Tunanetra Itu Sederhana (TGM H-30)
Tantangan menulis hari ke-30
Tunanetra, kondisi yang membuat orang kehilangan kemampuan menggunakan mata sebagai indra penglihatan. Secara umum, klasifikasi tunanetra terbagi menjadi dua macam: Totally blind (Mengalami buta total), dan low vision (Masih memiliki sisa penglihatan).
Bagi sebagian kalangan, mengalami kondisi ini mungkin menyeramkan, menakutkan, menyusahkan, menghkhawatirkan, dan meng- meng- lain yang stigmanya negatif. Tapi sebenarnya, apa yang banyak dipikirkan orang-orang, tidak seburuk kenyataan yang sebenarnya. Kuncinya ada pada penerimaan diri.
Sederhana namun juga tentu tak semudah diucapkan. Sebagai makhluk sosial yang hidup di tengah masyarakat, hal ini akan menjadi tantangan yang luar biasa berat. Apalagi jika berada di lingkungan yang masih kental menilai orang lain hanya dari segi fisik.
Ups ... pembahasannya sedikit melenceng. Kembali pada fokus tulisan!
Banyak faktor yang mengakibatkan seseorang mengalami ketunanetraan, mulai dari faktor keturunan, kebiasaan, kesehatan, hingga kecelakaan. Berbagai faktor-faktor tersebut, cepat atau lambat, mau tidak mau, ketika berada dalam kondisi mata sebagai indra penglihatan mulai remang-remang bahkan gelap, harus siap menerima.
Lalu apa yang harus dilakukan? Apakah berdiam diri meratapi nasib hidup dalam kegelapan seperti lagunya bang Hajji Oma? Atau bangkit menghadapi kenyataan hidup yang tidak semudah dan seindah di sinetron? Yang pasti, hidup itu terus berjalan, dan menyerah bukan pilihan yang bijak. Hidup terlalu berharga untuk disia-siakan, terlalu indah kalau hanya diratapi, harus dinikmati dan disyukuri.
Jawabannya sekali lagi simpel, ada pada akhir paragraf dua. Sebab, jika diri sendiri saja belum bisa menerima, bagaimana orang lain akan menerima diri kita. Selain itu, ada beberapa keterampilan dasar yang perlu dikuasai ketika mengalami kondisi tunanetra seperti: Keterampilan komunikasi, keterampilan aktifitas sehari-hari, dan keterampilan orientasi mobilitas. Tentang keterampilan-keterampilan tersebut, mungkin akan dipaparkan lebih lanjut pada tulisan yang berbeda.
Tunanetra mungkin kehilangan mata untuk melihat dunia, tapi masih punya empat indra lain untuk bisa dimaksimalkan fungsinya. Semangat harus terus digubah, karena hidup siapapun pasti punya lika-liku serta masalah, yang tidak akan selesai kalau hanya pasrah. Semua butuh perjuangan, usaha yang disertai ketekunan, rasa syukur yang terus dihaturkan, serta doa mohon pertolongan dan perlindungan yang terus dipanjatkan.
Probolinggo, 30 Januari 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ulasan keren. Salam literasi, sukses selalu.
Amin, makasih doanya pak, sukses selalu!