Tantrie Leonita

Tantrie Leonita, S.S., M.Li lahir dan dibesarkan di kota tercinta Ibukota DKI Jakarta. Terdampar di Jember merupakan salah satu wujud nyata kecintaann...

Selengkapnya
Navigasi Web
Berita Mengejutkan Hari Itu (2)

Berita Mengejutkan Hari Itu (2)

Oleh: Tantrileo

Tagur ke-370

Memasuki tahun kedua kondisi bapak masih belum membaik. Banyak barang berharga sudah kami jual. Aku pun kepikiran untuk menyewakan rumah di sebelah selatan. Rumah utama yang ditempati keluarga kecilku dengan bapak cukup luas ditempati bersama.

Aku dan suami sangat bersyukur memiliki tenaga ahli yang dapat mendampingi bapak sekaligus treatment untuk kesembuhannya. Meski perubahannya tidak begitu besar hampir empat bulan kami mempekerjakannya. Namun, melihat kondisi bapak saat ini terlihat cukup stabil dan lebih mudah mau makan. Tak peduli harta benda dan tabungan yang telah kami habiskan untuk biaya pengobatan bapak. Salah satu yang dapat membantu kondisi keuangan kami – menyewakan rumah di sebelah selatan. Niat untuk menyewakan rumah di sebelah selatan pun semakin bulat. Aku dan suami pun mulai memasang plang pengumuman disewakan di depan rumah selatan itu.

Sejak rumah selatan dipasang plang pengumuman, beberapa orang datang silih berganti berniat melihat dan sewa. Entah mengapa hingga detik ini belum ada satupun yang cocok. Padahal posisi rumah tersebut bangunan baru, dengan arsitektur rumah minimalis – kekinian. Meskipun tidak begitu luas, tipe rumah 45 berlantai dua, dengan harga sewa mengikuti pada umumnya, menurut kami sudah sangat layak. Kembali lagi dipusingkan dengan calon pemilik sewa yang tak kunjung ada.

Sampai beranjak bulan ketujuh dari pemasaran, kembali suami dihubungi seseorang untuk melihat rumah selatan. Kebetulan hari itu, aku sedang berada di luar kota untuk melakukan audit cabang dengan beberapa klien. Malamnya, suami mengabarkan kalau rumah kami harus dibongkar dan dibangun ulang.

“Maksudmu apa, Mas? Rumah di sebelah selatan itukan bangunan baru. Biaya renovasi pun tidak sedikit saat itu. Lalu dengan enaknya kamu sekarang menyuruh untuk membongkarnya?” Tukasku kesal di kamar hotel.

“Aku tidak bisa menjelaskannya sekarang di telepon, Sayang. Biar nanti aku jelaskan sekembalinya kamu di rumah saja, ya?” Ucapnya manja.

“Kalau seperti ini aku malah ndak bisa fokus kerja, loh, Mas! Padahal aku di sini masih kurang tiga hari lagi.”

“Ya sudah, ndak perlu dipikir ya, biar urusan di sini aku yang mikir, oke bu manajer,” godanya.

Aku hanya tersenyum sambil membayangkan sosok suamiku sewaktu masa perkenalan dulu. Semuanya begitu memesona kala itu. Perkenalan kami tidak disengaja, masih kuingat betul ketika itu dia memakai kemeja polos lengan panjang dengan topi di kepalanya membuatku terpesonan sejak pertama kali melihatnya. Pertemuan tidak sengaja itu berlangsung di salah satu toko buku kenamaan di kota Surabaya.

Saat aku ingin mengambil buku karya motivator sukses kenamaan Mery Riana, tiba-tiba secara bersamaan seseorang juga hendak mengambilnya. Kebetulan buku tersebut hanya tersisa satu saja di rak buku. Aku yang merasa lebih dahulu mengambilnya berupaya mempertahankan menariknya agar tidak terlepas dari genggaman tangan. Ternyata, sosok itupun begitu gigih mempertahankannya hingga akhirnya ia pun mengalah dan mengucapkan maaf kepadaku. Melihat kedewasaannya membuatku seakan luluh bagaikan kutub es yang sulit karam, karena pesonanya melululantahkkan itu semua. Sejak itulah kami mulai dekat.

BERSAMBUNG

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post