Taromar Siregar,S.Pd

Guru di Salah satu Sekolah Dasar di Lingkungan Pemerintahan Kota Padangsidempuan...

Selengkapnya
Navigasi Web

Tuhan Datang Malam ini

Tuhan Datang Malam Ini

Tuhan datang malam ini

di gudang gulita yang cuma dihuni cericit tikus

dan celoteh sepi.

Ia datang dengan sebuah headline yang megah:

“Telah kubredel ketakutan dan kegemetaranmu.

Kini bisa kaurayakan kesepian dan kesendirianmu

dengan lebih meriah.”

Dengar, Tuhan melangkah lewat dengan sangat gemulai

di atas halaman-halaman yang hilang

dan rubrik-rubrik terbengkelai.

Malam menebar debar.

Di sebuah kolom yang rindang, kolom yang teduh

ia kumpulkan huruf-huruf yang cerai-berai

dan merangkainya menjadi sebuah komposisi kedamaian.

Namun masih juga ia cabar:

“Kenapa ya aku masih kesepian.

Seakan tak bisa damai tanpa suara-suara riuh

dan kata-kata gaduh.”

“Mungkin karena kau terlampau terikat

pada makna yang berkelebat sesaat,”

demikian seperti telah ia temukan jawaban.

Begitulah, ia hikmati malam yang cerau

dan mencoba menghalau galau dan risau.

Dibetulkannya rambut ranggas yang menjuntai

di atas dahi nan pasai.

Dibelainya kumis kusut dan cambang capai

yang menjalar di selingkar sangsai.

Sementara di luar hujan dan angin berkejaran

menggelar konvoi kemurungan.

Lalu diambilnya pena, dicelupkannya pada luka

dan ditulisnya:

Saya ini apalah Tuhan.

Saya ini cuma jejak-jejak kaki musafirpada serial catatan pinggir;

sisa aroma pada seonggok beha;

dan bau kecut pada sisa cinta.

Saya ini cuma cuwilan cemas kok Tuhan.

Saya ini cuma seratus hektar halaman suratkabar

yang habis terbakar;

sekeping puisi yang terpental

dilabrak batalion iklan.

Dan Tuhan datang malam ini

di gudang gelap, di bawah tanah, yang cuma dihuni

cericit tikus dan celoteh sepi.

Ia datang bersama empat ribu pasukan,

lengkap dengan borgol dan senapan.

Dengar, mereka menggedor-gedor pintu dan berseru:

“Jangan halangi kami. Jangan lari dan sembunyi.

Kami cuma orang-orang kesepian.

Kami ingin bergabung bersama Anda

di sebuah kolom yang teduh, kolom yang rindang.

Kami akan kumpulkan senjata

dan menyusunnya jadi sebuah komposisi kebimbangan.

Sesudah itu perkenankan kami sita dan kami bawa

semua yang Anda punya, sungguhpun cuma

berkas-berkas tua dan halaman-halaman kosong semata.”

Tuhan, mereka sangat ketakutan.

Antarkan mereka ke sebuah rubrik yang tenang.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Puisinya keren pak, semoga segala harapan segera tercapai, sukses selalu pak,saya follow ya pak.

08 Oct
Balas

Makasih bu.. Saya follow back

09 Oct



search

New Post