CINTA BERSEMI KEMBALI (Bagian 1)
Pagi-pagi Fikry sudah mengeluarkan motornya dari bagasi. Tangannya tampak memegang lap berlepotan debu bekas motornya yang kotor. Sesekali dilihatnya kembali motornya, khawatir masih ada debu yang tertinggal. Hari ini Fikry ingin motornya tampil kinclong, maklum kemarin dia sudah berjanji akan menjemput Nurita, bidadari cantik di sekolahnya.
Dewi Nurita Wulandari cewek berambut panjang yang baru dikenalnya kemarin di sekolah. Dia duduk di deretan kedua dari belakang tepat di depan tempat duduk Fikry. Hampir semalaman Fikry tidak bisa memejamkan matanya memikirkan gadis tinggi semampai yang duduk di depannya tersebut.
“Fik, makan pagi dulu! Sarapannya sudah siap” terdengar ibunya memanggil dari dapur membuyarkan lamunan Fikry.
“Ya, bu” jawab Fikry sambil terus mengelap motornya. Dia masih belum yakin motornya sudah bersih. Ditelitinya lagi motornya. Setelah yakin m otornya bersih, diapun beranjak menuju dapur untuk makan pagi.
“Hati-hati makannya. Kok keliatan buru-buru, Fik” tegur ibunya melihat Fikry makan tidak seperti biasanya.
“Fikry buru-buru bu masih mau mengerjakan tugas di sekolah” jawabnya berbohong.
“Tapi tetap hati-hati di jalan. Jangan ngebut naik motornya!”
“Ya, bu” katanya sambil meraih segelas air di atas meja lalu diminumnya. Setelah meletakkan gelas kosong di meja, diciumnya tangan ibu yang sejak tadi duduk menemaninya makan.
“Saya berangkat dulu” kata Fikry sambil menyambar tas sekolahnya yang tergeletak di meja ruang tamu.
Sampai di rumah Nurita, ternyata dia sudah siap. Nurita sudah berdiri di teras rumahnya dengan tas yang diselempangkan di bahunya. Dia tersenyum menyambut kedatangan Fikry. Lesung pipinya tampak semakin kelihatan ketika tersenyum. Rambutnya yang panjang tampak dikepang dua. Sebuah pita berwarna kuning sebagai talinya. Benar-benar cantik dan semakin menambah kekaguman Fikry terhadap Nurita yang tanpa sadar terus memandanginya.
“Hei … ayo berangkat!” Nurita membuyarkan lamunannya
“E … e … iya” sahut Fikry gelagapan.
Mereka berboncengan naik motor ke sekolah. Kelihatannya Fikry memang sangat suka dengan Nurita yang baru dikenalnya. Entah apa yang membuatnya tertarik kepada Nurita. Ketika masih kelas 1 SMA, memang banyak cewek yang suka dan mendekati Fikry, tetapi dia tidak menanggapinya. Fikry Al Fatoni, teman-temannya biasa memanggilnya Fikry memang termasuk cowok yang ganteng dan peramah. Tubuhnya atletis, maklum dia memang paling suka bermain bola volly menjadi daya tarik tersendiri bagi wanita yang suka kepadanya.
Tanpa terasa mereka sudah sampai di gerbang sekolah. Nuritapun turun dari motor, sementara Fikry meletakkan motornya di tempat parkir. Setelah memarkir motornya, mereka berjalan berdua menuju ke ruang kelas.
“Nur, nanti pulangnya saya antar, ya?” Fikry mencoba menawarkan jasanya sekali lagi. Nurita terdiam tanpa sepatah katapun. Fikry tampak penasaran menunggu jawaban Nurita. Keduanya tetap berjalan santai menuju kelas.
Tepat di depan kantin sekolah Nurita menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Fikry. Fikry juga menghentikan langkahnya dan memandang ke arah Nurita.
“Boleh. Tapi apa gak ada yang marah nanti?” katanya dengan masih memandang ke arah Fikry.
“Gak ada” jawab Fikry mantap.
Nurita tersenyum mendengar jawaban Fikry. Tanpa mempedulikan Fikry yang masing bengong, dia melanjutkan berjalan menuju kelasnya. Fikry segera mengejar Nurita. Fikry memang kelihatan sangat suka kepada Nurita. Sejak saat itulah mereka selalu berangkat dan pulang bersama ke sekolah.(SaRi)
Bersambung
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Asal jangan cinta pertama Mas Syamsul Arifin yang kembali bersemi ....Salam sehat dan semakin sukses.
hahaha .... salam sehat dan sukses juga Bapak Sriyono
Keren cerpen Pak Syamsul. Serasa kembali menjadi anak muda. Sukses untuk Pak Syamsul. Barakallahu fiik.
Terima kasih ibu Ririn
Saya akan setia menunggu kelanjutannya
Hehe ... Trims Pak Sudiwanto