SYAFRUDDIN, S.Pd,MM

Syafruddin, S.Pd, MM., lahir pada tanggal 8 April 1970 di Rao Kab...

Selengkapnya
Navigasi Web
WUJUDKAN SEKOLAH SEHAT...!

WUJUDKAN SEKOLAH SEHAT...!

Mens sana in corpore sano. Kalimat ini sudah kita dengar semenjak kecil. Sering dipidatokan pejabat, acap pula disebut pak camat atau ditulis di dinding sekolah.

Tapi yang sering menyebutnya adalah guru pembina UKS ketika menemani siswa memeriksa kesehatannya. Apalagi musim imunisasi, kalimat ini jadi mantra agar siswa tersugesti dan bersedia disuntik.

Membangun budaya sehat berarti membangun pola hidup. Sebagai sebuah budaya, ia merupakan aplikasi dari sejumlah nilai, pandangan hidup atau norma yang bertransformasi menjadi perilaku dan perbuatan. Semua yang diketahui dan dipelajari tentang hidup sehat dibawa ke dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi pengetahuan itu baru dan selama ini tidak menjadi perhatian.

Memperkenalkan hal baru dan berharap akan langsung menjadi budaya suatu hal yang berat. Pada tahap awal budaya ini harus diubah menjadi program. Sekolah menyiapkan software-nya dan memperhitungkan pula sarana pendukungnya. Melibatkan banyak stakeholder dan orang lain. Butuh kemampuan dan kemauan meraciknya menjadi sebuah gerakan.

Hal lainnya dibutuhkan dalam perubahan adalah semangat dan optimisme. Optimisme adalah harapan dan prasangka baik. Sikap yang tidak mudah menyerah di kalangan warga sekolah.

Sekolah sehat pada prinsipnya fokus pada usaha bagaimana membuat sekolah tersebut memiliki kondisi lingkungan belajar yang sehat, bersih, indah dan tertib. Yang tidak kalah pentingnya, warga sekolah harus mendukung kebijakan untuk mencapai kenyamanan setiap sekolah.

Ada beberapa kegiatan pokok dalam membangun budaya sehat dan bersih. Pertama, bentuk tim kerja. Tim ini di-SK-kan dan dirumuskan tugas pokoknya. Mereka diminta membedah kondisi sekolah.

Kedua, tim ditugaskan studi banding ke sekolah sehat yang sudah baik. Hasil obsevasi ini dikaji dan dirumuskan untuk diterapkan. Ketiga, sekolah membuka kerjasama dengan instansi terkait. Instansi pokok adalah dinas kesehatan dan dinas lingkungan hidup serta dinas pendidikan sendiri tentunya.

Keempat, mempersiapkan tim pendukung dari guru dan siswa. Tim menjadi agent of change dari budaya bersih dan sehat. Kelima, merancang dan membangun sarana pendukung. Keenam, menetapkan pembiasaan dan pembudayaan. Baik dalam satuan harian, mingguan atau satu semester. Ketujuh, memasukkan indikator pokok budaya sehat ke dalam dokumen kurikulum dan pembelajaran.

Setelah langkah demi langkah dilaksanakan, bisakah sekolah bersih dan sehat terwujud? Jawabanya hampir. Karena proses sedang berjalan. Pembangunan sarana, memanfaatkannya sesuai peruntukan, menjaga dan merawat semua berjalan dalam proses pembiasaan dan pembudayaan.

Satu hal yang jelas, suasana sedang berubah. Diperlukan banyak diskusi dan evaluasi. Jauhi friksi dan waspadai pesimis. Akan banyak dinamika. Tapi yang penting terus berusaha dan berkerja agar muncul semangat dan keringat. Ingat, dalam tubuh yang berkeingat ada jiwa yang sehat. Ayo wujudkan sekolah sehat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Membangun tim yg solid, butuh dukungan dan penguatan dari unsur pimpinan yg solid juga pak. Agar program dapat direalisasikan. Mks atas pencerahannya

27 Feb
Balas



search

New Post