Jerebu
MASIH INGAT?
Siapa yang masih ingat berapa lama kita dilanda jerebu?
Siapa masih terkenang peritnya menghirup udara yang berbau asap selama musim jerebu?
Siapa masih dapat merasakan betapa tertekannya hidup tak dapat melihat matahari dan birunya langit?
Kemudian Allah tarik bala musibah jerebu dan mengembalikan nikmat udara segar dan keindahan alam saujana..
Kita pun bersyukur.
Dan haripun berlalu.
Bulan demi bulan.
Keadaan terlihat seolah-olah musibah itu tak pernah berlaku.
Syukur pun berhenti. Mungkin terlupa. Tak rasa apa.
Kita lupa betapa walau sekadar satu nikmat itu pun sukar untuk kita terus syukuri.
Mungkin kerana itulah perkataan nikmat (نِعْمَة) di dalam ayat berikut disebut dalam bentuk satu (mufrad aka singular), tidak berbentuk ganda (jama' aka plural), sama ada Ni'am (نِعَم) atau An'um (أَنْعُم),
Allah sebut,
وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا
Dan seandaikan kalian cuba menghitungkan (walau hanya) satu nikmat Allah, kalian tidak akan dapat mengiranya
[An-Nahl(16):18]
Pada satu sahaja nikmat Allah, terdapat terlalu banyak hikmah dan kebaikan yang kita rasakan sehinggakan ada yang tak dapat kita bayangkan dan ada yang kemudiannya kita lupa.
Sedangkan Allah berterusan mengurniakan nikmat tersebut kepada kita..
Mungkin sahaja setiap ujian yang kita sedang rasakan sekarang adalah hasil kita berputus asa dari mensyukuri nikmatnya yang tak pernah putus.
Bersyukurlah. Dan jangan berhenti bersyukur.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar