Aku Bukan 'Anak Jalanan Siais' Lagi Part 3
Created By : Jurung Harahap
(The author of the broken heart Stories)
Perlahan-lahan wajahku kelihatan pucat, semakin menguning langsat, terasa kaku disekujur tubuhku, lalu membungkuk, gemetar menggigil, akhirnya jadi layu bagaikan daun pisang matang merunduk ke bumi. Terasa hidup hampa di balik pembuktian bakal berharap meraih kebahagiaan di saat ini. Hingga akhirnya aku berjongkok di atas trotoar, sembari berlutut, bersujud memohon ampun kepada sang khalik sebagaimana sujud syukurku dulu saat lulus test CPNS sebagai seorang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa.
(Betapa sedih perasaan seseorang bila mana ia melihatku sedang bersedih saat itu. Selaksa turut pula merasakan apa yang sedang aku rasakan. Padahal aku tak bermaksud melibatkan orang lain. Ternyata semut api pun perduli, mempelototi aku sembari memanggut- manggutkan kaki dan kepalanya berkali-kali dari jeruji jembatan itu. Mereka selalu setia bersalaman satu sama lainnya sebagaimana tradisi mereka)
Gerangan apalah yang telah membuat wajahku begitu rela menunduk padahal sinar panas Matahari belum ada muncul di pagi ini? Aku lihat genangan-genangan air kecil beriak di atas trotoar. Air sisa-sisa hujan yang belum sempat mengering karena hari masih terlalu pagi, sebagaimana terlalu paginya juga bagi kita untuk melangsungkan pernikahan saat itu menurutku. Ternyata riakan itu adalah hasil dari timpaan tetesan-tetesan air mata penyesalanku. Aku ikhlaskan terus menetes beberapa saat agar mengurangi rasa pedih, perih dan getir hatiku. Biar termaafkan kesalahanku, berharap agar terhapus doda-dosa laluku. Malah yang kedengaran semakin isak tangis membahana dari dalam igauan mulutku beberapa menit lamanya. Terlalu berat untuk di kenang, kenangan indah dulu atas dasar alasan kerelaanku. Aku mentelantarkan cinta, menganggap kamu kan selalu setia walau aku tak selalu berkesempatan mendampingimu. Bercak perasaan rindu semakin berderai-berai untukmu sekarang. Mengapa aku begitu rela membiarkan kamu menikah yang seharusnya akulah yang jadi mempelai prianya saat itu! Mengapa kenangan pahit tak selalu mudah dibuang? Malah lebih sering membayang untuk dikenang. Mengapa aku terlalu bodoh untuk selalu mengukur indahnya pernikahan itu dari banyaknya Rupiah atau karena harus adanya pekerjaan tetapku saat itu? Padahal Rupiah maupun pekerjaan tetapku tidak bisa mengembalikan kenangan indah kita itu untukku sekarang. Malah tidak mudah mempertemukanku kembali bertahun-tahun lamanya dengan setangkai bunga. Walau tak seindah dulu, minimal setara atau bahkan mendekati, jadilah, biar aku jadikan bakalan new love story sebagai bakal pendamping hidupku!
(Bagaikan sebuah acting dari ekspresi penyesalan ada terjadi di atas trotoar jembatan di hari Senin pagi yang mulai cerah namun masih kelam saja di dalam hatiku)
Akhirnya aku duduk terkulai lemas di atas trotoar bersandarkan pada jeruji-jeruji jembatan. Mataku terpejam. Ruang-ruang hitam benakku terbayang dalam pada masa-masa kenangan silam. "Biarlah yang ku mampu hanya menafaktilasi nostalgia atau berreuni ingatan saja di sini untuk mengobati dahaga kerinduanku, sekalipun tak harus bersama kamu mendampingiku lagi, sayang!" Sahut benakku.
Satu persatu kenangan itu bermunculan dari disket maupun memory kadnya otakku.
"Bagaimanalah nasib keluarga abang kelak kalau kerja abang hanya, " Anjas" saja.....? Tanyakmu tegas di depanku saat itu di 120 bulan yang lalu. Kalimat ironimu itu masih mengiang di telingaku dari dulu hingga sekarang. Padahal aku bukan lagi pengangguran sekarang.
"Anja...s?" Panggilmu sekali lagi, mempertegas penuh tanda tanya.
"Anjas?" Maksudnya, dek?" Tanyaku balik mohon adanya penjelasan kejujuranmu.
"Anjas adalah.........
Bersambung........................

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cerita yg bagus. SEMANGAT PAGI, smg sehat dan sukses. Aamiin.
Makasih supportnya .Salam kenal kembali mba
Sukses selalu sahabat...
Terimakasih Pak Sucipto