Syaiful Arifin

H.Syaiful Arifin d.S.Ag.M.Pd lahir Koto Baru Tanah Datar 10 Oktober 1971 Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kota Padang Panjang , m...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tradisi manjanguak di Nagari Pandai Sikek Tagur 534

Tradisi manjanguak di Nagari Pandai Sikek Tagur 534

Syaifularifi.gurusiana.id.kppl.kota Padangpanjang.

Tradisi manjanguak di Nagari Pandai Sikek. Adalah budaya yang memadukan Agama dan budaya. Dalam bahasa yang umum di pahami Manjanguak ( Minang Pandak Sikek ) berarti Takziah . Takziah adalah istilah yang lazim digunakan untuk kegiatan berkunjung ke rumah salah seorang kerabat atau teman yang salah satu anggota keluarganya meninggal dunia.

Di Pandai Sikek kegiatan manjanguak adalah perpaduan budaya dan agama. Sarak mangato adat mamakai. Bukti manjanguak/ takziah di sebut perpaduan antara agama dan budaya adalah . Adanya bunyi petatah dan petitih yang menerangkan hal demikian. Diantara bunyi dialog yang dapat membuktikannya adalah perkataan dari bapak/ sumando( suami saudara perempuan) kepada sumando ahli duka.

Dialognya adalah kami yang datang Pai satampuak dari suku koto. Karano Malang sakijok Mato mujue sepanjang hari . Karano lah singkek langkah panjang permintaan di bapak St.Rajo. kami datang mampaliekkan hati nansuci Muko nan janiah. Rusuah mambujuak tagamang manjawek. Kemudian jiko Ado khilaf khilafat kami yang datang mohon dimaafkan.

Inti dari dialog itu adalah tamu yang datang menghibur ahli bait yang sedang berduka. Kemudian mohon maaf sekiranya ada ucapan atau sikap yang menyakiti hati Almarhum/Almarhumah. Dialog manjanguak biasanya terjadi antara ruang sumando kedua boleh pihak.

Tradisi manjanguak di Pandai Sikek yang berhubungan dengan agama dan adat. Disebabkan karena adanya ikatan perkawinan dua keluarga .Sehingga ikata nikah secara syarak mengikat dan dikuatkan dengan ikatan adat. Dalam istilah yang lazim disebut. Yang nikah itu Fulan dan Fulanah yang kawin dua suku yang berbeda. Dengan ikatan adat dan agama itu setiap peristiwa yang terjadi baik peristiwa Bai atau buruk , maka kedua keluarga akan saling mengunjungi.

Ada istilah kaba baik baimbauan, kaba buruak baambauan. Setian ada peristiwa Bai seperti pesta maka akan selalu ada undangan kepada karib kerabat menghadirinya. Sebaliknya berita buruk / duka maka setiap orang akan datang melayat meskipun tanpa diundang. Termasuk jika ada kematian maka masyarakat akan berbondong datang.

Manjanguak di Pandai Sikek biasanya dilakukan setelah di mayit dikuburkan. Biasanya manjanguak dilakukan sore hari bakda ashar. Atau di pagi hari sekitar ja 07.00 pagi. Manjanguak biasanya di komandoi oleh Datuak kepala suku dan didampingi oleh Malin atau tuanku ( orang alim ) yang ada pada suku tersebut.

Biasanya rentang waktu manjanguak badamo adalah tiga hari. Dan pada hari keempat dan seterusnya masih ada yang datang takziah secara perorangan. Jika orang itu seorang tokoh masyarakat atau tokoh adat maka ada juga rombongan takziah dari kantor atau sekolah. Biasanya akan ada doa Pada hari ketiga atau ketujuh menutup rangkaian takziah.

Pandai Sikek 25 September 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Pak. Salam literasi!

25 Sep
Balas

Salam literasi

25 Sep

Salam literasi

25 Sep



search

New Post