JAWI BALANG PUNTUANG
“ JAWI BALANG PUNTUANG”
(TANTANGAN MENULIS HARI KE–87(Serial Adat Seri ENAM PULUH ENAM )
SYAIFULARIFINGURUSIANA.ID.KPPL KOTA PADANG PANJANG
Jawi Balang Puntuang ( Jawi = Sapi, Balang = belang, Puntuang = terpotong/belang yang tidak sempurna )adalah suatu sikap tidak terpuji yang dimiliki seseorang yang apabila berdiri di depan menyepak dan jika di belakang menanduk( Jika di beri amanah/ kekuasaan akan menindas orang yang di pimpinnya. Seandainya tidak berkuasa akan menjadi provokator dan mengacau sebuah tatanan yang sudah mapan.Orang yang memiliki sifat ini cendrung Su'uzhon kepada orang laing, gampang curiga dan tidak punya pendirian yang tetap. Seperti baling-baling diatas bukit, melihat arah angin, kemana yang kuat dia akan berpihak sepanjang sesuai pula dengan prinsipnya.
Biasanya prilaku ini dilakukan dengan retorika bahasa tidak secara fisik, tetapi akibatnya juga sangat berbahaya. Orang yang memilki sifat Jawi balang puntuang biasanya kurang dapat di percaya atau tidak amanah, tidak bisa menyimpan rahasia kelompok. Yang penting baginya kesenangan pribadinya tersalurkan tanpa mempertimbangkan perasaan orang lain atau kelompok. Ia egois, suka memaksakan kehendak, jika kehendaknya tidak tersalurkan maka Ia akan menjadi oposan. Tidak mau mendukung kesepakatan kelompok.
Al kisah musyawarah di nagari Talago Dewi . Seluruh warga diundang untuk hadir musyawarah membicarakan kesepakatan untuk menggiatkan Ronda malam, karena situasi nagari kurang aman , karena banyaknya pencurian ternak dan di rumah warga. Ketika rapat kepala nagari menjelaskan maksud dan tujuan diadakan pertemuan bahwa untuk mengatasi situasi yang tidak normal ini kita akan meng-aktifkan ronda malam. Maka kepala nagari mempersilahkan peserta rapat mengajukan usulan. Mangkutak pertama mengangkat tangan mendukung diaktifkannya ronda malam. Setuju…kata peserta rapat yang lain..Tiba –tiba menunjuk Palimo Polan dari belakang seraya mengangkat tangan. Saya usul kata Palimo untuk ronda malam ambo setuju tapi cukup Hansip saja yang ronda, untuk apa kita gaji kalau tidak bekerja….Uuuu..kata peserta rapat yang lain, tidak setuju, bersama kita ronda,….tidak cukup Hansip saja yang ronda kata peserta rapat lain berebut bicara menanggapi usul Palimo Polan.
Tenang….tenang ..itu kan usul kata Kepala Nagari….pokoknya kami tidak setuju…Palimo Polan marah!!! Saya juga peserta rapat saya juga berhak mengusul katanya sambil memukul meja. Sabaar, sabar Palimo Kato Kepala Jorong. Semua peserta rapat diam menunggu putusan . Baik memperhatikan usul peserta rapat saya memutuskan mulai minggu depan kita akan mengadakan ronda malam , jadwalnya akan diatur oleh sekretaris nagari sesuai kebiasaan yang berlaku di nagari Talago Dewi.
Setuju?... setuju jawab peserta rapat. Setelah dapat persetujuan peserta rapat tentang ronda malam kepala nagari bertanya kepada peserta rapat ada usul yang baru ?Mak Pono mengkat tangan, saya mengusul pak kepala nagari saya mengusul untuk kelompok ronda digabung generasi muda dengan yang agak tua, kedua bagi yang tidak datang ronda tanpa keterangan diberi sangsi denda. Tiba-tiba Palimo Polan menunjuk ambo tidak setuju usul Mak Pono ado denda-denda. Ronda ini kesadaran Individu siapa yang mau ikut terserah . Interupsi pak kepa nagari saya Pandeka rebok setuju usul Mak Pono, karena berdasarkan pengalaman yang lalu banyak peserta ronda yang tidak datang tanpa alasan yang jelas. Setuju…setuju..tanggapan peserta rapat yang lain. Palimo Polan kembali mengangkat tangan pokoknya ambo tidak setuju ado denda, seraya berdiri dan meninggalkan rapat bersama anak buahnya.
Di tengah jalan Palimo Polan berbicara pada anak buahnya Ujang Lamban kalau begitu hasil rapat saya tidak akan mendukung . Usul saya tidak dipertimbangkan. Nampaknya rapat tadi sudah diatur skenarionya. Betul itu Mak Palimo kalau ndak didengar usul kita untuk apa kita hadir pada rapat itu. Akhirnya mereka pulang kerumah masing –masing dengan perasaan yang tidak puas.
Itulah contoh prilaku orang yang bersifat “ jawi baling pontong “ tidak elok untuk di tiru. Seharusnya dalam musyawarah kita harus berjiwa besar menerima keputusan rapat meskipun bukan usulkita belum dipakai. Bisa jadi untuk masa yang akan datang usul kita akan dipertimbangkan . Karena prinsip usyawarah di Ranah Minang “ bulek aie ka pambuluah bulek kato jo mupakaik. Barek samo dipikue ringan samo dijinjiang. ( ##Muhasabah diri Wallahu ‘aklam ##).
Pandai Sikek 01 jUNI 2020 ( Bersatu lawan corona)
Syaifularifingurusiana.id KPPL Kota Padang Panjang
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
mantap pak
Di minang memang kaya dengan pribahasa halus dan mendidik, kiasan sudah menjadi keharusan untuk sebuah filosopi ungkapan kata ketika bicara dengan seseorang. Mantap pak kasi