Bila Mataku?
Oleh: Tantrileo
#Tagur ke-351 (365)
Bila mataku
Tak lagi mampu membingkai diksi yang syahdu
biarkan menjadi kelu dan tak berpeluh
melenggang waktu yang tak pernah jemu
Bila mataku
berpendar bagaikan bintang di lautan
ingin berlarian menembus awan yang tak lagi berkawan
di bawah rintiknya hujan penuh kamboja berguguran
Bila mataku
Sesekali membayangkan
senyuman bagaikan rembulan
mungkin akan kuletakkan dengan penuh kehati-hatian
pada musim yang tak beraturan
Bila mataku
seumpama keindahan berkelebat
tolong tafsirkan diri sebagai hasrat
detik demi detik kembali terjerat
pada sebuah frasa yang memberi muslihat
seakan ingin berucap: rindu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar