Aku Bukan 'Anak Jalanan Siais ' Lagi Part 4
Created By : Jurung Harahap
(The author of the broken heart stories)
"Anjas adalah " Anak Jalanan Siais." Sebutan itu yang pantas untuk abang sekarang," paparmu tersenyum yang dipaksakan. Sejak saat itu kamu selalu memanggil kata "Abang Anjas" untukku. Wajah benci ada terpancar di raut mukamu menyatakan sebenarnya kamu kurang setuju bahwa Anjas itu adalah pekerjaan sia-sia yang tidak bisa di harapkan bakal kelak hidup bahagia bersamanya di masa depan nanti. Namun kamu tak berani memaksaku atau melarangku untuk menghentikan petualanganku. Bermodal ungkapan dengan kata-kata bijak usaha terakhirmu berhasil untuk menyadarkanku. Anjas itu termasuk membuang-buang waktu masa muda. Menyiksa diri karena menahankan rasa lapar yang telah berkeroncongan, merasakan capeknya berjalan kaki berkilo-kilo meter jauhnya tentu mengejangkan, panasnya ditimpa sinar Matahari berjam-jam lamanya mendemamkan, dinginnya ditimpa hujan kadang-kadang menggigilkan. Itulah pengalamanku dari sisi negatifnya sebagai Anjas. Aku jelaskan padamu sedeteil mungkin. Dari sisi positifnya Anjas itu adalah proses pencarian jati diri yang mana banyak berjalan banyak yang dilihat karena pengalaman adalah guru yang paling baik bakal bekal perbandingan hidup demi memgambil tindakan ke arah yang lebih baik di hari kemudian. Harapku memohon pengertian karena kamu seorang mahasiswi saat itu. Sejak saat itu akhirnya nama Anjas populer bagiku.
Aku akui sejujurnya. Aku, seorang pemuda yang kerjanya berpetualang. Menjelajahi sepanjang jalan yang ada di kecamatan Siais, Tapanuli-Selatan dengan berjalan kaki. Di punggungku selalu tergendong sebuah tas yang pasti berisi lengkap alat-alat pancing dan sebilah pisau. Sebuah handuk dan sepasang pakaian pengganti. Kadang aku bawa juga beberap kilo gram beras yang di dampingi beberapa bungkus Indomi. Bila perut terasa berkeroncong. Aku singgah di rumah makan jika ada di jumpai disepanjang jalan. Jika aku berada di dalam hutan atau di kawasan kebun penduduk. Aku nompang memasak dengan mereka. Seandainya mereka memberi aku makanan, aku akan bayar atau aku berikan sekilo beras atau beberapa bungkus Indomi sebagai penggantinya. Yang jelas aku tak mau makan gratis dan tak pernah takut akan mati kelaparan selama dalam berpetualangan.
Bersambung..........
Special thanks to Mafud Roy in Anjas.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aku tak takut kelaparan aku tak takut makan gratis, keren pak, salam kenal salam literasi, kita saling kunjung dan follow yaa pak
Salam kembali mba...