#Tagur 435

Siang dan malam terus menelusuri jalan yang tiada ujung. Mengais dari satu tempat ke tempat yang lain berharap mendapatkan sesuatu yang berharga dan bisa dijadikan sumber penghidupan mereka selanjutnya. Hidup mereka bergantung kepada botol-botol plastik kosong untuk di jual kembali dan mendapatkan lembaran-lembaran yang hanya cukup untuk satu hari atau dua hari kehidupan mereka.

Dia duduk di antata tumpukan botol-botol plastik itu menatap kosong ke depan. Hidup apa adanya, anak-anak yang tidak bisa hidup layak seperti anak-anak yang lain. Mereka juga harus bekerja membantu orang tuanya untuk mencari nafkah demi sesuap nasi. Pandangan yang kosong itu mendadak bersinar terang melihat onggokan plastik yang banyak dan botol plastik yang masih bertumpuk di depan sana. Masih harus menunggu dua atau tiga hari lagi untuk di bawa ke pengepul plastik.

Diambiknya plastik-plastik pembungkus makanan, dibersihkan, digunting sembarang dan dimasukan ke dalam botol-botol plastik yang sudah dibersihkan. Diisi hingga padat dan ditutup kembali dengan rapat. Kemudian botol-botol yang sudah terisi di tata menjadi sebuah bentuk segi empat, lingkaran dan berbagai bentuk dan direkatkan satu sama lain hingga berkumpul menjadi satu.

Botol-botol berisi tersebut kemuadian di lapisi dengan plastik-plastik dari bungkus kopi atau sabun mandi yang sudah dijahit dengan tangan hingga menyerupai kover penutup kursi. Gadget sederhana yang dimilikinya mengabadikannya dan di sebarkan ke teman-teman sosmed yang mereka miliki. Botol berisi plastik dan dikover dengan plastik mendadak jadi viral. Bangku santai yang tak sengaja dibuat, telah membuka jalan untuk bisa hidup lebih layak lagi dan bisa tinggal ditempat yang nyaman.