Taofik Yusmansyah

Guru di SMP Muhammadiyah 8 Bandung. Penulis buku Aqidah-Akhlak kelas 7-9 (Grafindo); Kontributor Buku ILMA (I Love my Al-Quran (Mizan Pelangi); Hari-hari Bersam...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menitip Mimpi
Cerpen-Cerbung

Menitip Mimpi

Bismillahirrahmanirrahim

Prolog

Menitip Mimpi

Illinois, 15 Desember 2017

Illinois, inilah tempat aku tinggal saat ini, lebih tepatnya di kota Normal-Bloomington. Hari ini adalah hari ke 37 aku tinggal bersama keluarga Professor Carl Wenning, Host Family selama aku bertugas di Illinois State University (ISU) Amerika sebagai Visiting Scholar. Untuk bisa belajar ke ISU, Profesor sangat banyak membantu. Perkenalan kami telah terjalin sejak 2011 lalu. Istrinya, Carolyn Nodus Wenning, adalah orang yang sangat ramah. Sejak awal kedatanganku, keluarga ini begitu baik. Mereka benar-benar memperlakukan aku layaknya keluarga sendiri.

“This is how we treat our guest,” Carolyn mengatakan.

Illinois, inilah negara bagian di mana Barrack Hussein Obama pernah menjadi senator dan kemudian menjadi Presiden Amerika Serikat ke 44. A history maker karena menjadi Afro-American pertama yang menjadi presiden negara adidaya tersebut. Satu waktu di tahun 2009, Obama mendapatkan penghargaan Nobel Perdamaian.

Normal-Bloomington memang kota kecil, luasnya hanya sekitar 4.631 ha. Tapi, penduduk kota ini telah membuatku jatuh hati. Mereka begitu ramah. Setiap kali bertemu, baik ketika berjalan kaki atau lari pagi di taman, senyuman terkembang di bibir dan sapaan good day… good morning senantiasa mengiringi. Ah, small is beautiful.

Jika suatu waktu Anda mendapati tulisan BN atau BloNo, itu tiada lain adalah Bloomington-Normal. Jauh ke tahun 1854, ketika Joseph Parkinson mulai menata, kota ini bernama North Bloomington. Baru pada tahun 1867 lah nama Normal diresmikan. Tentu saja, dalam sejarahnya, nama Jesse W. Fell tidak akan terlupakan. Dia yang lebih dikenal sebagai real force penataan kota Normal. Jalur kereta api Chicago-Alton yang melewati barat Bloomington dan kemudian melengkung melintasi jalur Central Railroad Illinois adalah di antara hasil kreasinya. Kelak dia bersama saudara dan rekan-rekannya terus menata kota ini. Jika Anda berjalan-jalan di Normal, Anda akan menemukan jalan dengan nama Fell and Beaufort Street.

Di kota ini tidak banyak gedung pencakar langit, bisa dihitung dengan jari. Sejauh mata memandang yang menjulang tinggi adalah Watterson Towers, asrama mahasiswa ISU. Nama Watterson Towers diambil dari nama Arthur W. Waterson, seorang profesor geografi ISU 1946-1966. Meski bukan donator utama, namanya diabadikan sebagai penghargaan atas dedikasinya. Profesor Watterson dikenang sebagai “tireless worker on the ISU campus, in his church and in his community.” Aku baru tahu jika Watterson Towers adalah dormitory tertinggi kedua di dunia dengan tinggi 298,5 kaki.. Didesain oleh Fridstein and Fitch Architects dan kemudian dikonstruksi oleh C. Iber and Sons Company dari Peoria, Illinois. Watterson Towers terletak di sudut Fell and Beaufort Street.

Menarik sekali membaca sejarah kota ini. Suatu waktu aku ingin menyusuri lebih jauh tiap sudutnya. Pandanganku kini teralih kepada seorang anak yang sedang belajar, Dominic Prall namanya.

*

Dia adalah Dominic Prall, anak cerdas yang mencintai fisika dan astronomi. Usianya baru 9 tahun, tapi sudah menguasai konsep-konsep dasar Fisika seperti tekanan, tenggelam dan mengambang. Dia sangat akrab dengan penggunaan perangkat lunak tentang analisis data pada komputer dan bukunya. Dia juga seorang penyaji yang baik. Sungguh, dia memiliki pengetahuan besar terhadap sesuatu. Seperti kata kakeknya, Carl Wenning, Dominic adalah calon penerima Nobel Prize, satu hari nanti.

Dominic sekolah di rumah (home schooling). Bukan karena bermasalah, justru karena keluarganya punya visi. Visi masa depan untuk mewujudkan mimpi-mimpi. Ibunya yang bergelar Master yang mengajarinya langsung pelajaran Matematika, Bahasa, Etika dan beberapa subjek lain. Untuk Sains, terutama Fisika dan Astronomi, menjadi tanggung jawab kakeknya. Sejak usia dini, dia sudah diarahkan dan fokus mempelajari passionnya, fisika dan astronomi. Aku tidak tahu apakah sang Ibu pernah mendengar ungkapan al-ummu madrasatul ûlâ (Ibu adalah sekolah yang pertama (dan utama) atau tidak, yang jelas ungkapan itu ada dalam agama aku, Islam.

One day, he will get his Nobel Prize,” kepada aku Carl Wenning mengatakan itu dengan penuh kesungguhan dan keyakinan.

Apakah nanti Dominic Prall juga akan mendapatkan Nobel? Hanya waktu yang akan menjawabnya. Yang pasti, kini dia tinggal dan belajar di Illinois, tempat yang sama Obama pernah menjadi senator, belajar dan berkembang menjadi politisi yang telah mendapat Nobel. Tempat penuh mimpi terwujud.

Ah, Dominic, kakekmu sedang menitip mimpi kepadamu, menitip mimpi tentang Nobel Prize.

Mata aku tertuju ke jendela rumah. Pikiran ini kemudian melayang ke masa ketika Mama menceritakan tentang mimpinya. Mimpi menjadi guru.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

What a composition!!!

18 Jan
Balas

Terima kasih, Bu Nining. Sedang belajar :)

19 Jan
Balas



search

New Post