Untuk mengurangi rasa pusingnya, Lila menyibukkan diri di dapur. Srang sreng srang sreng suara gorengan yang dimasukkan dalam wajan nyaris hilang dengan dendangan suaranya yang aduhai merdu sekali hehehhehe.

   "Emm. Ada penyonyo kurang job joban." Tengok suaminya yang begitu saja masuk untuk memberikan informasi jika pak tukang butuh besi. Suny suami Lila juga memberi pertimbangan agar besi yang belum terpakai di belakang dan disimpan di atas atap aja yang digunakan agar mengirit pengeluaran. Meskipun Lila sudah berulang kali memberikan pengertian agar membeli saja daripada rebyek dan tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, Suny bersikukuh tidak mau membeli. 

      Keasyikan Lila beraktifitas di dapur mampu memusnahkan pusing yang mendera kepalanya. Dia terus berdendang dan sesekali terdengar gemericik air pipa westafel berteriak. Kraaaaaaaaaatak, ciuuuuyuuuuuuut,duawwem, grobyak. Berlarilah Lila dengan menyebut Asma Allah tanpa mematikan terlebih dulu kompornya. Jantungnya seperti copot dan malah mengomeli suaminya tanpa ia sadari dengan tetesan air mata yang tiada henti. Suny berusaha bangun dan berjalan masuk dengan kaki yang pincang. ia tengok wajan Lila yang sudah berisi kacang Mede gosong dan mematikan kompornya dengan diam dan menahan rasa sakit. Oalah Ny Suny. Jangan menukar uang dengan sakit di badanmu lah. Hehehehhe. Lila pun langsung menelpon tukang urut untuk suaminya.