Syaifur Rijal

Saya adalah seorang orang yang tak sengaja menjadi guru. Sejak kecil cita-cita saya menjadi seorang super hero. Sampai pada akhirnya saya bertemu dengan seorang...

Selengkapnya
Navigasi Web
Maju Karena Mau
Sumber Gambar : nuansatimur.com

Maju Karena Mau

Tantangan menulis hari ke-23

#TantanganGurusiana

Sang guru yang melihat Supri angkat tangan awalnya tak menghiraukannya dan sekali lagi menanyakan kepada siswanya yang ada didalam kelas. Namun tetap saja tidak ada yang mengangkat tangan. Supri tetap mengangkat tangannya dari balik jendela dan tak dihiraukan kembali oleh gurunya. Sang gurupun menunjuk salah seorang siswanya untuk mengerjakan soal tersebut.

Siswa tersebut akhirnya mau maju kedepan. Ia mengerjakan soal tersebut dengan sangat hati-hati. Wajah bingung tampak menghiasi wajahnya. Pertanda ia kesulitan untuk menjawab soal tersebut. Dan akhirnya siswa tersebut menyerah dan kembali ke tempat duduknya.

Dari balik jendela. Supri terus memperhatikan teman-temannya yang ada didalam kelas. Sekali lagi gurunya bertanya siapa yang bisa menjawab soal tersebut. Dan sekali lagi Supri mengangkat tangannya. Akhirnya, guru tersebut meminta Supri untuk masuk kedalam kelas dan mengerjakan soal tersebut.

Supri mengerjakan soal tersebut dengan wajah yang sangat bahagia. Bak seorang pelukis handal, tangannya menari-menari menulis jawaban dari soal tersebut. Dan akhirnya soal selesai dikerjakan. Betapa kagetnya guru tersebut. Jawaban Supri benar. Lengkap dengan penjelasannya.

Selesai pelajaran guru tersebut menceritakan yang ia alami kepada seluruh guru yang ia temui dan juga kepada kepala sekolah. Kepala sekolah yang mendengar cerita tersebut hanya tersenyum kemudian menceritakan apa yang terjadi sehingga siswa tersebut belajar dari balik jendela.

Kepala Sekolah menceritakan bahwa sebenarnya Supri adalah anak yang sangat cerdas. Namun karena keterbatasan biaya yang dialami dan peraturan sekolah akhirnya ia memutuskan untuk tidak lanjut sekolah. Hal ini dilakukan karena Supri kasihan melihat kakek dan neneknya yang sudah tua yang hanya bekerja sebagai pemulung harus membiayai pendidikan cucu semata wayangnya dan memilih mengikuti pelajaran dari balik jendela.

Sebenarnya sekolah sudah membujuk Supri untuk tetap sekolah seperti biasanya dan memberikan keringanan untuknya. Sang kakek dan nenek juga menyuruhnya untuk kembali bersekolah. Namun Supri tidak mau Karen alasan yang sama. Ia kasihan kepada kakek dan neneknya apabila kembali kesekolah. Sejak saat itulah Kepala sekolah membiarkan Supri belajar dari balik jendela.

Setelah mendengar cerita Kepala Sekolah. Hatinya seakan tercabik oleh sebutan guru yang ia sandang. Iapun akhirnya pergi menemui Supri yang saat itu sedang membaca bukunya diatas pagar sekolah. Guru tersebut memandang Supri yang telah turun dari pagar sekolah.

“Supri. Mulai besok kamu harus belajar didalam kelas seperti yang lain ya.” Ajak sang guru. Namun Supri hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Melihat jawaban dari Supri, akhirnya sang guru tersebut memutuskan untuk langsung menemui kakek dan nenek Supri. 

Sesampainya di rumah Supri, guru tersebut sangat terharu saat melihat kondisi bangunan rumah Supri yang sudah sangat tidak layak untuk ditempati. Kepada kakek dan nenek Supri sang guru menenyakan kenapa Supri tidak tinggal dengan orang tuanya. Kakek dan nenek Supripun akhirnya menceritakan semuanya kepada sang guru yang akhirnya menangis setelah mendengar cerita dari mereka.

Guru tersebut akhirnya meminta suatu hal kepada kakek dan nenek Supri. Ia akan menanggung semua biaya pendidikan Supri dan juga berniat memboyong kakek dan nenek juga Supri untuk tinggal bersamanya. Kebetulan guru tersebut baru dipindah tugaskan dan hanya tinggal bersama suaminya disebuah rumah yang cukup besar. Ditambah lagi sudah 10 tahun sejak ia menikah belum juga dikaruniai seorang anak. Hal ini membuat sang guru juga berniat untuk menjadikan Supri sebagai anaknya.

Awalnya, kakek dan nenek Supri menolak. Namun setelah mengingat keadaan Supri yang sebenarnya memang membutuhkan kasih saying dari orang tua akhirnya menyetujui hal tersebut. Supripun akhirnya juga mau untuk tinggal bersama sang guru dan kembali bersekolah lagi.

Sebenarnya, bukan ketidak mampuan yang menghambat kita untuk terus maju. Akan tetapi tidak adanya kemauan yang akhirnya membuat kita menyerah. Banyak dari kita yang merasa tidak mampu untuk melakukan suatu hal namun tidak pernah mencobanya terlebih dahulu. Karena sesuatu yang baru akan terlihat sulit dan akan terus terlihat sulit jikalau kita tidak mau mencobanya.

Supri dengan kemauannya yang sangat tinggi akhirnya mampu melawan ketidak mampuan yang membuatnya belajar dari balik jendela sekolahnya. Masalahnya bukan seberapa mampu kita. Tapi maukah kita untuk melawan ketidak mampuan tersebut

Tantangan menulis hari ke-23

#TantanganGurusiana

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa ceritanya menggugah rasa pak..dimana ada kemauan disitu ada jalan..Slam sukses ya

06 Dec
Balas

Cerita yang inspiratif, Pak. Bukan mampukah ,tetapi maukah ... Salam sukses, Pak

05 Dec
Balas

Terimakasih bu

06 Dec
Balas



search

New Post