CINTA BERSEMI KEMBALI (Bagian 11)
T29 (14112021)
Mendengar alasan Nurita, suaminya tidak berkomentar. Dia percaya dan paham alasan Nurita yang menganggap panggilan itu salah sambung. Namun bagi Nurita, hal tersebut menjadi serba salah. Bagaikan makan buah simalakama. Kalau diangkat panggilan itu, bagaimana dengan perasaan suaminya. Sedangkan jika dibiarkan, dia akan merasa bersalah kepada yang menelepon. Akhirnya dia pasrah dengan keputusannya, dan membiarkan semua berjalan mengalir dengan sendirinya.
Keesokan harinya saat Nurita sedang memasak di dapur, handphone Nurita berbunyi kembali. Dilihatnya nomor yang memanggil. Ternyata yang memanggil adalah nomor yang kemarin. Nomor telepon yang dianggapnya salah sambung. Namun, Nurita sudah tahu si pemilik nomor itu.
Dilihatnya sekeliling untuk memastikan tidak ada suaminya di tempat itu. Setelah dirasa aman, dia segera menjawab panggilan itu.
“Halo ...!”
“Ya, Fik.”
“Dari mana kamu tahu nomor saya yang baru, Fik?” tanya Nurita penasaran.
“Ceritanya panjang, Nur. Nanti saya ceritakan setelah kita ketemu. Boleh aku bertemu denganmu?” tanya Fikry penuh harap.
“Ng … ya, boleh.”
“Kapan, Nur?” tanya Fikry tidak sabar.
“Nanti saya atur waktunya. Kamu tunggu kabar dari aku.”
“Oke, saya tunggu,” jawab Fikry sambil menutup teleponnya.
Nurita bisa bernapas dengan lega. Beban pikirannya yang selama ini merasa bersalah karena mengabaikan panggilan Fikry sudah terbayar lunas. Kini dia tinggal mengatur waktu yang tepat untuk bisa bertemu dan berjumpa dengan Fikry.
***
Menunggu ternyata pekerjaan yang sangat membosankan. Demikian juga yang dialami Fikry. Perasaan sabarnya mulai mendapatkan ujian. Kelamaan menunggu kabar dari Nurita memang membuatnya bosan. Tetapi dia tidak mau menghubungi Nurita, karena takut terjadi salah paham. Fikry ingin hubungan keluarga Nurita tetap baik-baik saja. Demikian juga di keluarganya sendiri. Akhirnya Fikry memilih jalan alternatif.
“Hari ini jadwal servis dan ganti oli, pak,” kata Pak Imam sambil memegang lap di tangannya.
“Ya, Pak Imam. Nanti pukul berapa berangkat? Saya ikut, ya!” kata Fikry kemudian.
“Nanti sekitar pukul sembilan, pak.”
“Kalau berangkat lebih awal gak apa-apa kan, pak. Sekarang masih setengah delapan. Bagaimana kalau pukul delapan?”
“Baik, pak.”
Pak Imam segera melanjutkan pekerjaannya mengelap mobil Pak Fikry. Dia tidak ingin terlambat berangkat, karena dia tahu Pak Fikry sangat disiplin soal waktu. Pak Imam sudah lama bekerja sebagai sopir di keluarga Fikry. Dia sudah bekerja sekitar tujuh tahunan, sehingga sudah dianggap seperti keluarga sendiri.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Pak Imam bersiap berangkat bersama majikannya. Fikry duduk di depan di samping sopirnya.
***
Dalam perjalanan pulang dari bengkel Fikry mengingatkan Pak Imam agar mampir di restoran karena sudah siang.
“Di pertigaan depan belok kanan, pak!”
“Ya, pak!”
Pak Imam segera membelokkan mobilnya menuju pertigaan yang ditunjukkan majikannya. Mobil menyusuri jalanan beraspal yang sudah agak berlubang. Di kanan kiri jalan banyak ditumbuhi pepohonan. Banyak pohon kelapa tumbuh di sana. Hampir sepuluh menit berjalan, Fikry meminta Pak Imam menghentikan mobilnya.
“Lo, bukankah ini jalan menuju Kolam Saronggi, pak?” tanya Pak Imam heran.
“Ya, Pak Imam nanti kita makan siang di sana. Tempatnya bagus dan sejuk. Makanannya juga enak,” ujar Fikry memberi alasan.
“Ya, pak.”
Hampir lima belas menit berjalan, mobilpun sampai di tempat yang dituju. Fikry segera turun diikuti sopirnya menuju restoran tersebut. Sampai di dalam Fikry mencari tempat duduk, kemudian meminta sopirnya memilih menu makanan yang akan dipesan. Sementara Fikry sibuk menjelajahi setiap sudut ruangan seperti mencari sesuatu. Tempat kasir juga menjadi fokus pandangannya. Di sana tampak duduk seorang wanita yang perawakannya mirip dengan orang yang dikenalnya.
(Bersambung)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Apa yang terjadi setelah bertemu? Hehe...
Terima kasih ... Sukses selalu ibu
Lanjut pak ... penasaran, sehat dan sukses selalu
Trims... sehat dan sukses selalu
Siapakah gadis itu jadi kepo. Sehat dan suksess elalu Ustadz
Trims... Sehat dan sukses selalu buat ibu
Hhmm, jadi ingin segera pagi dan menikmati cerita lanjutannya. Salam sehat dan bahagia bersama keluarga.
Mator sakalangkong... Sehat dan sukses juga buat ibu
Siapa dia? . Dialah itu?
Trims Pak Khoirul Jamal
Ceritanya makin menarik. salam sukses Pak Syamsul
Terima kasih sukses juga untuk bapak
Waduh....ada apa ini ? Hehe keren Pak. Lanjut.
Terima kasih ibu
Nurita kah? Semoga pertemuan ini tidak menjadi masalah nanti ya. Lanjutt, Pak. Salam sukses selalu.
Terima kasih sukses juga untuk ibu
Semakiin seruu
Terima kasih
Mantap cerpennya, sukses selalu.
Terima kasih sukses juga untuk ibu
Siapa dia? Twitsnya yang keren. Sukses selalu sahabat Mari SKSS
Terima kasih sukses juga untuk bapak
Keren tayanagannya, mantap, sehat dan sukses selalu Pak Syamsul
Terima kasih... Sehat dan sukses juga untuk ibu
Keren ulasan cerpennya. konflik terurai rapi dalam untai paragraf yang tersaji. sehat selalu pak Syamsul
Terima kasih... Sehat dan sukses juga buat bapak
Keren pak.. selalu bikin penasaran. Salam literasi
Terima kasih ibu... Salam literasi kembali
Makin bergizi tulisannya pak Syamsul
Mator sakalangkong Pak Sudiwanto
Ini bahasa saya juga.
Keren
Terima kasih ibu