Formula Cinta Alkhawarizmi
Siapa yang tidak kenal dengan AlKhawarizmi. Seorang ilmuwan sukses yang mengguncang dunia, sekaligus pemimpin ilmuwan matematika.
Suatu hari, Al Khawarizmi ditanya tentang calon istri terbaik. Kemudian dia menjawab dengan menggunakan rumusnya.
“Agama itu nilainya 1, sedangkan hal lain nilainya 0. Jika wanita itu shalihah dan baik agamanya, maka nilainya 1.Jika dia cantik, tambahkan 0 di belakangnya. Jadi nilainya 10. Jika dia kaya, tambahkan 0 lagi di belakangnya. Jadi nilainya 100. Jika dia keturunan orang baik-baik dan terhormat, tambahkan 0 lagi. Jadi nilainya 1000.
Sebaliknya jika dia cantik, kaya dan nasabnya baik tetapi tidak punya agama, nilainya hanya 0.Berapa pun 0 dihimpun, ia tetap 0”
Demikianlah jawaban hebat dengan matematika. AlKhawarizmi mengajarkan kepada kita memahami tuntunan hadits dengan pendekatan matematika dalam mencari istri. Hendaklah menjadikan agama sebagai pertimbangan utama. Jika agamanya baik, maka yg lain akan menjadi kebaikan yg berlipat ganda. Namun jika agamanya tidak ada, tidak berguna segala kelebihan wanita.
Maka jika engkau bertanya wanita manakah yg terbaik untuk menjadi istri, sesuai rumus AlKhawarizmi, jawabannya adalah pertama-tama carilah wanita shalihah barulah engkau perhitungkan kelebihan-kelebihan lainnya. Masyaa Allah...
Suatu saat Mark Zuckerberg diriwayatkan pernah berkata, “Saya heran ada orang-orang yang terlalu mengidolakan saya, padahal saya sangat mengidolakan ilmuwan Muslim Al-Khawarizmi karena tanpa Algoritma dan Aljabar, maka jangan pernah bermimpi ada Facebook, Whats App, BBM, Line, games bahkan komputer.”
Muhammad ibn Musa Al-Khawarizmi atau yg lebih dikenal sebagai Al Khawarizmi. Beliau adalah ilmuwan kepercayaan Kekhilafahan Abbasiyah.
Dilihat dari rentang waktu kehidupannya (antara 780-847 M) maka bisa dipastikan jika Al-Khawarizmi telah menjalani hidupnya di masa pemerintahan enam orang Khalifah Kekhilafahan Abbasiyah. Ketika masih kecil, di era Khalifah Al-Mahdi (775-785 M) dan Musa Al-Hadi (785-786 M), kemudian ketika remaja dan beranjak dewasa, di mana Al-Khawarizmi sudah diangkat sebagai pegawai kekhilafahan Abbasiyah, pada era Khalifah Harun Al-Rasyid (786-809 M), pada masa kecemerlangan Al-Khawarizmi, di era Khalifah Al-Ma’mun (819-833 M), dan kemudian menjelang wafatnya, di bawah pemerintahan khalifah Al-Mu’tashim (833-842 M) dan Al-Watsiq (842-847 M).
Al−Khawarizmi lahir tahun 780 M di Khawarizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 M di Baghdad. Ketika masih kecil, kedua orang tuanya pindah ke sebuah tempat di selatan kota Baghdad, sehingga di kota besar pusat ilmu pengetahuan inilah ia meniti karirnya sebagai seorang ilmuwan. Ia bekerja sebagai anggota Bayt al-Hikmah sebuah lembaga pemerintah untuk penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di Baghdad. Al-Khawarizmi memiliki keunggulan yg sangat besar dalam memanfaatkan buku-buku yg terdapat di perpustakaan Al-Ma’mun.
Karya terbesar Khawarizmi tentu adalah di bidang aljabar. Buku Al-Kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa'l-muqabala (The Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing) dianggap sebagai pondasi penting bagi aljabar era modern. Pada abad 12, buku ini diterjemahkan ke bahasa Latin berjudul Liber algebrae et almucabala, yg kemudian mengenalkan istilah algebra, atau aljabar.
Buku ini membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Hal ini sangat penting sebagai sebuah gerakan revolusioner dari konsep matematika Yunani yg berdasarkan pada geometri. Aljabar merupakan penggabungan teori yg memungkinkan angka rasional, irasional dan magnitude geometris menjadi objek-objek aljabar. Ia memberikan matematika sebuah dimensi baru dan perkembangan, lebih luas daripada konsep sebelumnya. Ia memungkinkan perkembangan lebih lanjut. Khawarizmi juga berjasa dalam mengembangkan tebel sinus, cosinus dan trigonometri. Karena karyanya ini al-Khawarizmi disebut sebagai “Bapak Aljabar”.
Al-Khawarizmi adalah juga orang pertama yg menjelaskan kegunaan angka-angka dan memperkenalkan angka nol. Karyanya dalam bidang Aritmatika, Kitabul Jama-wat-Tafriq yg diterjemahkan ke dalam bahasa latin Trattati d’Arithmatica oleh Prince Boncompagni adalah karya terbesar yg digunakan oleh berbagai universitas di Eropa hingga abad 16. Kitab ini menerangkan praktek sehari-hari seluk-beluk kegunaan angka-angka, termasuk angka nol. Kitab ini juga banyak menguraikan tentang persamaan linear dan kuadrat, kalkulasi integrasi, dan persamaan dengan 800 contoh yg berbeda. Dan darinyalah berkembang teknologi digitasi hingga sekarang. Dari Al-Khawarizmilah orang-orang Eropa belajar menggunakan angka nol untuk memudahkan menghitung puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya. Dengan penggunaan angka tersebut maka kata Arab Shifr yg artinya nol (kosong) diserap ke dalam bahasa Perancis menjadi kata chiffre, dalam bahasa Jerman menjadi ziffer, dan dalam bahasa Inggris menjadi cipher. Bilangan nol ditulis bulat dan di dalamnya kosong. Al-Khawarizmi-pun memperkenalkan tanda-tanda negatif yg sebelumnya tidak dikenal di kalangan ilmuwan Arab.
Dunia modern banyak berutang pada Khawarizmi. Algoritme, seperti yg dipakai dalam dunia komputer, berutang pada aritmatika dan algoritme yg ditulis oleh Khwarizmi. Teorinya menjadi dasar bagi David Hilbert untuk masalah pengambilan keputusan (Entscheidungsproblem). Pengaruh al-Khawarizmi jelas sangat berdampak dalam penggunaan istilah matematika. Kata Aljabar berasal dari kata al-Jabr. Kata logarisme dan logaritma diambil dari kata Algorismi, Latinisasi dari nama al-Khawarizmi. Nama al-Khawarizmi juga diserap ke dalam bahasa Spanyol Guarismo dan dalam bahasa Portugis, Algarismo yg berarti digit.
Hal penting diketahui bahwa al Khawarizmi adalah Muslim pertama dalam ilmu hitung atau matematika. Karena yg menemukan ilmu itu tak lain adalah al Khawarizmi sendiri. Di luar itu, al Khawarizmi sebenarnya sosok yg komplit. Disamping ahli matematika Al-Khawarizmi juga seorang penerjemah, ahli geografi, astronomi, sejarah. Ia juga menuliskan teori seni musik dalam bukunya. Bahkan karyanya di bidang astronomi yg berjudul “Zij al Shindhind” merupakan karya terpenting hingga saat ini.
C.J. Toomer Dalam Dictionary Scientific Biography (1973) menyatakan bahwa hampir seluruh karya-karya al Khawarizmi disusun selama masa pemerintahan Al Ma’mun (813-833 M), Khalifah kedua setelah Umayyah membangun kekhalifahan Islam di Damaskus pada tahun 661 M.
Ahli ilmu aljabar dunia, Leonardo Fibonacci dari Pisa pun mengaku berhutang pada al Khawarizmi. George Sarton, penulis sejarah matematika kenamaan, menyebut al Khawarizmi sebagai salah seorang ilmuwan Muslim terbesar dan terbaik di masanya. Para ilmuwan Barat lainnya seperti Copernicus, banyak menyalin teori-teori dari Al-Khawarizmi. Misalnya, tentang perhitungan ketinggian gunung, kedalaman lembah dan jarak antara dua buah objek yg terletak antara suatu daerah yg berpermukaan datar atau yg berpermukaan tidak rata. Bahkan, ada ilmuwan Barat lainnya yg tidak saja menyalin teori hasil pemikiran al-Khawarizmi, tetapi juga mengakuinya sebagai penemunya. Banyak pujian yg diberikan para sejarawan dan ilmuwan Eropa kepada karya-karya al-Khawarizmi. Pujian itu antara lain ditulis Philip K Hitti, penyusun the History of the Arabs yg menyebut al-Khawarizmi tokoh utama dalam sejarah awal matematika Arab.
Al-Khawarizmi juga seorang ahli bumi. Bukunya kitab Surat al-Ardl menjadi dasar ilmu bumi Arab. Naskah itu hingga kini masih tersimpan di Strassburg, Jerman. Oleh Abdul Fida, seorang ahli ilmu bumi terkenal, buku itu disebut sebagai buku yg menggambarkan bagian-bagian bumi yg dihuni manusia karena dihiasi secara lengkap dengan peta beberapa bagian dunia. CA Nallino, seorang penerjemah karya-karya al-Khawarizmi ke dalam bahasa latin, menegaskan bahwa tak ada orang Eropa yg dapat menghasilkan karya seperti al- Khawarizmi ini.
Demikian sekelumit kisah dan formula salah seorang idola saya dalam mencari istri. Formula ini menurut saya bisa juga berlaku bagi seorang perempuan dalam mempertimbangkan calon imam yang akan menakhodai rumah tangganya.
Batusangkar, 30 Maret 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar