Penyesalan Seorang Ayah (Part 3)
Tantangan menulis hari ke-27
#TantanganGurusiana
Sesampainya dirumah sakit, Tasya langsung ditangani oleh dokter. Dokter memeriksa kedua tangan Tasya. Beberapa waktu kemudian, dokterpun mendatangi Aditya dan Elsa. Dokter sangat menyayangkan apa yang terjadi kepada Tasya. Dokter mengatakan bahwa kedua tangan Tasya telah mengalami benturan dengan benda tumpul yang sangat keras. Akibatnya ada beberapa tulang di tangannya yang mengalami kerusakan parah dan harus dioperasi. Kemungkinan yang paling buruk adalah Tasya akan kehilangan kedua tangannya.
“Pak, Bu. Putri bapak dan ibu adalah anak yang kuat. Dia tau bahwa tangannya sakit saat digerakkan. Namun dia berpesan satu hal kepada saya. Ia meminta saya agar mengatakan bahwa tangannya baik-baik saja.” Ucap dokter yang telah memeriksa Tasya.
Mendengar apa yang disampaikan dokter. Membuat tubuh Aditya dan Elsa menjadi lemas. Air mata yang mengalir keluar dari kedua mata mereka. Menandakan kesedihan dan penyesalan yang sangat mendalam. Aditya yang merasa bersalah atas apa yang ia lakukan menangis sejadi-jadinya dan menundukkan kepalanya ke lantai. Ia sangat menyesali apa yang telah ia lakukan. Karenanya, Tasya terancam akan kehilangan kedua tangannya.
Beberapa waktu kemudian, operasipun telah selesai dilakukan. Kedua tangan Tasya tak terselamatkan. Setelah dioperasi, Tasya dipindahkan ke kamar pasien. Dia masih dalam keadaan tidak sadar. Sisa obat bius masih ada. Ayah dan ibunya yang menemaninya berharap Tasya akan kuat melihat kenyataan bahwa tangannya kini telah tiada.
Akhirnya Tasyapun terbangun. Dia menoleh kearah ayah dan ibunya dan berkata.
“Ayah, Ibu. Ternyata Allah masih baik sama Tasya.” Ujarnya, kedua orang tuanya diam keheranan.
“Allah sudah mengambil tangan Tasya. Tasya seneng banget ayah. Mulai sekarang Tasya tidak bisa nakal lagi. Tasya tidak bisa membuat ayah sama ibu marah lagi. Tapi nanti, kalau sudah waktunya. Tasya mau ambil lagi tangan Tasya. Biar Tasya bisa memegang tangan ayah sama ibu.” Sambung Tasya sambil tersenyum bahagia
Mendengar apa yang dikatakan putri kecilnya. Aditya dan Elsa tidak bisa menahan tangisnya. Merekapun memeluk Tasya dan menciuminya. Disatu sisi mereka bangga memiliki putri sekuat Tasya. Namun, disisi lain penyesalan mereka tak kan mampu di gantikan oleh apapun.
Terkadang, seorang anak melakukan sesuatu yang tidak seharusnya ia lakukan. Percayalah, mereka masih belum begitu faham mana hal baik yang harus ia lakukan. Dan mana yang tidak boleh dilakukan. Ketika, anak kita melakukan sebuah kesalahan. Tugas kita adalah mendidiknya agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Bukan malah memarahi dan memukulinya.
Setiap anak memiliki keistimewaannya masing-masing. Mereka membawa masing-masing mimpinya. Karakter tentu saja berbeda. Cukup cintai dan arahkan mereka pada kebaikan. Cintai dan sayangi mereka dengan sepenuh hati. Kelak, merekalah yang akan meneruskan mempi-mimpi kita.
Tantangan menulis hari ke-27
#TantanganGurusiana
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Miris bacanya, Pak. Pembelajaran bagi kita sebagai orang tua.... Salam sukses, Pak