Pergeseran Mental Generasi Milenial
Pergeseran mental pada generasi milenial sekarang ini menjadi perbincangan dimanapun berada. Perubahan yang sangat signifikan terjadi pada perubahan non fisik yang diindikasikan dalam bentuk perubahan cara pandang, sikap, sistem nilai, dan perilaku. Dalam prakteknya perubahan yang terjadi cenderung pada hal-hal negatif yang tanpa terasa akan merusak jati dirinya. Pergeseran perilaku sederhana yang terjadi pada generasi milenial adalah memiliki egosentris yang tinggi demi keuntungan sendiri. Generasi yang tak lagi tegur sapa sambil bertatap muka, bercanda tawa di teras rumah, tata krama tak lagi ada, mengumbar kata yang tak bermakna. Perilaku tersebut telah mengakar pada diri generasi ini, generasi yang akan membawa gaya kehidupan yang unik. Tak lagi heran semakin banyaknya sistem kehidupan yang berubah. Saat ini mereka menganggap bahwa kehidupan sosial sebagai aspek yang penting. Berbagai kemajuan teknologi, dan perilaku konsumtif memang melekat sebagai karakteristik milenial.
"Pergeseran mental yang sangat kental yang terjadi pada sekarang ini yaitu, perilaku manusia dihadapkan pada "preferensi"." ujar pak Pras, salah satu dosen UNNES pada Diklat kalab.
Kita dihadapkan pada sebuah pilihan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Tidak pandang tua maupun muda, menganggap gadget saat ini menjadi separoh jiwa. Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan, ditambah dengan akses internet yang tak tarbatas membuat para milenial ini betah berselancar dengan gadget mereka. Semua kebutuhan sudah tersedia dalam Android mereka, seperti mau makan tak lagi harus datang ke rumah makan, tinggal pencet sudah bisa makan. Generasi milenial ini akan mudah bosan pada barang yang dimiliki, mereka konsumtif, selalu ingin membeli barang-barang yang baru. "No gadget no life", slogan ini menjadi acuan dalam hidupnya. Mereka suka dengan hal-hal yang serba cepat dan instant, enggan lagi harus berurusan dengan permasalahan yang menyulitkan menurutnya. Tak lagi heran bila mereka memilih pengalaman dibandingkan menyimpan aset. Mereka lebih memilih menghabiskan uang untuk mencari pengalaman ketimbang menabung uang untuk masa depan.
Semua gambaran ciri-ciri para milenial diatas menafikan hakikat dirinya sebagai manusia sosial. Manusia yang sesungguhnya melakukan sikap ilmiahnya dalam menjalani hidup. Semoga kita mampu mengambil manfaatnya di era milenial ini sebagai pengetahuan kita.


Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Masyaallah. Sungguh mengerikan pergeseran mental generasi milenial, jika tak segera kita antisipasi. No Gadget no life, mereka mendewakan gawainya, lupa akan lingkungan sekitar, seolah tak butuh kehhidupan sosial karena semua ada di androidnya. Terimakasih, Bunda Syeha. Telah ingatkan kami dengan artikel ini, selalu ditunggu artikel hebat selanjutnya.
Betul bun...sebagai instrospeksi diri kita dalam memanfaatkan gawai. Sukses selalu bun..baarakallah.
Ok. Bun. Kenali dan bisa cari solusi. Dengan cerfas. Salam sukses
Siap pak..solusi yg terbaik demi generasi emas. Sukses juga pak..
Betul sekali Bund, gawai telah merasuki hidup dan kehidupan. Silaturahim seringkali terabaikan, kasih sayang seringkali tak terlihat, perhatian tak tercurah, komunikasi terhambat, kebersamaan tak lagi tercipta, tegur sapa tak terasakan lagi. Wow dahsyatnya pengaruh gawai. Gawai oh gawai. Kau buat yang dekat menjadi jauh, kau buat kasih sayang tak tampak lagi, kau buat silaturahim, tak berarti lagi, kau buat komunikasi tau perlu lagi, kau buat perhatian dengan tak peduli, kau buat kebersamaan sebagai sesuatu yang asing. Sukses selalu dan barakallah
Super sekali bunda..gawai tak bisa dihindari, namun kontrol dan kendali yg akan mampu menyelamatkan. Sukses juga bun..Baarakallah.
Benar bu. Tugas kita menjadi lebih berat karena harus berjuang membentuk karakter sosial yang baik ditengah derasnya kecanggihan teknologi yang nyaris menghanyutkan nilai- nilai sosial. Salam kenal bun, dan tetap semangat
Terimakasih bun...salam kenal juga..Insyaallah perjuangan tanpa lelah akan menorehkan hasil yang diharapkan.salam sukses dan baarakallah.