Ahmad Syarif Sulaeman

Mengabadikan momen melalui coretan sederhana. Lahir dan besar di Pinrang Sulawesi Selatan, kini ia mengabdi sebagai guru di MAN 2 Probolinggo...

Selengkapnya
Navigasi Web

Catatan Nuril Untuk Nirma (TGM H-20)

Tantangan menulis hari ke-20

Nirma nampak asyik menyiapkan sarapan di salah satu sudut kamar yang ia sulap menjadi dapur sederhana. Mengoleskan selai di atas sebuah roti tawar, menjadi rutinitasnya setiap pagi sebagai anak kos sebelum ke kampus.

Di tengah kesibukannya menghidangkan pengganjal perut, pintu kamarnya diketuk seseorang seraya mengucapkan salam. Tak asing dengan pemilik suara, Nirma bergegas membukakan pintu. Terlihat seorang gadis seusianya telah rapi, sambil menggendong ransel biru berdiri di depan kamarnya.

“Eh Nuril, udah siap aja, aku masih nyiapin sarapan nih. Masuk yuk.” Nirma mempersilakan teman kampusnya tersebut.

“Waduh, kirain kamu udah siap Nir. Buruan, hari ini jadwalnya Pak Anshar yang masuk, tahu sendiri dia kan orangnya disiplin banget.” Nuril melangkah masuk lalu meletakkan sepatunya di rak pink di dekat pintu.

“Nyantai Ril, kampus kan deket. Lima menit juga nyampe,” ucap Nirma dengan gaya cuek sambil menuju ke dapur.

“Iya sih, lima menit nyampe. Tapi kamu siap-siapnya bisa satu jam,” ucap Nuril meletakkan tasnya di atas kasur dan duduk di sana.

“Enak aja, memang aku apaan siap-siapnya sampai satu jam,” toleh Nirma sengaja memasang wajah cemberut yang hanya dibalas senyum oleh Nuril.

“Udah sarapan nggak Ril, mau roti?” tawar Nirma yang kini telah membawa sepiring roti di atas nampan.

“Makasih Nir, hari ini aku soim,” tolak Nuril yang sedang fokus merapikan jilbabnya yang sedikit kusut.

“Oh iya, hari ini Kamis ya, aku juga mau sih rutin puasa kayak kamu, kasi tipsnya dong Ril.”

“Apa ya ... kalau aku sih benarin niat aja dulu Nir, sama konsisten dengan apa yang udah diniatkan. Apalagi kan puasa Kamis itu juga salah satu yang sangat dianjurkan sama Rasulullah.”

“Memang apa aja keutamaannya Ril?”

“Kata ustaz Karim di pengajian minggu lalu, hari Kamis itu amalan disetor ke langit, dan Rasulullah mau amalannya disetor ketika sedang beribadah, ya salah satunya puasa Kamis itu, Nir.”

“Wah ... besar banget keutamannya ya, Ril,” respon Nirma terlihat kembali melangkah ke dapur meraih sebuah wadah plastik.

“Ya gitulah Nir. Entar aku kirimin juga deh beberapa hadis yang kemarin aku catat pas pengajian.” Nuril meraih ransel birunya lalu mencari ponsel dan sebuah buku catatan kecil.

“Loh, kok kamu nggak sarapan?” tanya Nuril melihat Nirma memasukkan roti ke dalam wadah plastik biru.

“Nanti aja deh di kampus. Aku siap-siap dulu ya, Non.” Nirma merapikan bekal rotinya lalu memasukkan ke dalam ransel hitam yang ia letakkkan di kursi belajar.

Sambil menunggu, Nuril membuka buku catatan kecilnya lalu memotret beberapa hadist yang telah ia tulis, diantaranya:

إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَتَحَرَّى صِيَامَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ.

“Rasulullah Saw. biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari Senin dan Kamis.”(HR. An Nasai no. 2362 dan Ibnu Majah no. 1739).

تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ

“Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi no. 747).

تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلاَّ رَجُلاً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ فَيُقَالُ أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا

“Pintu surga dibuka pada hari Senin dan kamis. Setiap hamba yang tidak berbuat syirik pada Allah sedikit pun akan diampuni (pada hari tersebut) kecuali seseorang yang memiliki percekcokan (permusuhan) antara dirinya dan saudaranya. Nanti akan dikatakan pada mereka, akhirkan urusan mereka sampai mereka berdua berdamai, akhirkan urusan mereka sampai mereka berdua berdamai.” (HR. Muslim no. 2565)

Selesai mengirimkan potret hadis catatannya, Nuril kembali bersantai menunggu Nirma yang masih sibuk mengobrak-abrik lemari pakaian mencari busana yang tepat. Dalam hati Nuril bergumam “Yah ... bisa telat lagi nih.”

Probolinggo, 20 Januari 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren sekali pak cerpennya. Salam sukses selalu.

20 Jan
Balas

Makasih pak, sukses dan bahagia selalu

20 Jan



search

New Post