Seorang wanita tangguh yang berjuang menjadi profesional dalam bidang pekerjaannya. Bukan karena kecerdasannya yang membuatnya bertahan menghadapi bermasalah, tapi kemampuannya menyembunyikan tangisnya.

Rasa iri menjadi polesan tempaan kehidupannya. Sangat wajarlah jika ada yang merasa tersaingi meskipun perempuan itu tak merasa menyaingi. Perempuan itu lebih senang menyampaikan kisah perjuangannya menikmati profesinya.

Pernah suatu hari, perempuan itu berada dalam pertemuan. Kemudian dia keluar karena ada kepentingan. Temannya pun memperkirakan perempuan itu pergi lama. Mereka pun menceritakan seuatu yang tidak mengenakkan tentang perempuan itu.

Dengan santai, perempuan itu berjalan hendak berjalan masuk ruangan. Langkahnya terhenti setelah mendengar cerita itu. Tak terasa air mata menetes di pipinya. Dia pun mencoba menahan tangisnya. Kemudian berpura-pura meneriaki temannya di seberang ruang. Sontak temannya dalam ruangan berhenti bercerita kemudian mengalihkan pembicaraan.

Perempuan itu pun mencoba berbaur kembali dengan memancing tawa. Mereka pun kembali tertawa melupakan cerita tentang perempuan itu.

Tangisan itu masih tersembunyi