Mahar Cinta Paling Berkah
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda "Sebaik-baik mahar adalah mahar yang paling murah." (HR. Al-Hakim).
Dalam Hadit lain Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Pernikahan yang paling besar keberkahannya ialah yang paling mudah maharnya." (HR. Ahmad)
Hadits di atas menjelaskan tentang esensi mahar dalam pernikahan. Mahar adalah kewajiban yang wajib diserahkan suami kepada istrinya ketika menikah, dan menjadi harta milik istri. Mahar adalah hak istri. Meskipun kewajiban seorang suami hendaknya memberikan mahar dengan penuh kerelaan. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata'ala dalam QS. An-Nisa' ayat 4, "Berikanlah mahar kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari mahar itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya."
Kembali ke hadits sebalumnya, mahar terbaik adalah yang paling murah. Pernikahan yang paling besar berkahnya adalah yang paling mudah maharnya. Jika dikaitkan dengan wanita, maka wanita yang paling baik adalah yang paling mudah maharnya. Mudah bukan berarti murah, bukan pula murahan. Murah tidak terkait nominal, tetapi terkait kemampuan calon suami untuk mengadakan mahar.
Seorang wanita boleh meminta jenis dan jumlah mahar kepada calon suaminya. Meskipun boleh tidak lantas meminta mahar di luar batas kesanggupan calon suami. Hindari permintaan mahar pada calon suami di luar batas kesanggupan calon suami, sehingga menjadi penghalang terjadinya pernikahan.
Seandainya ada wanita menentukan jumlah mahar, sedangkan calon suami tidak sanggup menunaikannya, berarti tidak jadi menikah, belum berjodoh. Laki-laki atau calon suami jangan pula sibuk menuding wanita mempersulit pernikahan atau menolak dirinya secara soft.
Mahar mudah itu seperti apa? Jawabnya sesuai dengan kesanggupan calon suami. Misalnya seorang wanita menentukan jumlah maharnya 100 juta Rupiah. Sementara penghasilan calon suaminya 1 milyar perbulan. Hal itu masih tergolong mahar yang mudah. Alasanya, calon suami yang berpenghasilan 1 milyar, mudah mengeluarkan 100 juta sebagai mahar. Jadi ukuran mudah itu relatif, tergantung situasi dan kondisi penghasilan calon suami.
Mahar menjadi mudah jika proses mendapatkan mahar tersebut tidak sulit. Misalnya seorang wanita yang mengaku muslimah shalihah, lalu menentukan maharnya rumah minimalis di ibukota baru Indonesia. Meskipun calon suaminya sanggup, tergolong milyader, akan kesulitan memenuhi permintaan mahar sang calon istri. Kenapa?
Karena, permintaan mahar rumah minimalis di ibukota baru Indonesia itu sangat menyulitkan calon saumi, bukan karena suami tidak sanggup, tetapi ibukota negara Indonesia yang baru masih dalam bentuk master plan. Ibu kota barunya saja belum ada, apalagi mencari rumah minimalis di ibukotanya...he...he.
Seandainya wanita tidak mau menerima pinangan calon suami dengan berbagai alasan. katakan saja baik-baik. Jangan ajukan mahar rumah minimalis di ibukota baru. Itu namanya hil-hil mustahal dipenuhi. Di samping terlihat menolak secara soft, juga mempersulit. Kira-kira ke mana mesti dicari calon suaminya, toh ibukota barunya belum ada.
Hal itu sama dengan meminta calon suaminya, menuntun keong dari Padang ke Batusangkar sebagai maharnya. Calon suami yang waras tidak akan mau melakukan, karena permintaan mahar yang sangat menjengkelkan, dan amat sangat sulit direalisasikan.
Sang calon suami akan berpikir dua, tiga, empat sampai seratus kali, kemudian memutuskan "Dari pada memenuhi permintaan yang tidak masuk akal, lebih baik minta tolong carikan wanita muslimah sebenar-benar muslimah pada guru (murabbiku). Lagi pula, dunia tidak selebar daun kelor, bunga tidak setangkai, yang indah dipandang mata bukan hanya dia di dunia ini." (ha...ha...calon suaminya kesal bingit).
Dengan demikian, pada semua muslimah hendaknya mengajukan syarat sesuai kesanggupan calon suami. Tidak apa-apa minta mahar 1 milyar asalkan penghasilan calon suami ratusan milyar. Tidak persoalan minta mahar satu apartemen mewah jika calon suami depolover kaya raya. Namun jika calon suami berpenghasilan setara UMR, sesuaikan mahar dengan penghasilannya.
Sebab mahar wajib ditunaikan calon suami, meskipun bernilai tidak tinggi. Islam tidak menetapkan berapa besaran nilai mahar. Boleh saja mahar bernilai rendah, dan boleh juga bernilai tinggi, asalkan calon suami dan calon istri saling ridha.
Sebaiknya mahar itu adalah mahar yang paling mudah, karena akan membuat pernikahan berkah. Berkah adalah sikon bahagia dunia akhirat baik dalam keadaan kaya atau miskin. Berkah tidak identik dengan banyaknya harta. Tetapi sejauhmana setiap situasi, kondisi, kepemilikan, atau harta kita menjadi jembatan ke syurga Allah.
Imam Ibnu Rajab mengatakan ada empat makna berkah:
(1) Berkah bermakna apapun kondisi atau keadaan menambah ketaatan kepada Allah. Tempat yang berkah adalah yang dinaungi malaikat. Anak yang berkah adalah anak yang shalih dan shalihah. Harta yang berkah adalah harta yang menambah ketaatan;
(2) Berkah bermakna as-sunnah artinya cara hidup pasutri mencontoh kehidupan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, atau mengamalkan sunnah. Sunnah ibarat perahu nabi Nuh sebagai wasilah keselamatan. Satu mengamalkan sunnah dapat mengantarkan kita ke syurga, contohnya Bilal bin Rabbah;
(3) Berkah bermakna istiqamah. Artinya pasutri perpegang teguh melakukan kebaikan dan ketaatan sampai akhir hidupnya. Selalu menjaga hangatnya iman. Semangatnya ibadah. Mengamalkan akhlakul karimah sampai Allah menjemput;
(4) Berkah bermakna diwafatkan dengan husnul khatimah. Kata Ibnu Rajab. Jika Allah mencintai seorang hamba, maka Allah memberikan 'pemanis,' disibukkan dengan ibadah dan ketaatan sebelum sampai garis ajal dengan husnul khatimah. Tiada kematian yang paling indah dan menyenangkan selain husnul khatimah.
Next....
Itulah segelintir makna berkah dalam hidup, termasuk dalam pernikahan. Oleh sebab itu, Rasullah sudah mengingatkan kita "Pernikahan yang paling besar keberkahannya ialah yang paling murah berkahnya." Pernah dijelaskan oleh Umar bin Khattab Ra. "Jangan kalian meninggikan mahar wanita. Jika mahar termasuk kemulian di dunia atau ketaqwaan di akhirat, tentu Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam paling pertama melaksanakannya."
Menurut saya mahar adalah pemberian cinta dalam bentuk benda, barang, atau segala sesuatu yang bernilai dan berharga sesuai kesanggupan suami kepada istri (kekasih halal) atas dasar saling ridha. Semakin mudah bukti pemberian cinta, maka semakin berkah suatu pernikahan. Itulah mahar cinta paling berkah.
Sungayang, 11 Maret 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar