Tahun 2022 ini, menjadi momentum dalam memulihkan kembali kondisi paska pandemi serta berusaha bangkit dari tidur panjang. Memang tidak bisa dipungkiri, ujian kehidupan yang menerpa hampir seluruh wilayah di dunia sejak awal tahun 2020 lalu, menjadikan berbagai sektor terpuruk dan hampir kolaps, termasuk dunia pendidikan. Bagaimana tidak, kebiasaan baru (yang sering disebut New Normal, red) dan segala protokol kesehatan diterapkan sehingga kebiasan berangkat sekolah pagi hari, kemudian bersapa hangat antar sesama warga sekolah terkikis lambat laun dengan tidak dibolehkannya bersentuhan fisik (salaman, red) bahkan sampai ada jarak aman agar tidak tertular virus yang saat itu dikatakan menular sangat cepat. Belum lagi kebiasaan harus menggunakan masker selama beraktifitas, memaksa diri untuk membiasakan tidak terlalu peduli dengan satu-persatu wajah atau kepribadian peserta didik.

Hal yang paling menjadi kendala adalah kebijakan WFH (Work from Home) atau dalam dunia pendidikan sering disebut BDR (Belajar dari Rumah), memaksa setiap elemen pendidikan, mulai dari Dinas Pendidikan, Manajemen Sekolah, Guru hingga Peserta Didik harus menyiapkan segala amunisi agar bisa mengikuti pembelajaran walau tidak hadir di sekolah. Tentu hal ini tidak bisa berjalan mulus, terlebih dengan kondisi peserta didik di SMK Islam Al-Amal Surabaya yang notabene berasal dari kalangan Yatim / Piatu serta Fakir Miskin. Baik kendala dari sisi teknis perangkat daring (ponsel dan kuota internet) hingga kesulitan memahami materi pembelajaran jika hanya lewat media digital tanpa ada tatap muka.

Namun, dunia pendidikan tidak menyerah begitu saja dengan keadaan. Sehingga selama pandemi telah gencar diadakan musyarawarah, webinar hingga diklat daring untuk peningkatan kualitas pembelajaran selama pandemi, sehingga muncul konsep Merdeka Belajar. Konsep pola pendidikan yang berusaha mengembalikan ruh semangat perjuangan dari Bapak Pendidikan Indonesia (Ki Hadjar Dewantara, red) yang menerapkan prinsip belajar sepanjang masa, belajar dari mana saja dan belajar hal yang bermakna. Untuk itu, SMK Islam Al-Amal Surabaya yang sedari dahulu sudah berusaha menerapkan konsep Merdeka Belajar ala Al-Amal, yakni dengan mengkolaborasikan antar mapel untuk satu proyek pembelajaran tertentu, sehingga meringankan beban belajar peserta didik dan harapannya, mencapai tujuan pembelajaran yang bermakna dan tepat guna.

Program terbaru yang diusung oleh SMK Islam Al-Amal Surabaya di tahun 2022 ini adalah Link and Match dalam berbagai aspek tata kelola pendidikan kami, guna mencapai tujuan pembelajaran yang Merdeka. Mulai dari tindaklanjut MoU dengan DUDIKA (GoldVitel, MaspionIT, Bismar, Krisanthium), hingga kegiatan menghadirkan Guru Tamu rutin bulanan, seperti Alumni Sukses Studi di Jerman, Instansi rekanan dari Puskesmas, Polsek hingga beberapa Kampus (STIKES AdiHusada, UINSA, UNTAG, Universitas Narotama) dan juga beberapa rekanan industri (TV9, Yamaha, Loker Kota Surabaya, ConnecWorld) untuk berbagi ilmu dan motivasi terutama memberikan gambaran budaya di dunia kerja. Kegiatan tersebut biasanya berlangsung selama tiga hingga enam jam dalam satu hari, diadakan secara klasikal maupun langsung praktik menggunakan peralatan yang sesuai.

Terobosan berikutnya, kami juga berusaha menggandeng stakeholder (para donatur maupun wali murid) yang memiliki kesamaan visi dan keunggulan dalam bidang yang sesuai di SMK Islam Al-Amal Surabaya, untuk menjadi Narasumber dalam kegiatan Guru Tamu di sekolah kami, agar dapat memberikan jariyah berupa ilmu yang bermanfaat di dunia dan akhirat. Semisal bertema tentang merintis usaha dari nol, atau strategi menangkap peluang usaha, hingga mengutamakan ibadah dalam bekerja. Dengan harapan, calon lulusan SMK Islam Al-Amal Surabaya kedepan, memiliki jiwa yang tangguh dengan kemampuan teknologi tinggi yang mengedepankan akhlakul karimah. Ayo, jangan lewatkan kesempatan berharga ini untuk bisa bergabung dalam berkontribusi ilmu. Tindak lanjut tawaran ini, bisa menghubungi pihak Humas melalui WA 08980902600.