Syeha Ramadan

SYEHA RAMADAN, Guru MTsN 5 Jombang. Loyalitas, tekad dan dedikasi terhadap amanah yang penuh tanggung jawab untuk mencerdaskan anak bangsa menjadi tujuan sebaga...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kompetensi Sosial Menjadi Modal bagi Kepala Lab Sekolah/Madrasah

Kompetensi Sosial Menjadi Modal bagi Kepala Lab Sekolah/Madrasah

Hari ke 5 Diklat Kalab Sekolah/Madrasah, 20 Desember 2018.

Kompetensi Sosial adalah materi Diklat yang disampaikan oleh salah satu dosen Pascasarjana UNNES, bpk. Dr. Hamdan Tri Atmaja.

Salah satu kompetensi yang dikuasai oleh kalab sekolah/madrasah adalah kompetensi sosial yang menjadi modal penguasaan pengelolaan laboratorium yang sukses. Tanpa kompetensi ini, seorang kalab tidak akan mampu menjadi pribadi yang diterima oleh para kolega dan pengguna laboratorium. Kalab harus mampu menguasai kompetensi kalab dan manajemen pengelolaan laboratorium yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling. Penguasaan tersebut penentu dalam keberhasilan seorang kalab. Kompetensi sosiallah yang menjadi tolak ukurnya, karena kompetensi sosial adalah kemampuan menjalin hubungan antar pribadi, baik melalui gerak, lisan, maupun tulisan. Kompetensi ini juga merupakan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sekitar, baik alam maupun sosial. Merujuk pada kualitas adaptasi dengan lingkungannya di sekolah, kalab harus mampu menjalin hubungan yang harmonis baik kepada pimpinan atau pejabat sekolah, rekan kerja, dalam hal ini teknisi dan laboran, juga kepada para praktikan atau pengguna laboratorium dan tidak menutup kemungkinan hubungan dengan semua civitas yang ada di lingkungan sekolah dan masyarakat. Kemampuan dan kecakapan dalam mengelola dan memanfaatkan laboratorium sekolah/madrasah tidak hanya berkaitan dengan penataan peralatan laboratorium, tetapi barkaitan juga dengan Norma, standar, prosedur, dan kriterianya. Artinya, pengelolaan laboratorium sekolah/madrasah yang baik harus dikaitkan dengan pemanfaatan dan karakteristik pemakainya. Pengelolaan laboratorium tidak mungkin dilakukan seorang diri. Oleh karena itu, seorang kalab harus mampu menjalin hubungan dengan orang-orang yang secara formal mendapatkan tugas pengelolaan laboratorium. Hubungan itu akan terlaksana dengan baik apabila didasarkan prinsip-prinsip kesetaraan dan egaliter sesuai dengan hak, kewajiban, wewenang, dan tanggung jawabnya.

Apapun alasannya, kalab harus mampu memahami mitra kerjanya, seperti guru dan siswa sebagai pengguna, yang harus dihormati keberadaannya. Kompetensi sosial seseorang semakin matang seiring dengan hidup dan kehidupannya, di mana ia harus berinteraksi dengan lingkungannya. Setiap orang akan terus berusaha agar tetap eksis dalam kelompoknya dimana dia hidup. Apakah orang yang seperti itu sebagai individual yang berpengaruh? Tentu iya, karena kalab jika memiliki kompetensi sosial yang baik maka modal inipun belum cukup karena harus disertai dengan sikap dan perilaku mengembangkan rasa empati, toleran, hormat, respek, dan akhirnya timbul keinginan kemauan untuk bekerja sama.

Mengutip pernyataan para pakar pendidikan dan psikologi, "kompetensi sosial tidak dapat diukur dengan menghitung banyaknya jumlah hubungan yang dilakukan seseorang dengan orang lain." Dalam artian, semakin banyak hubungan seseorang dengan orang lain bukan berarti dia memiliki kompetensi sosial yang baik, atau orang yang dianggap bekerja sendiri tidak memiliki kompetensi sosial yang baik pula. Sebatas kita perlu tahu dan mengerti gambaran perilaku seseorang yang memiliki kompetensi sosial yang baik bukan hanya dilihat dari cara dia bekerja dalam kelompok atau bekerja sendirian. Bekerja sendiri dengan bekerja sendirian jelaslah sangat berbeda. Bekerja sendiri bukan berarti sebagai gambaran orang tersebut tidak memiliki kompetensi sosial, karena perilaku ini dilakukan semata-mata ingin mendapatkan hasil yang maksimal dalam kerjanya meskipun ia berada di dekat kelompoknya. Sedangkan bekerja sendirian, yaitu semua hal dilakukan sendiri tanpa meminta bantuan kepada rekan kerjanya. Kenyataannya, bahwa kinerja seseorang terkadang cenderung semakin tinggi apabila dilakukan seorang diri dan sebaliknya kinerjanya semakin tidak efektif apabila dikerjakan di dalam kelompok. Kualitas inilah yang harus dipahami oleh kalab bahwa kompetensi sosial sebagai modal dalam pembekalan kalab yang baik.

Semoga bermanfaat dan kompetensi ini tidak hanya dimiliki bagi kalab tetapi bagi kita semua sebagai manusia yang selalu berinteraksi dengan orang lain.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post