Undangan Biru

Syofni Erita, 4-2-2019 no.5

Hari berganti tahun pun berbilang. Kita telah berada di tahun 2019. Pukul 16.00 berdering handphone di atas meja kelasku, lalu kuambil ternyata sahabat dari anakku. Ia adalah Putri teman waktu SMA N 2 Kota Bukittinggi.

Putri," Assalamualaikum"

Mama," Waalaikumussalam, wah, Putri! mari masuk" yah, secara spontan cipika cipiki serasa anak kandung yang datang dari Kota Malang. Yah, curhatan lagi nih, karena anak tidak pulang pada semester kemarin, aduh, rindu bukan kepalang, tetapi biarlah demi meraih impiannya nun jauh di sana. Kehadiran si Putri dapat mengobati rindu walau hanya sesaat. Silakan duduk Putri!

Putri," Ma, Rencana Minggu besok Putri nikah"

Mama," Minggu besok!"

Putri," Ya,Ma tanggal sepuluh"

Mama," Waduh!"

Putri," Kenapa, Ma?"

Mama," Rencana mama mau ke Padang untuk silaturrahmi dengan keluarga calon adix. Sebutan adix itu adalah panggilan kesayangan anakku karena ia si bungsu, sehingga teman-temannya juga memanggil adik.

Putri," Usahakan juga datang ya, Ma!

Mama," Nikahnya pukul berapa, Putri?"

Putri," Nikah pukul 08.00, Ma."

Mama," Maaf ya, Putri, gimana lagi ini penting dan undangan Putri juga perlu, Putri, doa mama menyertaimu, Nak" Ngomong-ngomong, menantu mama orang mana, Putri?"

Putri," Orang Lampung, Ma?"

Mama," Putri kerja di mana?"

Putri," Tahun kemarin dosen di UNP, Ma", waktu akan tes dosen, ada salah satu syaratnya adalah kalau lulus, selama 10 tahun tidak boleh pindah. Lalu kami nemutuskan untuk ikut tes di Lampung. Alhamdulillah lulus Putri dan calon menantu mama. Alhamdulillah, mama bahagia, tidak terpisah, kalau satu di Padang, satu di Lampung, maka yang akan susah itu adalah mama. Bersyukurlah kalian dapat kerja di kota yang sama"

Putri,"Alhamdulillah, Ma,"

Putri memberikan undangan biru untukku, lalu kubuka dan hari sakral itu Minggu, 10 Februari 2019. Mama doakan sukses, Nak.

Itu sekilas undangan biru di senja itu.

Magrib lagi