Syahirul Alem

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Kartini Masa Kini & Pioner Literasi

Wanita sukses bukan suatu hal yang aneh untuk saat ini, era keadilan dan kesetaraan gender baik dalam karir maupun juga dalam kehidupan keluarga. Kesuksesan seorang wanita bukan terlahir dari diri pribadi masing-masing namun melalui proses perjuangan dan pengorbanan salah satunya adalah sosok RA Kartini. Di Perguruan Tinggi telah banyak menghasilkan para profesor perempuan, di parlemen juga banyak di jumpai para politisi perempuan, di dunia pendidikan dasar dan menengah guru perempuan juga makin dominan. Indonesia juga pernah memiliki presiden perempuan yaitu Ibu Megawati Soekarno Putri. Adalah suatu kebanggaan bila kaum wanita mampu tampil di garda depan atau puncak tertinggi dalam kepemimpinan.

Namun ada satu hal yang perlu di garisbawahi bagaimana para wanita ini mampu menjadi pioner literasi bagi generasi saat ini dan di masa yang akan datang. Ketika indeks literasi sedang menurun drastis akibat merosotnya partisipasi & minat baca generasi saat ini. Merosotnya minat baca akan mempengaruhi wawasan lingkungan terutama perihal menata mindset kehidupan. Watak & karakter kepribadian yang bermuara pada mindset seseorang itu terlahir dari budaya membaca. Seringkali peran wanita amat penting untuk menumbuhkan minat baca bagi anak-anaknya. Kedekatan emosianal antara ibu dan anak akan mampu membangkitkan minat dan budaya membaca. Di tingkat pendidikan usia dini adalah awal anak-anak mengenal literasi baik dalam mengenal angka & huruf sambil bermain itulah jasa para Bunda PAUD sebagai sosok Kartini yang mempelopori anak-anak usia dini untuk berliterasi melalui interaksinya dengan alat permainan edukatif (APE).

Ketika bayi dalam kandungan, seorang ibu yang rajin berliterasi juga akan melahirkan sosok anak yang cerdas, rajin dan giat berliterasi. Bayi dalam kandungan akan merasakan detak jantung dan suara ibunya yang sedang membaca dan anak seperti ini akan mempunyai struktuk vocal bahasa yang sistematis sejak dini. Begitu strategisnya peran wanitu yang diwakili oleh sosok ibu hamil sebagai kartini masa kini sekaligus Pioner Literasi bagi generasi yang akan lahir di dunia ini.

Sebagai upaya untuk meningkatkan kembali indeks literasi kuncinya adalah pada ibu hamil yang juga menyempatkan diri untuk sekedar aktif membaca. Minimal sambil istirahat adalah waktu yang pas untuk membaca bagi bayi dalam kandungan. Gerakan membaca bagi kaum hawa dalam hal ini ibu hamil perlu diinisiasi oleh perpustakaan sebagai induk literasi bekerjasama dengan Posyandu. Saat ibu hamil memeriksakan kandungannya bisa juga di beri sekedar bacaan untuk melatih bayi dikandungan mengenal bahasa sejak dari kandungan.

Program pemerintah yang berupaya untuk menurunkan angka stunting melalui kecukupan gizi antara ibu dan bayinya juga harus diselaraskan denagn program literasi ibu dan bayi. Sosok Kartini adalah wanita panutan sebagai pioner literasi di mana wanita bukan sekedar sosok sibuk untuk kebutuhan suami dan anak-anaknya saja namun juga sosok yang cerdas untuk menyumbang ide & pemikiran bagi perkembangan dan kemajuan bangsa. Kartini masa kini bukanlah sosok egois yang hanya memikirkan nasib kaum wanita saja tapi juga kemajuan generasi yang akan datang terutama anak-anaknya.

Era digitalisasi yang memungkinkan terciptanya kecerdasan buatan dari program digital baik robotic maupun juga aplikasi terapan lainnya adalah sebuah tantangan untuk melecut perhatian kaum ibu atau perempuan supaya generasi yang akan datang punya mindset yang canggih sebagaimana revolusi kecerdasan buatan. Stimulus kecerdasan seorang anak akan tercipta saat dalam kandungan selain terpenuhinya standar gizi juga terapi mindset sejak dalam kandungan.

Tidak sedikit putra-putri terbaik negeri ini yang diterima dan mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi ternama dunia, tidak sedikit pula para pakar di bidangnya yang diterima bekerja di perguruan tinggi ternama. Kehebatan-kehebatan tersebut adanya peran aktif sosok perempuan terutama seorang ibu. Ibu adalah kartini nyata yang telah melahirkan bakat-bakat potensial. Saat ini banyak wanita terdidik yang punyak kecakapan di dunia karir seperti pada kabinet saat ini perempuan-perempuan mampu menjalankan perannya dengan baik. Ibu Sri Mulyani Indrawati mampu menjaga disain keuangan Negara untuk mendorong percepatan pembangunan di negeri ini. Ibu Retno Marsudi sebagai Menlu juga aktif menyuarakan perdamaian dan kedamainan Dunia. Menteri di dua departemen ini amat krusial sehingga tidak sembarangan menggantinnya. Mereka terlahir sebagai generasi terbaik kartini masa kini sekaligus juga sosok wanita yang berpendidikan tinggi.

Organisasi kewanitaan tumbuh berkembang dengan pesat, sejarah mencatat lahirnya organisasi Aisyiyah sebagai wadah organisasi kaum perempuan yang dipelopori oleh Nyi Walidah Dahlan sampai saat ini telah mendirikan ribuan TK, Rumah sakit dan juga Perguruan Tinggi itu semuanya terlahir dari eksisnya gerakan kaum perempuan untuk bersama-sama memajukan kehidupan bangsa.di samping juga gerakan organisasi perempuan lainnya seperti Ibu-Ibu Muslimat, Darma Wanita dsbnya.

Dalam deretan penerima Nobel dunia penerima nobel perempuan memang masih kalah dibandingkan penerima nobel laki-laki namun bukan hanya dari sisi kuantitasnya saja yang jadi ukuran namun dari sisi awal seorang wanita memulainya dan mencapai puncaknya mendapatkan penghargaan nobel itu yang harus diapresiasi karena kaum hawa berbeda dengan kaum laki-laki yang biasanya cuek dan serba focus sedangkan perempuan adalah sosok yang selalu respon dengan lingkungannya dari sini perempuan diuji untuk berbagi waktu.

Berbagai Inspirasi tentang kemajuan sosok kartini masa kini tidak hanya dilihat dari sisi sosok wanita cerdas dan tersohor. Tapi juga waniata adalah pahlawan penyumbang devisa negara. Melalui para TKI Wanita yang bekerja di mancanegara demikian juga para buruh produksi juga melibatkan banyak para kaum wanita. Jadi kesimpulannya ada sisi menarik dari sosok perempuan yaitu kecerdasan dan keterampilannya sebagai nilai lebih yang selama ini diperjuangkan oleh Ibu Kita Kartini. (Syahirul Alem, Pustakawan SMP Muhammadiyah 1 Kudus)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post