Syaiful Arifin

H.Syaiful Arifin d.S.Ag.M.Pd lahir Koto Baru Tanah Datar 10 Oktober 1971 Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kota Padang Panjang , m...

Selengkapnya
Navigasi Web
Air Susu Dibalas Air Tuba( Seri parenting dari cerita Malin Kundang)

Air Susu Dibalas Air Tuba( Seri parenting dari cerita Malin Kundang)

Air Susu Dibalas Air Tuba

( Sebuah parenting dari kisah Malin Kundang)

Tantangan menulis hari kedua syaifularifin.gurusiana.id KPPL Kota Padang Panjang 05/03/2020 ##

Awas ombak, awas, awas naaaak pekikku ketika ombak menghempas ke pantai Air Manis Padang 10 tahun yang lalu. Peristiwa itu terjadi ketika aku dan keluarga kecilku pergi tadabbur alam ke pantai . Kami pergi Menikmati Indahnya Pantai air manis Padang. Alasan ku memilih Pantai Air manis sebagai lokasi tadabbur alam , untuk memperkenalkan indahnya ciptaan Allah kepada anak anakku Rafik dan andini.

Diperjalanan menuju Pantai Air Manis anakku bertanya pada bundanya. Bunda kenapa kita harus ke Pantai Air Manis untuk berwisata. Istriku yang duduk disampingku yang sedang menyetir mobil menjawab dengan bijaknya. Nak kita ke Pantai Air Manis berwisata karena disana pantainya indah, airnya jernih, masyarakatnya ramah. Dan yang lebih penting jika kita pergi kesana , maka kalian akan bisa melihat batu si Malin Kundang. Batu Malin Kundang bunda ? batu apa itu bunda kata anak perempuanku Andini. Oooo itu adalah batu yang menceritakan kisah seorang anak yang bernama Malin yang durhaka kepada ibunya.

Bagaimana ceritanya bund… kata putraku Rafik. Istriku Mulai menceritakan kisah Si Malin Kundang. Pada zaman dahulu ada seorang ibu yang hidup bersama putra satu-satunya yang diberi nama Malin. Ayah malin telah meninggal ketika malin masih kecil. Seiring waktu berjalan suatu hari ada sebuah kapal berlabuh di Pantai Air Manis. Waktu itu malin sudah berumur 20 tahun, melihat ada kapal berlabuh di dermaga . terlintas dalam pikiran malin untuk berlayar. Lalu malin menemui nahkoda kapal dan minta izin untuk dibawa berlayar. Setelah diizinkan nahkoda Malin pulang menemui ibunya. Ibu…ibu ..ibu kata Malin , aku ingin pergi berlayar, ada kapal yg mau membawaku. Ibu Malin tertegun dia tidak menyangka tiba tiba putranya minta izin untuk pergi berlayar. Dengan berat hati dan berurai air mata Ibu melepas Malin pergi berlayar.

Setelah kepergian Malin berlayar, setia saat Ibu Malin selalu mendoakan anaknya . Ketika bertiup angin kencang dan ombak mengamuk kepantai Ibu Malin Selulu Meminta Kepada Allah..Ya Allah selamatkanlah anakku yang sedang berlayar dilautan. Jadikanlah dia berhasil diperantaunnya. Singkat cerita Malin Sukses dalam pelayarannya. Karena kerajinannya berkerja malin dinikahkan dengan putri Saudagar. Sementara di Pantai Air Manis Ibu Malin hampir setiap pagi pergi ke dermaga menunggu kepulangan Malin berlayar. Hampir setiap pagi ibu Malin pulang keumah dengan berurai airmata, karena kerinduannya kepada putra satu satunya.

Suatu pagi yang cerah Pantai Air Manis dihebohkan dengan merapatnya sebuah kapal layar besar ke dermaga. Tidak lama sepeminum teh turun seorang saudagar gagah didampingi seorang perempuan cantik. Mayarakat di dermaga terkesima melihat penampilan saudagar kaya itu wajahnya tampan ,pakaiannya indah , disampingnya berdiri pula seorang perempuan cantik. Malin, malin,,itu si Malin kata salah seorang penduduk. Cepat beritahu Ibu Malin. Salah seorang pemuda lari tergopoh gopoh berlari menuju rumah Ibu Malin. Dari jauh sipemuda berteriak Ibu, Ibu, Ibu Si Malin Pulang, si Malin Pulang. Tidak lama daun pintu rumah tua terkuak, ada apa buyung, Tanya perempuan tua itu? Si Malin pulang bu.Apa…kata si Ibu, Malin Pulang. Alhamdulillah ucapnya spontan akhirnya Malin pulang juga menjelang ajal menjemputku. Cepat bu,cepat bu kata sibuyung mari kita kedermaga. Akhirnya Ibu dan sibuyung bergegas menuju dermaga.

Sesampai di dermaga si Ibu terkesima dengan kapal besar yang merapat di tepi pantai. Ketakjuban itu bertambah besar tatkala si Ibu melayangkan pandangannya ketangga kapal itu. Dilihatnya seorang pemuda gagah sedang bercengkrama dengan perempuan muda yang cantik. Diperhatikannya dengan sangat hati hati, lalu si Ibu bergumam mungkinkah itu Malin ? gumamnya. Karena di melihat wajah pemuda itu sama seperti wajah Malin putranya.

Untuk menghilangkan penasarannya Ibu Malin mendekati kapal itu. Setelah dekat si Ibu memanggil, Malin….Malin…Malin Ini Ibu. Tanpa menunggu jawaban sipemuda gagah Si Ibu berlari mengejar anaknya seraya berkata Malin, Malin ini ibu seraya merangkul pemudah gagah itu. Sang pemuda terkejut wajahnya berubah memerah padam dan secara spontan Sang pemuda mendorong si ibu sampai terjatuh. Sang pemuda marah sambil berteriak pergi wanita tua aku bukan anakmu. Ibuku sudah mati. Pengawal bentang pemuda bawa ibu ini dari Kapalku. Sang pengawal dengann tergopoh gopoh membawa ibu itu kedermaga. Jangan , jangan bawa aku , aku ingin bertemu anakku kata ibu kepada pengawal . Pengawal mwnjawab ibu itu bukan anakmu .ibuk tuan kami telah mati. Akhirnya sang ibu dibaw kedermaga. Sesampai di dermaga penduduk mendekati ibu Malin dan bertanya . Apa yang terjadi ibu. ? Si ibu menjawab aku diusir malin. Seorang pak tua menyela tadi ketika mendarat dia mengaku si Malin yang pergi merantau lima tahun yang lalu. Dia memamerkan kapalnya yang besar , istrinya yan canti . bajunya yang mewah.

Terlalu, durhaka ,tidak mau mengakui ibu sendiri tutur Bapak tua itu . Sabar Ibu Malin katanya, sepertinya anakmu seperti kacang lupa pada kulitnya seraya menghirup nafas yang berat semua penduduk yang hadir didermaga itu turut sedih tidak menyangka Malin akan melupakan Ibunya.

Dalam keadaan bersimpuh di tanah Ibu malin menangis seraya berkata terlalu kau Malin. Sembilan bulan lebih kau kukandung, kulahirkan engkau dengan menyabung nyawa, darahku terserak dibumi karena melahirkanmu. Dua tahun kususukan engkau, kubesarkan engkau dengan kasih sayang sekarang begini balasan mu, Ku kundang engkau,Air sususu kau balas dengan air tuba. Ku Kutuk engkau menjadi batu. Tiba- tiba petir menggelegar diangkasa, cuaca yang cerah berubah menjadi hitam kelam, air laut bergelombang kapal Si Malin terhempas kepantai isinya berserakan kelautan . SiMalin terhempas kedaratan berubah menjadi batu dalam keadaan bersimpuh.

Tak terasa perjalan kami menuju pantai Air Manis sudah sampai di tempat parker. Kiri, kiri kata tukang parker. Akhirnya kami turun dari mobil anak anak ku berlari kepantai melihat ombak menghempas di pantai, tidak lupa kami bawa kebatu Malin Kundang sebagai ilustrasi kisah yang diceritakan istriku tadi.

Ibu wanita yang paling mulia. Konon kabarnya surga itu terletak dibawah telapak kaki ibu. Sahabat pernah ditanya sahabat. Setelah kepada Allah dan Rasulnya kepada siapa lagi aku berbakti. Rasulullah menjawab Ibumu, Ibumu, Ibumu,,,,, Bapakmu. Semoga pelajaran ini membuat kita menjadi anak yang berbakti kepada orang tua kita, orang tua adalah pintu surge kita maka berbaktilah padanya, semoga kita bahagia didunia dan akhirat

Tantangan menulis hari kedua syaifularifin.gurusiana.id KPPL Kota Padang Panjang 05/03/2020 ##

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap pak haji. Barakallahu fiik

06 Mar
Balas

Santiang pak haji...takana lo maso ketek wak dapek.carito malin kundang

06 Mar
Balas

Luar biasa Pak Haji, ngalir deras tulisannya

06 Mar
Balas

Mantap pak. Seperti membaca tulisan pengarang handal pak.

06 Mar
Balas



search

New Post