Tantangan menulis hari ke 453

Syaifularifin@ gurusiana.id.kppl.kota Padang panjang.

Ayah pinjam chargernya. Kenapa jawabku. Ini handphone bunda low batt. Benar handphone atau orangnya yang low batt. Huzs jawab bunda sambil cengengesan. Dan berkata modus ini ayah. Aku mencoba merefresh suasana pagi agar tidak tegang. Karena si bunda merasa panik karena handphonenya low. Pada fisik dan pikiran kita. Padahal handphone sangat dibutuhkan untuk zoom meeting PPDB. Sibunda baru lega ketika secara perlahan lahan handphonenya mulai terisi dan bisa mengikuti kegiatan.

Handphone yang low batt membuuat kita merasa ada yang kurang dalam kehidupan. Terasa ketergantungan kita terhadap alat komunikasi. Semua aktivitas kita telah terprogram dengan peralatan digitalisasi. Secara bertahap mesin telah mulai menggantikan peran manusia. Secara fisik kempuan kita dalam menyelesaikan aktifitas kita memiliki kapasitas terbatas. Semakin bertambah isiah rasa lelah bergelut dalam pikiran kita.

Kelelahan fisik dan psikis begitu yang penulis rasakan ketika seharian penuh secara maraton bekerjaenyispksn presentasi. Menyiapkan data, membuat desain presentasi yang menarik membutuhkan konsentrasi penuh. Ketika sore menjelang seluruh tubuh terasa penat, pikiran terasa berat. Matapun terasa berat ibarat handphone yang sudah krisis battery. Ya low batt demikian istilah lazimnya. Untuk merepresentasikan kondisi yang melelahkan.

Pandai Sikek ,26 Juni 2021