BURUNG HANTU SI KAMBING HITAM
Selalu saja dimulai dari ketidak puasan, rasa penasaran, rasa ingin tahu dan ingin mencoba yang baru. Seorang yang sudah memiliki pekerjaan tidaklah selalu puas dengan apa yang dia lakukan. Mungkin termasuk saya. Rutinitas sehari hari mengajar membuat kesepian ketika sepulang sekolah. Sepertinya harus ada sesuatu yang bias dilakukan. Itulah saya. Sebagai seorang anak petani punya keinginan untuk berkebun atau pergi ke sawah. Namun apa daya rumahpun di atas tanah 6 m x 10 m.
Allah memang maha pengasih, ditengah lamunan sepulang sekolah, tiba-tiba telpon bordering. Saya dengan sigap mengangkat HP Nokia Pholyponic hadiah dari seseorang. Si penelpon menawarkan kerjasama untuk menggarap sebidang tanah di daerah Burangkeng, Setu seluas 2000 meter persegi.
Haripun berlalu berdua sepakat akan menggarap tanah itu menjadi kolam ikan lele. Dengan modal patungan pembuatan kolam pun di mulai. Pekerjaan pertama adalah membuat kolam. Setelah kolam selesai sumur adalah pekerjaan berikutnya. Maklum kolam berada di tanah pekarangan yang kering dan jauh dari sumber air. Kolam ikan lele pun jadi. Sebanyak 2000 ekor bibit ikan lele kami tebar. Sekarang tidak ada lagi waktu kosong untuk melamun. Sepulang dari sekolah selalu ke kolam sekedar melihat dan memberi pakan lele. Untuk memelihara dan merawat kolam kesehariannya kami percayakan kepada seseorang di dekat lokasi.
Panen lele untuk yang kali pertama cukup menggembirakan. Dari penjualan lele itu kami belikan bibit lele untuk ditebar seteah memberi upah pemelihar kolam, sisanya untuk membeli umpan. Panen kedua dan ketiga cukup memuaskan. Keanehan terjadi pada masa panen yang keempat. Sebelum panen, tukang kebun yang biasa merawat kolam bercerita bahwa kalau malam hari sering ada burung hantu yang terbang di atas kolam. Ia sampaikan bahwa burung-burung itu kerap mengambil lele dari kolam sebagai santapannya. Panen keempat pun terlaksana dengan hasil yang meleset dari dugaan. Kami memaklumi, lele sering dimakan burung, sehingga hasil paenen menurun. Pada panen kelima hampir sama dengan panen ke empat, diluar dugaan hasil menurun. Ketika kami menjual lele ke penggepul di Burangkeng, si pengepul bercerita bahwa si pemelihara kolam sering menjual lele ke tempatnya. Dia tahu kalau si tukang pemelihara kolam kami, tidak memiliki peliharaan ikan di rumahnya.
Aneh memang cerita pemelihara kolam tentang burung hantu di daerah pingggiran kota. Setelah mendengar cerita dari pengepul lele, kami hanya bisa senyum-senyum berdua. Burung hantuuuu… Waktu adalah suatu hari tahun 2006 ketika Pak Irfak menelpon. Trimaksih untuk Pak Irfak, yang sudah mengajariku memelihara lele.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hmmm, Kecolongan neeeh ....