Syahirul Alem

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Literasi Ragam Bahasa Gaul & Manfaatnya

Sapaan sehari-hari dalam penggunaan bahasa gaul kadang lebih populis dari bahasa baku bahasa ibu. Literasi bahasa gaul ditemukan secara terbatas dalam KBBI sedangkan kata gaul sendiri pertama kali muncul dalam korpus Bahasa Melayu (Malay Concordance Project), tepatnya dalam hikayat Amir Hamzah bertarikh 1380 (Andi Budiwiyanto), Bahasa gaul makin berkembang karena pergaulan anak muda atau remaja gaul. Seiring merebaknya media sosial dengan percakapan sehari-hari sehingga bahasa gaul makin eksis. Bahasa chat yang simple membuat orang kreatif membuat bahasanya sendiri kata-kata seperti mager artinya malas gerak, mantul artinya mantap betul merupakan akronim kata-kata yang terikat dalam Bahasa gaul. Bahkan dalam Bahasa gaul sering ditemui kata-kata otw, apa itu Otw karena seringkali penggunaan bisa jadi salah tafsir bagi yang menerimannya. Setiap penggunaan bahasa gaul dalam sehari-hari, seseorang terkadang bingung dalam mencari rujukannya. Semisal untuk menanyakan langsung pada yang mengirim dan menulis, seseorang terkadang malu untuk menanyakan langsung pada yang bersangkutan di kira nanti kurang gaul.

Literasi Bahasa gaul tumbuh dan berkembang makin pesat sebagai bahasa baru, sandi-sandi baru karena memang fitur-fitur yang ada pada whatshap ataupun juga facebook dan juga tiktok juga akrab dengan sandi-sandi gaul untuk memancing para penggunanya bersosialita. Efek negative dari makin meningkatnya bahasa gaul adalah makin tersisihnya penggunaan Bahasa baku atau juga Bahasa pasaran yang selama ini digunakan untuk berbagai kegiatan dan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya dalam dunia literasi para pengarang novel remaja juga sering menggunakan ragam bahasa gaul untuk lebih mengakrabkan narasi novel tersebut dengan pembacanya yaitu para remaja.

Pola pengenalan bahasa gaul sebagai literasi dalam pergaulan antar sesama tidak sebatas dalam Bahasa di medsos termasuk juga cara berjabat tangan maupun salaman antar teman akrab juga sering dikontekkan dalam sikap pergaulan. Simbol-simbol keakraban yang sudah berjalan asal tidak bertentangan dengan nilai Etika adalah sah-sah saja. Lebih tepatnya literasi Bahasa gaul lebih dekat pada nilai estetika. Nilai estetika dalam literasi Bahasa gaul adalah bagian dari kreativitas generasi masa kini dalam mengikuti trend tidak hanya dalam konteks Bahasa namun bisa juga dalam bentuk gambar-gambar yang dituangkan dalam dinding sebagai obyek untuk mengekspresikan diri.

Bahasa gaul merupakan bagian dari ekspresi diri dalam bentuk komunikasi dengan rekan sejawat adalah sah-sah saja untuk menjaga keakraban karena tidak bertentangan dengan norma etika dan norma agama, lain persolan bila menggunakan Bahasa gaul terhadap orang tua ataupun guru di sekolah maka itu jelas melanggar norma etika, Persoalan apakah penggunaan Bahasa gaul menjamin tertibnya Bahasa yang sudah baku tentu ini yang harus dijadikan persoalan karena Bahasa gaul lebih eksklusif artinya penggunaan terbatas untuk siapa dan apa Bahasa itu semestinya harus digunakan.namun sebenarnya banyak juga manfaat yang bisa dipetik dalam penggunaan Bahasa gaul seperti dalam bidang olahraga yang membutuhkan kerja tim dan kekompakan juga penting menggunakan Bahasa gaul supaya tidak ada jarak antar pemain untuk mencapai tujuan ataupun juga untuk strategi di lapangan. Termasuk keakraban dalam kerja bersama agar tidak ada perasaan kecewa juga perlu menggunakan bahasa gaul.

Literasi Bahasa gaul lebih tepatnya bagian dari kolaborasi antar berbagai tren komunikasi masa kini yang terasimilasi secara alamiah. Sebenarnya penggunaan Bahasa gaul sudah ada sejak dulu namun dalam konteks yang terbatas. Menurut Mulyana (dalam Sari 2015: 2 ), bahasa gaul adalah sejumlah kata atau istilah yang mempunyai arti yang khusus, unik, menyimpang atau bahkan bertentangan dengan arti yang lazim ketika digunakan oleh orang-orang dari subkultur tertentu. Selain bahasa gaul dahulu masyarakat popular dengan bahasa prokem.

Dalam Sejarahnya penggunaan bahasa prokem oleh kalangan pergaulan preman. Bahasa prokem sendiri merupakan sinonim dari Bahasa gaul yang pada awalnya untuk menyampaikan hal-hal yang sifatnya privasi supaya orang awam tidak mengetahui apa yang di maksud dari kade atau kata tersebut. Karena sifatnya yang eksklusif dapat dikatakan sebagai kode karena makna dari bahasa prokem setiap kelompok berbeda – beda. Penggunaan bahasa gaul bukan hanya dalam bentuk dialektika Bahasa Indonesia ataupun dalam bentuk Bahasa inggris saja namun juga dalam bentuk Bahasa arab seperti Afwan ataupun juga panggilan antum yang secara umum tidak terpakai dalam Bahasa pergaulan sehari-hari pada umumnya. Kata tersebut juga bisa dikategorikan dalam bahasa gaul bagi komunitas keagamaan sebagai upaya untuk mengangkat ghirah dalam mendalami kajian keagamaan.

Dalam Bahasa Indonesia di kenal ada amelioratif ataupun peyoratif suatu kata yang mengalami pergeseran dari makna kata yang baik menjadi buruk begitupula sebaliknya. Makna bahasa gaul yang dulunya milik komunitas tertentu mengalami pergeseran menjadi Bahasa umum sehingga tata bahasa yang asalnya eksklusif kini berubah menjadi inklusif artinya bahasa tersebut sudah bukan menjadi rahasia umum. Penerapan bahasa gaul terkadang menimbulkan kebingungan atau rancu apakah dalam bahasa kata-kata tersebut bagian dari kata kerja, kata benda ataukah kata keterangan ataupun sekedar kata panggilan saja. Dari mana seseorang itu bisa memahami literasi bahasa gaul tentu ini menjadi pertanyaan. Karena kata dan kalimatnya sering dipakai seperti kata otw, btw sekarang kata itu menjadi sangat familiar kalau memakai Bahasa baku tentu penggunaannya menjadi tidak efisien. Lama-lama penggunaan Bahasa gaul akan menjadi persoalan efektifitas dalam berkomunikasi artinya apapun bahasanya yang penting maksud dan tujuannya tersampaikan.

Karena Literasi berbahasa merupakan bagian dari komunikasi di lingkungannya, seperti dalam film Tarzan bagaimana komunikasi manusia hutan di lingkungan hutan bagaimana tarzan menggunakan bahasa yang bisa dipahami oleh para hewan di hutan. film seperti itu walaupun fiktif bisa dipelajari sebagai bagian dari literasi bahasa gaul. Jadi trend bahasa gaul yang selama ini dipakai di media social secara rentetan sebenarnya bukan suatu yang baru. Secara prinsip sebagai wujud pengakuan akan sejarah bangsa ini adalah Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Ibu yang lahir dari sumpah pemuda 1928 adalah sebagai bukti bahwa Bahasa Indonesia ini mampu menyatukan seluruh nusantara dari berbagai ragam bahasa dari Sabang sampai Mereuke.

Sisi positifnya Bahasa gaul adalah bermanfaat untuk keakraban dalam komunitas pergaulan namun eksistensinya tetap harus menghargai Bahasa Ibu yaitu Bahasa Indonesia. Anak-anak juag harus belajar menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar jangan sampai generasi Z dan seterusnya justru menggunakan bahasa gaul dalam kegiatan-kegiatan yang sifatnya umum dan formal. Kalau sampai itu terjadi maka makin kacaulah kedaulatan bangsa ini karena Bahasa resminya makin termarginalkan ataupun terasimilasi dalam ragam bahasa gaul. Karena Bahasa gaul sudah menjadi trend dalam berkomunikasi maka literasi bahasa gaul juga penting supaya penggunaan Bahasa gaul sesuai dengan konteksnya (Syahirul Alem, Pustakawan SMP Muhammadiyah 1 Kudus).

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post