Syaiful Arifin

H.Syaiful Arifin d.S.Ag.M.Pd lahir Koto Baru Tanah Datar 10 Oktober 1971 Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kota Padang Panjang , m...

Selengkapnya
Navigasi Web
Uban Tagur 497

Uban Tagur 497

Syaifularifin.gurusiana.id.kppl.kota Padangpanjang.

Uban tumbuh di kepala dan anggota tubuh lain yang ditumbuhi rambut. Wah ayah sudah mulai jadi orang kaya ya. Kata istriku yang sering ku panggil si bunda. Tentu dong jawabku kita kan harus berubah. Ada peningkatan gitu jawabku sambil mengangkat bahu. Idiih si ayah ke Gee -er-an. Kata istriku seraya menunjuk nunjuk ke atas. Apasih tanyaku? Itu , uban ayah sudah banyak.!.

Astagfirullah, jawabku seraya mengusap kepala. Betul , betul Bun . Ayah tadi jumawa. Ternyata telah banyak tanda tanda yang Allah beri untuk Ayah. Wajar saja ya Bun sudah hambir setengah abad umur ayah jika Allah menghendaki. Uban ini isyarat bunda . Dengan tumbuh uban dikepala berarti kita sudah sampai di puncak usia. Artinya hanya menjalani sisa umur saja.

Uban tumbuh di kepala adalah nasehat diam bagi manusia. Jika uban tumbuh sebetulnya tidak perlu kita cat. Menurut tuntunan Rasulullah jika uban telah tumbuh tidak boleh dicat kembali dengan warna yang sama dengan warna hitam. Hanya boleh di cat dengan warna lain misalnya warna pink. Demikian fakta yang penulis saksikan ketika jamaah haji asal Pakistan mewarnai rambutnya denga n warna pink dan salam.

Ketika kita lahir ada yang tidak memiliki rambut. Kemudian rambut kita ditumbuhkan dengan lebatnya. Menjadi mahkota di kepala kita. Sejalannya berjalannya waktu rambut mulai satu satu memutih. Bersamaan dengan itu qadarullah yang selama ini kita pakai berangsur angsur dikurangi. Mata mulai kabur sehingga harus berkaca mata. Kaki dan tangan tidak kuat lagi menapak dan mencengkram. Itu pertanda.

Gigi yang dulu tersusun rapi seindah senyum Pepsodent mulai satu persatu berguguran. Kumis tebal yang ditakuti orang selama ini berangsur angsur jelek dan bercampur warna putih. Semua kekuatan keperkasaan Allah kurangi sehingga butuh tongkat jadi teman perjalanan. Telinga tidak lagi nyaring sihingga harus menggunakan alat untuk mendengar. Itu saya isyarat diam yang harus kita Arifi.

Hingga sampai waktunya mata terpejam. Dan tidak pernah terbuka lagi. Pertanda manusia kembali kepada Ilahi Rabbi.

Pandai Sikek, 19 Agustus 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Pak. Salam literasi

19 Aug
Balas



search

New Post