Part 4

     Wajah Yu Win yang murung membuat Yu Eeng membuang kebiasaan cueknya. Dengan setengah judes dia mencoba menanyakan alasan Yu Win berubah murung tidak seperti kesepakatan awal mereka berangkat ke Semarang untuk.memperbaiki nasib. "Tanya Mbak Tanti aja, meski orang Ndak punya mending di rumah. Makan seadanya tapi aman ora seperti ini." Jawab Yu Win sewot ketika Yu Eeng mendesaknya terus.

Sumi menjelaskan panjang lebar penyebab Yu Win begitu murung dan berencana kepingin pulang." Lalu, apa yang ada dalam pikiran pean sekarang, Mbak?" Tanya Yu Eeng sembari melirik Yu Win yang terkatup rapat mengusyaratkan keinginannya yang hebat untuk pulang. "Ket kaitan atiku wes ora penak,Yu. Nanging aku ora tegel ngajak sampeyan kabeh balek. Sampeyan Katon suweneng ngunu e, aku ya ora mentolo toh?! Nanging Malika aku ngerti Yen Kabeh masakan kene Iki babi, aku pengen balek ae, Yu." (Dari awal aku Sudak ngerasa Ndak enak. Tapi aku tidak tega  mengajak kalian berdua pulang. Kalian begitu kelihatan bahagia, jadi aku Ndak tega kan?!namun ketika tahu semua masakan di sini babi, saya hanya kepingin pulang aja, Yu.) Jelas Sumi panjang lebar memuntahkan lahar kegundaannya.

       Dengan kesepakatan bersama, mereka pun menjalani kegiatan pagi seperti tidak terjadi apa-apa. Yu Eeng yang memang agak gimana gitu tetap lahap aja makannya. "Lapo Iki kok utuh, mangan sak onoke. Opo sing onok Nang mejo lhang dipangan. Kurang mangan, nang toko klular klulur ae" (ada apa ini kok masih utuh? Apa yang ada di meja y dimakan. Kurang makan kerja di toko lelet) oceh Cik Mo yang tidak merasa sedikit pun akan ada tragedi pelarian pegawainya.

Mereka bertiga hanya diam dan berangkat dulaun ke toko seperti biasanya. Namun  langkah mereka bukanlah ke toko Cik Mo, mereka berjalan menuju stasiun meski hanya berbekal uang Sumi yang hanya 100rb……..