Tantrie Leonita

Tantrie Leonita, S.S., M.Li lahir dan dibesarkan di kota tercinta Ibukota DKI Jakarta. Terdampar di Jember merupakan salah satu wujud nyata kecintaann...

Selengkapnya
Navigasi Web
Si Roki Menggemaskan Hati

Si Roki Menggemaskan Hati

Oleh: Tantrileo

#Tagur ke-344 (365)

Di usianya yang terbilang masih belia–beranjak enam tahun, Roki kerap membuat seisi rumah geleng kepala dibuatnya. Ada saja ulah maupun celotehan lugunya yang membuat kami tertawa. Hiburan gratis yang tak membuat miris. Sikap kritis dan polosnya yang membuat kami sering kali bingung menjelaskan dengan bahasa yang sederhana menyesuaikan usianya.

Tak jarang sikap polos dan rasa ingin tahunya ditunjukkan di depan umum. Seperti sikap polosnya siang itu di salah satu supermarket yang selalu ramai didatangi pengunjung. Dia sudah memilih berbagai jajan kesukaannya di beberapa rak lemari yang berjejer camilan beragam. Sudah menjadi kebiasaan, ketika Roki menemani bunda belanja di supermarket–ia pun turut membawa keranjang belanjaan sendiri untuk memilih makanan dan minuman kesukaannya. Siang itu Ratih - wanita yang telah melahirkan sekaligus membesarkan buah hatinya itu seorang diri sedang terburu-buru belanja sehingga saat memasuki supermarket tidak begitu memerhatikan Roki.

Setelah mencari dan memilih belanjaan yang dibutuhkan, Ratih berjalan pelan ke arah kasir. Tersadar anaknya tidak ada di sampingnya, wanita paruh baya yang yang masih terlihat cantik itu pun celingukan mencari anak kesayangan. Ratih kaget melihat buah hatinya berjalan tertatih ke arahnya sambil membawa keranjang yang agak penuh dan terlihat berat. Lupa mengingatkan kepada anaknya, kalau kali ini tidak perlu membeli belanjaan lainnya karena di dompet Ratih tersisa selembar uang seratus ribuan. Ratih pun merayu anaknya dengan lembut, ia mengatakan untuk tidak membeli camilan dulu dengan alasan tidak memiliki uang cukup. Roki spontan menjawab dengan lantang di tengah antrean banyak orang di supermarket tersebut, “kalau aku tidak boleh beli camilan ini nanti aku kurus dan nggak sehat lagi kan, Bunda?” Ucapnya mengiba sambil menahan tawa, Ratih pun merasa malu luar biasa di depan umum yang tampak tertawa mendengar ucapan Roki. #*#*#*#*

TAMAT

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita yang menarik

13 Jan
Balas

Hatunuhun Bunda Rismalasari. Sehat selalu untuk Ibu...

14 Jan

Hatunuhun Bunda Rismalasari. Sehat selalu untuk Ibu...

14 Jan



search

New Post