Syaiful Rizal

Kepala Sekolah di SMPN 5 Pamekasan Jawa Timur. Seorang Trainer Olimpiade Matematika Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Trainer TOT Olimpiade Matematika...

Selengkapnya
Navigasi Web
Merawat Hidayah

Merawat Hidayah

Oleh: Syaiful Rizal

Salah satu nikmat terbesar yang diberikan Allah pada kita adalah nikmat hidayah. Namun kita sering melupakan nikmat ini dan memandang hidayah dengan sebelah mata. Kita lebih terpesona dengan harta, jabatan, keturunan, kesehatan dan menempatkan semua itu sebagai suatu hal utama yang harus diperjuangkan. Sedangkan meramut hidayah seringkali tidak muncul di hitungan kita. Terlalu banyak contoh orang yang memiliki pengetahuan agama yang luas toh akhirnya tergelincir dan menjadi kufur karena menganggap sepele masalah hidayah ini, apalagi yang pengetahuan agamanya pas-pasan.

Pada dasarnya setiap manusia lahir dalam keadaan fitrah yaitu muslim, karena saat masih berada di alam ruh terjadi dialog antara ruh dan Allah sebagaimana termaktub dalam QS Al-A'raf 172 berikut:

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَآ ۛ أَن تَقُولُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَٰفِلِينَ

Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab: Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi . (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan). (QS. Al-A'raf: 172).

Ayat ini diperkuat oleh hadits Rasulullah SAW

كُلُّ إِنْسَانٍ تَلِدُهُ أُمُّهُ عَلَى الْفِطْرَةِ،

فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

Artinya : Seorang bayi tidak dilahirkan ke dunia ini melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi.

Berbahagialah kita yang masih dikaruniakan hidayah oleh Allah. Namun demikian nikmat ini harus terus dipertahankan dengan semaksimal mungkin.

Kisah Abu Thalib, pamanda Rasulullah yang hingga akhir hayatnya tak tersentuh hidayah haruslah menjadi ibrah (pelajaran) bagi kita. Beliau telah mengasuh Rasulullah dari usia 8 tahun dan menjadi pelindung dakwah Rasulullah. Ironi sekali, hingga sakaratul maut pun Abu Thalib tak jua mau bersyahadat. Dibisikinya sang paman agar mau bersahabat, namun berulang kali Abu Thalib menolak. Rasulullah tak pantang menyerah, hingga Allah menegurnya. Perhatikan QS Al-Qashash Ayat 56

إِنَّكَ لَا تَهْدِى مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهْدِى مَن يَشَآءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ

Artinya:

Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) sekalipun kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allahlah yang memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.

Abu Thalib menutup diri dari hidayah, hingga akhir hayatnya pun berada dalam kekafiran. Astaghfirullah WA na'udzubillahi minta syarri dzalik.

Kita bantu menjaga hidayah ini dengan doa. Doa yang diabadikan Allah dalam QS Ali-Imran ayat 8, yaitu:

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ

“Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau palingkan hati kami dari Islam setelah Engkau beri hidayah kepada kami. Limpahkanlah keimanan kepada kami dari sisi-Mu. Engkau Maha Pemberi rahmat kepada orang-orang mukmin.”

Wallahu a'lam

#PojokanKampungMorlekePamekasan

#Petikah hikmah taushiyah pengajian Ikansa'90

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren banget ulasannya Bapak

16 Jan
Balas

Tausiyah yang mencerahkan Gus Iful. Luar biasa

17 Jan
Balas

Luar biasa Bi. Semoga Hidayah itu tetap teraat dengan baik.

17 Jan
Balas

Luar biasa paparan Abi, sangat mencerahkan. Sukses dan sehat Bi. Barakallah.

17 Jan
Balas

Makasih Abi, pembelajaran yang sangat bermakna. Tulisan Abi semakin kereennn nih. Heehee

16 Jan
Balas

Terima kasih sudah diingatkan tadz. Barokallah.

16 Jan
Balas

Keren ulasannya pak, luas ilmunya pak.

16 Jan
Balas

Mantap Pak Syaiful. Tulisan yang sangat mencerahkan.

17 Jan
Balas

Mantap ulasannya Pak, salam.

17 Jan
Balas

Terima kasih ulasannya, Pak. Semoga kita selalu diberi hidayahNya. Sukses selalu, Pak.

16 Jan
Balas

Bagus ulasannya pak Rizal, semoga kita termasuk orang-orang yang menjaga hidayah-Nya, salam sukses selalu

17 Jan
Balas

Aamiin. Mantap Pak. Sangat menginspirasi dan bermanfaat. Terima kasih atas ilmunya. Salam sehat dan bahagia selalu.

16 Jan
Balas

Keren pak ulasannya. Hidayah memang harus dicafi dan dijaga. Sukses selalu.aamiin

16 Jan
Balas

Ayo bersama menjemput hidayah

17 Jan
Balas

Ayo bersama menjemput hidayah

17 Jan
Balas

Ulasan yang sangat menyentuh. Semoga kita dilindungi Allah dan diberikan Hidayah. Sukses selalu pak.

16 Jan
Balas

Tausyiah yang sangat mencerahkan dan informatif bangat saudaraku ug baik hati sehat walafiat ustad Saiful Rizal

17 Jan
Balas

Terimakasih untuk tausiyah. Semoga kita tetap dilimpahkan hidayah oleh Allah swt. Aamiin. salam literasi dan ijin follow

17 Jan
Balas

Barokallah, semoga selalu sukses dan sehat Pak Syaiful.

17 Jan
Balas

Terima kasih tulisannya Pak Syaiful, salam kenal dari Kota Tangerang. Saya ingin belajar menulis.

17 Jan
Balas



search

New Post