Beku karena Marahmu
Beku melanda raga
Sukma mengapit resah
Entah mengapa
Cinta
Merdesa
Musnah menggamit amarah
//
Engkau tertawa
Engkau
Engkau mencerca
Engkau membelalakkan mata
Menghentak-hentak tanah penuh amarah
Seperti raksasa yang lkan melahap mangsanya
Oooh
Sungguh
Aku gak kan ingin bertegur sapa
Meski hanya sesecond saja
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
keren, sukses selalu
Alhamdulillah.sembanuwun
Mantap bu
Puisinya kereen..salam.sukses
Alhamz.sembanuwun salam sukses kembali Bu
Selalu hebat bunda ni...
Jangan begitu bu.saya kan belajarnya dari panjennegan Bu
Keren puisi nya bu cantik, salam literasi
Alhamdulillah sembanuwun ibu syantik.salam