Sapi atau Pedati
Maaf
Tidak hanya karena khilaf
Insyaf
Bukan karena sedang mencari taraf
Aku bukan pemaaf
Aku bukan sedang syaraaf
Jadi…
Jangan kau paggil aku Safih
Jangan kau sebut aku menampi
Bahkan kau panggil aku sapi
Hhhhhhhh
Meski hakekatnya aku ini pedati
Namun…
Bukankah pedati lebih berharga diri?
Aaach….
Aku tak membahasnya lagi
Malah jadi tai sapi sampai usia bumi berhenti
Aduuuuch
Aku tak mau seperti ini
Lariiiiiiii…
Dan akhirnya kutemui
Dan kau pun lebih tak berempati
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Salam sukses bu....keren sekali
Heheh salaam sembanuwun
Salam sukses bu....keren sekali
Bisa saja ibu, puisinya lucu
Hehehe sembanuwun
Selalu kereenn...
Alhamdulillah.sembanuwun oma
Keren bu. Semoga sukses..
Alhamdulillah.sembauwun pak.doa yang sama untuk Bapak