Dwi Kustanti, S.Pd

Bismillah... Semoga dengan menulis, bisa memberi manfaat kepada yang lain....

Selengkapnya
Navigasi Web
Coaching dalam Pendidikan

Coaching dalam Pendidikan

Modul Coaching untuk Supervisi Akademik memberikan pemahaman bagi saya untuk berlatih membangun komunikasi yang empatik dan memberdayakan sebagai Pemimpin Pembelajaran atau jika menjadi Kepala Sekolah dalam membuat perubahan strategis yang mampu menggerakan komunitas sekolah pada ekosistem belajar. Perubahan strategis yang sejalan semangat Merdeka Belajar untuk meningkatkan kualitas kurikulum (standar isi-standar proses-standar penilaian) yang bermakna dan kualitas sumber daya guru dan tenaga kependidikan dalam mewujudkan pendidikan yang berpihak pada murid.

Saya tertarik dengan modul ini karena terdapat beberapa materi konsep yang sejalan dengan pemikiran filosofis pendidikan Ki Hadjar Dewantara, perkembangan pendidikan Abad ke-21 dan menguatkan keyakinan berpikir Among (Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo mangun Karsa, Tut Wuri handayani), prinsip coaching, kompetensi inti coaching, alur percakapan TIRTA dan supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching. Dengan harapan setelah mempelajari dan mempraktekkan beberapa latihan percakapan berbasis coaching dapat menguatkan perjalanan pembelajaran saya menjadi seorang pemimpin pembelajaran.

Saya bersyukur dan menikmati proses perjalanan pembelajaran modul Coaching untuk Supervisi Akademik. Semoga kelak mampu menjadi pemimpin pembelajar dan kepala sekolah yang berkualitas dan mandiri sesuai yang diharapkan dari pelatihan ini. Semoga waktu dan energi yang telah saya investasikan akan bermanfaat untuk diri saya sendiri dan orang banyak terutama pada murid-murid di ekosistem belajar dan sekolah saya.

Saya terpana setelah mempelajari prinsip coaching ini. Ternyata tanpa saya sadari telah melakukan proses coaching karena saya sudah berkolaborasi dengan murid saya yang berfokus pada solusi. Pengalaman saya Ketika menemui kondisi murid saya yang mengalami perubahan dalam proses belajar khususnya terlihat dari minat belajar yang menurun. Waktu itu, saya berusaha untuk mengajaknya ngobrol untuk menuntun coachee menemukan ide baru atau cara mengatasi tantangan yang dia hadapi. Terjalin pula hubungan kemitraan yang setara dan saya sebagai coach berusaha mendengarkan secara aktif dalam kesadaran diri penuh dan kasih sayang. Percakapan tersebut menurut saya sudah baik, karena mengalir sesuai dengan prinsip coaching yaitu frasa kemitraan dan frasa proses kreatif. Namun ada hal yang perlu diperbaiki terkait dengan frasa ketiga dari prinsip coaching yaitu memaksimalkan potensi.

Seorang guru perlu mengembangkan kompetensi diri dan menjadi otonom serta memiliki kematangan diri agar mampu memahami dan mempraktekkan paradigma berfikir coaching. Paradigma tersebut diantaranya adalah focus pada coachee, bersikap terbuka dan ingin tahu, memiliki kesadaran diri yang kuat dan mampu melihat peluang baru dan masa depan.

Saya percaya Ketika seorang guru mengembangkan kompetensi coaching dan mempraktekkan alur percakapan coaching TIRTA maka akan sangat bermanfaat untuk membantu seseorang menjadi otonom. Seseorang yang otonom adalah orang yang berfikir ke dalam dirinya untuk mendapat kesadaran diri akan situasinya dan kemudian mampu menentukan Langkah untuk mengembangkan kompotensi dirinya. Kompetensi inti coaching yang penting dipahami, diterapkan, dan dilatih secara terus menerus adalah kehadiran penuh (presence), mendengarkan aktif dan mengajukan pertanyaan berbobot.

Salah satu alur TIRTA adalah mendengarkan aktif dengan RASA. RASA diperkenalkan oleh Julian Treasure, merupakan akronim dari Receive, Appreciate, Summarize, dan Ask.

R (Receive/Terima), yang berarti menerima/mendengarkan semua informasi yang disampaikan coachee.

A (Appreciate/Apresiasi), yaitu memberikan apresiasi dengan merespon atau memberikan tanda ( anggukan, dengan kontak mata atau melontarkan “oh…” “ya…” ) bahwa kita mendengarkan coachee.

S (Summarize/Merangkum), saat coachee selesai bercerita, coach merangkum ( bisa menggunakan potongan-potongan informasi atau kata kunci yang telah didapatkan dari percakapan sebelumnya ) untuk memastikan pemahaman yang sama.

A (Ask/Tanya). Sama dengan apa yang sudah disampaikan sebelumnya terkait kiat mengajukan pertanyaan berbobot. Diantaranya mengajukan pertanyaan berdasarkan apa yang didengar dan hasil merangkum (summarizing), pertanyaan yang membuat pemahaman coachee lebih dalam tentang situasinya, pertanyaan harus merupakan hasil mendengarkan yang mengandung penggalian atas kata kunci atau emosi yang sudah dikonfirmasi. Format pertanyaan terbuka: menggunakan apa, bagaimana, seberapa, kapan, siapa atau di mana.

Alur percakapan coaching TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang membuat kita memiliki paradigma berpikir, prinsip dan keterampilan coaching untuk memfasilitasi agar dapat belajar dari situasi dan membuat keputusan-keputusan bijaksana secara mandiri. Hal ini penting mengingat tujuan coaching yaitu untuk pengembangan diri dan membangun kemandirian.

Sebagai seorang coach salah satu peran terpentingnya adalah membantu coachee menyadari potensi yang dimiliki untuk mengembangkan kompetensi dirinya, dan menjadi mandiri melalui pendampingan yang mengedepankan semangat memberdayakan. TIRTA dapat dijelaskan sebagai Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee), Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi), Rencana Aksi (Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat) TAnggungjawab (Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya) menjalankan alur TIRTA ini, harapannya seorang kepala sekolah dapat dapat menjalankan percakapan berbasis coaching dengan lebih efektif dan bermakna.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post