kesunyian. Ibarat daun, beliau sudah gugur. Jatuh, ke kembali ke bumi. Kalaulah kita tidak meneruskan perjuangannya maka orang Belanda akan kembali berteriak lagi: God verdomd zeg.... Melayu kopi luwak! Teriak sang Belanda dengan lantang. Terjemahan Melayunya ..? Ah, saya rasa pembaca sudah tahu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post