Syaiful Arifin

H.Syaiful Arifin d.S.Ag.M.Pd lahir Koto Baru Tanah Datar 10 Oktober 1971 Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kota Padang Panjang , m...

Selengkapnya
Navigasi Web
Moderasi Beragama Tagur 538

Moderasi Beragama Tagur 538

Syaifularifin.gurusiana.id.kppl.kotapadangpanjang..

Moderasi beragama secara sederhana dapat dirumuskan sebagai cara pandang keberagamaan di posisi tengah. Tidak cendrung kepada kelompok garis kiri atau garis kanan. Dalam hal ini posisi yang di perankan adalah membuat nyaman orang yang ada di sekitar kita. Konsep moderasi beragama bukan berarti semua agama sama. Akan tetap setiap penganut agama memiliki kesempatan mengamalkan keyakinannya dengan aman.

Negara menjamin setiap penduduknya untuk mengamalkan agama dan kepercayaannya. Tidak boleh ada pemaksaan keyakinan kepada saudara kita yang telah punya keyakinan. Setiap pemeluk agama harus mengamalkan agamanya masing masing secara konsisten.

Pertanyaan besar yang sering kita dengar adalah kenapa ada radikalisme ditengah masyarakat. Menurut Dr.Idiarto Faishal.MA Kasi paham keagamaan Kemenag RI. Ada tiga faktor yang mempengaruhi paham keberagamaan masyarakat. Pertama apa yang dibaca seseorang, kedua lingkungan tempat tinggal ketiga faktor orang yang mendidiknya.

Jika kita ingin melihat paham seseorang tentang suatu masalah maka lihat apa bacaan orang tersebut. Sebuah paham akan terbentuk dari apa yang dibacanya. Sebut saja cara mengamalkan ajaran agama. Perhatikanlah marajik yang dibaca seseora tersebut. Kita akan dapat menyimpulkan paham keberagamaan dari cara ia mempraktekkan ibadahnya.

Paham sebenarnya masih dalam takaran knowlege. Ketika paham itu suda diajarkan ia akan menjadi aliran . Dan setelah aliran itu banyak diikuti akan menjadi gerakan. Hasil dari gerakan itu tergantung mindset pemimpin yang menggerakkannya. Jika motor penggeraknya orang yang moderat maka terbangunlah moderasi beragama ditengah masyarakat.

Tujuan moderasi beragama agar seseorang tidak terganggu dalam mengamalkan ajarannya. Jika seseorang salah dalam membaca sesuatu, maka menimbulkan pemahaman yang salah. Pemahaman yang salah akan mengakibatkan paham yang keliru..Munculnya radikalisme disebabkan kekeliruan dalam memahami ajaran agama.

Pandai Sikek, 29 September 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post