Bunga Kenop
Berawal dari status teman, aku jadi penasaran. Bunga bulat unik berwarna ungu. Ya, bunga yang sering kulihat di sepanjang andil (bantaran sungai), setelah puas memandang kuberlalu begitu saja.
Karena kepo berlebihan, merasa tak biasa dan keheran-heranan dengan status seorang sahabat yang tergolong wanita secethar Syahrini membuat status bunga sawah. What! Balasku di statusnya. Dalam hitungan detik bunyi cling njemrinthil, kulihat balasannya juga berupa catatan penjelasan manfaat dari bunga yang dipasang di statusnya.
"Hehehehe, sembanuwun. Pikirku seneng warnae tapi kok ya o kerso wanita sekelas njennegan kok sempat nglirik kembang sawah.hhhhhh." ( hehehehe, terima kasih. Saya pikir senang warnanya tapi y masak wanita sekelas anda kok sempat melirik bunga sawah hhhhh) balasku panjang lebar. "Ngawur ae. Ojo ngomong ngunu talah.podho wae. Wes pean woco a? Iki akibat awake Dewe Ki kurang tanggap lingkungan." (ngawur saja, jangan gitu ah, kita sama. Sudah kamu baca tah? Ini akibat kita tidak tanggap lingkungan) Sentilnya Mak jlem di dada. balasan Mak jlem-Mak jlemnya hanya kubalas emogi melet.
Malu dengan sentilannya yang jlam jlem, aku mencoba Googling, kuperoleh penjelasan dari link https://www.idntimes.com bahwa bunga tersebut bernama Kenop yang memiliki beberapa kasiat, diantaranya:
Melawan sel-sel kanker
Detoksifikasi
Penurun tekanan darah
Mengatasai masalah prostat
Penyembuh luka kulit
Mencegah penuaan dini
Gomphrena globosa sangat bagus dijadikan ramuan detoksifikasi yang membantu menyingkirkan racun dan membersihkan tubuh dari penyakit. Penggunaan obat secara tradisional ini dipercaya mampu mengobati batu empedu, hidung berdarah, batuk dan oliguria yaitu produksi urin dalam jumlah rendah. Tanaman herbal ini juga mampu mengobati infeksi saluran kemih yang membuat urin tidak normal dan sakit. Dari kutipan link di atas, alangkah baiknya jika kita juga memulai menggunakan ramuan herbal bunga kenop dalam bentuk teh terutama untuk penderita asma atau yang sedag batuk apalagi di anda pandemi seperti ini.
"He, Bu. Diapakne kembange Kuwi? Digodhog po piye? Aku Googling Ra ono carane e. Kandani pok o, Bu?! "( Bu, diapakan bunganya? Direbus atau gimana? Saya Googling Ndak ada caranya jeh. Ajari aku dong, Bu)Pintaku melas. Tak kulihat adanya tanda-tanda balasan. Aku pun diam, tak berusaha Googling atau ngapain gitu.
Baru keesokan harinya cling ponselku memberikan informasi cara penggunaan herbal bunga kenop berupa picture. Tak menunggu lama kubalas dengan ucapan terima kasih pada temanku.
Semoga bermanfaat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ohhh...tuh..ilmu baru..terima kasih cantik
Alhamdulillah. Sami2 Bu Siti