Melewati jalan di samping rumah Tok Dolah memang sangat menakjubkan karna kebun dan tanamannya tersusun rapi. Setiap hari aku dan kawan-kawan melewati jalan dan melihat pamandangan itu. Tak heran ketika melihat pohon nangka yang buahnya banyak dan besar-besar sehingga menjadi perhatian khusus bagi kami.Apalagi dalam hitungan hari buah nangka itu sebentar lagi akan masak walaupun di batang pohon nangka itu ada terikat kain kuning yang konon katanya sebagai tangkal atau azimat orang kampung kamil lazimmenyebutnya Pacau

Dari kejauhan sudah tercium aroma buah nangka yang sudah masak dengan tangkas dan lincah bagaikan seekor tupai Bakri melompat naik dan sudah berada diatas pohon nangka tepat pada buah yang sudah masak itu kalau soal memanjat dia memang ahlinya.Hanya dengan satu hentakan kaki buah itu terjungkal jatuh mencium bumi, tanpa membuang waktu kami berempat segera membawa dan meninggalkan pohon nangka itu.

Setelah selesai menyantap buah nangka yang manis dan segar itu terasa ada keanehan pada perut ku, mulai sakit dan menusuk-nusuk dan bunyinya seperti beduk kalau di pukul ternyata bukan aku saja yang merasakannya ke-3 kawan ku juga, akhirnya kami saling pandang- menandang seraya mengeluh kesakitan. Alamak kenapa perut kita sakit begini jangan-jangan pacau yang di pasang Tok Dolah dengan kain kuning itu yang membuat perut kita sakit dan kembung begini cetus Ali dengan muka yang memerah menahan kesakitan.Aduh..aduh sambung Jufri sambil memegang perut. Wah ini akibatnya kalau makan hasil curian pasti ada padahnya.gerutu ku dalam hati dengan rasa penyesalan.